Bola.com, Jakarta - Etika kerap kali berkaitan dengan moralitas. Etika merupakan baik buruk tingkah laku yang mengandalkan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salah.
Menurut satu di antara tokoh pendidikan di Indonesia sekaligus pendiri beberapa universitas di Indonesia, Soegarda Poerbakawatja menjelaskan pengertian etika adalah sebuah filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan.
Baca Juga
Advertisement
Cabang ilmu filsafat memandang etika sebagai bagian dari nilai-nilai, norma, dan akhlak.
Seseorang dengan etika secara tidak langsung dapat menunjukkan intelektualitas atau pengetahuannya. Etika selalu berkaitan dengan cara pandang dari sisi batin manusia.
Etika akan berlangsung meski tidak ada siapa pun yang menyaksikannya. Pasalnya, etika dapat mengatur perilaku manusia kepada manusia yang lainnya.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang etika, disadur dari Liputan6, Jumat (24/6/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
1. Aristoteles (Filsuf Yunani)
Etika dibagi menjadi dua, yakni Terminius Technikus dan Manner and Custom. Terminius Technikus adalah etika yang dipelajari sebagai ilmu pengetahuan dengan mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia.
Sedangkan Manner and Custom adalah pembahasan etika yang berhubungan atau berkaitan dengan tata cara serta adat kebiasaan yang melekat pada kodrat manusia yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.
2. W. J. S. Poerwadarminto (Pengarang buku Kamus Umum Bahasa Indonesia)
W. J. S. Poerwadarminto berpendapat, pengertian etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral.
3. Prof. DR. Franz Magnis Suseno (Guru Besar Emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara)
Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.
Advertisement
Mengenal Etika Lebih Jauh
Asal kata etika adalah ethikos dalam bahasa Yunani. Merujuk serapan bahasa Yunani tersebut, arti dari etika adalah timbul dari kebiasaan.
Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Munculnya etika terjadi saat manusia merefleksikan unsur-unsur etis ke dalam pendapat-pendapat yang spontan. Kebutuhan akan refleksi tersebut bisa dirasakan, karena pendapat etis bisa saja berbeda dengan pendapat orang lain.
Itulah mengapa akhirnya dibutuhkan etika, di mana tujuannya untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan oleh manusia.
Objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Beda dengan ilmu-ilmu lain yang mempelajari tingkah laku manusia, sudut pandang etika adalah sudut pandang normatif.
Jadi, etika melihat dari sudut baik atau buruk suatu perbuatan manusia. Etika memiliki fungsi sebagai tempat mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan beragam kedaan moralitas yang membingungkan.
Selain itu, etika menunjukan adanya keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual adalah sebuah keterampilan untuk berargumentasi dengan rasional dan kritis.
Lalu etika berfungsi untuk orientasi etis, di mana sangat diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang wajar dalam kondisi luralism.
Berikut ciri-ciri etika yang perlu diketahui:
1. Sifat dari absolut atau mutlak.
2. Etika untuk menilai baik atau buruknya perilaku seseorang.
3. Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.
4. Etika juga berkaitan dengan cara pandang dari sisi batin manusia.
5. Kemudian, etika akan selalu berlaku meski tidak ada orang lain yang menyaksikan.
Jenis-Jenis Etika
1. Etika Filosofis
Etika yang bersumber dari aktivitas berpikir yang dilakukan manusia adalah jenis etika filosofis. Selain itu, bisa juga disebut etika adalah bagian dari filsafat. Filsafat adalah salah satu bidang ilmu yang mengutamakan tentang pikiran manusia. Jadi filsafat ini dalam etika juga dapat dibagi lagi menjadi dua sifat yaitu empiris dan non empiris.
2. Etika Deskriptif
Etika Deskriptif merupakan usaha menilai tindakan berdasarkan pada ketentuan atau norma baik buruk yang tumbuh dalam kehidupan bersama di dalam masyarakat. Etika deskriptif menempatkan kebiasaan yang sudah ada di dalam masyarakat sebagai acuan etis.
Adapun yang termasuk dalam etika deskriptif adalah pendirian-pendirian mengenai baik dan buruk, norma-norma kesusilaan yang pernah berlaku, dan cita-cita kesusilaan yang dianut oleh bangsa-bangsa tertentu apakah terjadi penerimaan dan bagaimana pengolahannya.
3. Etika Normatif
Etika normatif mendasarkan diri pada sifat hakiki kesusilaan bahwa di dalam perilaku serta tanggapan-tanggapan kesusilaannya, manusia menjadikan norma-norma kesusilaan sebagai panutannya.
Etika normatif tidak dapat sekadar melukiskan susunan-susunan formal kesusilaan, namun juga menunjukkan perilaku manakah yang baik buruk. Contoh dari etika normatif adalah etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
4. Etika Deontologi
Etika Deontologi merupakan suatu tindakan dinilai baik buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban, artinya tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan.
Sebaliknya suatu tindakan dinilai buruk secara moral karena tindakan itu memang buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Etika deontologi menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat untuk bertindak sesuai dengan kewajiban.
5. Etika Teleologi
Etika Teleologi menilai baik buruk suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat dari tindakan tersebut, sehingga suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan baik dan mendatangkan akibat baik.
Advertisement
Manfaat Etika yang Perlu Diketahui
Ada berbagai manfaat yang bisa diambil dari sebuah etika. Dengan etika, maka manusaia dapat menolong suatu pendirian yang ada di antara beragam pandangan dan moral.
Lalu, etika juga berguna untuk membedakan yang mana yang tidak boleh dirubah dan yang mana yang boleh dirubah.
Selain itu, etika juga dapat menyelesaikan masalah-masalah moralitas maupun keadaan sosial lainnya yang membuat bingung suatu masyarakat dengan adanya pemikiran yang sistematis dan kritis.
Lalu, etika juga akan menggunakan suatu nalar sebagai dasar pijak, tidak menggunakan suatu perasaan yang dapat merugikan banyak orang. Etika berpikir dan bekerja dengan sistematis dan teratur. Etika juga bisa menyelidiki suatu masalah hingga ke akar-akarnya, alias tidak hanya karena sekadar ingin tahu tanpa dipedulikan.
Disadur dari Liputan6.com (Penulis: Laudia Tysara/Editor: Rizky Mandasari. Published: 27/5/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.