Bola.com, Jakarta - Masih banyak yang menganggap GERD dan mag merupakan gangguan kesehatan yang sama. Faktanya, keduanya berbeda. Kendati GERD dan mag sama-sama menyebabkan nyeri ulu hati.
Keduanya juga memiliki gejala yang hampir mirip, yakni nyeri pada ulu hati, mual, dan muntah.
Advertisement
Namun, perlu diketahui, GERD dan mag memiliki kondisi yang berbeda.
GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit saluran cerna bagian atas yang terjadi karena asam lambung dengan derajat keasaman yang tinggi naik ke kerongkongan.
Sedangkan, mag atau secara medis dikenal dengan istilah gastritis merupakan peradangan, iritasi, atau erosi yang terjadi pada lapisan lambung. Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba (akut) atau kronis.
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian GERD, ketahui pula, penyebab, gejala, dan cara mencegahnya, disadur dari Klikdokter, Jumat (1/7/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian GERD
Berikut penjelasan apa itu penyakit GERD:
Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah penyakit kronis pada sistem pencernaan.
Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus (kerongkongan). Hali ini terjadi akibat melemahnya sfingter (katup). Hal tersebut bisa menyebabkan iritasi pada esofagus.
Dalam keadaan normal, makanan seharusnya masuk ke mulut menuju sfingter esofagus bagian bawah.
Katup akan menutup kencang saat makanan sudah masuk ke lambung untuk mencegah isi lambung kembali ke esofagus.
Di sana, makanan umumnya akan bertahan selama 3-4 jam untuk dicerna.
Namun, pada kasus penyakit GERD terdapat kelainan berupa kendur (relaksasi) atau lemahnya sfingter esofagus bagian bawah.
Akibatnya, makanan yang sudah ditampung di lambung naik kembali ke kerongkongan atau bisa saja hanya berupa cairan asam lambungnya.
Ketika asam lambung atau makanan naik kembali ke kerongkongan, umumnya penderita mengalami sensasi terbakar atau panas di dada.
Advertisement
Penyebab GERD
Penyebab GERD adalah kegagalan relaksasi cincin (sfingter) yang bertugas mengatur proses buka-tutup pintu/klep yang menghubungkan esofagus bawah dengan lambung.
Sfingter merupakan cincin serat otot yang terletak di sekitar permukaan dalam tubuh. Fungsinya untuk mengatur perjalanan zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kelemahan sfingter bisa terjadi dengan sendirinya pada wanita hamil atau orang yang obesitas.
Selain itu, pengidap asma, diabetes, skleroderma, dan penyakit hiatus hernia rentan terkena GERD.
Ada beberapa makanan yang dapat menjadi faktor yang memicu GERD, antara lain kopi, alkohol, cokelat, makanan yang digoreng, saus tomat, serta bawang putih dan merah.
Hal lain yang dapat meningkatkan risiko penyakit refluks gastroesofagus adalah kebiasaan buruk yang dilakukan secara sadar maupun tidak, seperti:
- merokok
- kebiasaan mengonsumsi makanan dalam waktu tiga jam sebelum tidur
- mengurangi porsi makan yang dikonsumsi
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin, juga dapat meningkatkan risiko GERD.
Gejala GERD
Seperti disampaikan di atas, GERD biasanya memiliki gejala yang mirip dengan penyakit mag.
Meski demikian, berikut beberapa gejala GERD yang perlu Anda waspadai, antara lain:
- Sensasi terbakar di dada yang terkadang menjalar ke kerongkongan. Rasa terbakar ini dapat berlangsung selama dua jam.
- Umumnya, sensasi terbakar memberat setelah makan. Berbaring juga dapat memperberat gejala ini.
- Sensasi tersebut bisa juga disertai dengan rasa asam atau pahit di mulut.
- Nyeri dada
- Sulit menelan
- Nyeri tenggorokan dan suara serak
- Mual atau muntah
- Bau mulut
- Kesulitan bernapas
- Sensasi adanya benjolan di tenggorokan
- Batuk kering berkepanjangan
Advertisement
Tips Mencegah GERD
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah GERD:
- Hindari makan menjelang tidur. Sebaiknya makan malam terakhir tiga jam sebelum pergi tidur.
- Hindari juga konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu GERD. Misalnya makanan pedas, asam, berminyak serta minuman bersoda
- Mengonsumsi makanan dengan porsi yang kecil.
- Berhentilah merokok.
- Jaga agar berat badan tetap ideal. Jika Anda memiliki masalah dengan kelebihan berat badan, lakukan diet sehat agar Anda terhindar dari GERD. Bila perlu, berkonsultasilah pada ahli gizi.
- Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat. Pakaian tersebut dapat menekan perut dan sfingter esofagus, sehingga memudahkan terjadinya GERD.
Disadur dari: Klikdokter.com
Dapatkan artikel pengertian dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.