Bola.com, Jakarta - Kata 'anemia' sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Anemia diketahui orang banyak sebagai gangguan kesehatan yang terjadi akibat kurang darah.
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, anemia ialah (penyakit) kekurangan kadar hemoglobin di dalam darah; kekurangan butir darah merah.
Advertisement
Mengalami anemia dapat membuat seseorang merasa lelah dan lemas. Orang dengan berbagai tingkatan usia, laki-laki maupun perempuan bisa mengidap anemia.
Namun, anemia berpotensi lebih besar terjadi pada beberapa kasus, seperti lansia di atas usia 65 tahun, wanita hamil yang tidak mengonsumsi asam folat, wanita yang belum menopause, mengidap kondisi kronis, dan riwayat keluarga (orang dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat anemia yang diturunkan).
Ada berbagai jenis dari anemia, dan masing-masing memiliki penyebab yang berbeda. Anemia dapat terjadi sementara atau dapat menetap selama jangka panjang, dan memiliki derajat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat.
Berikut penjelasan lebih dalam mengenai pengertian anemia, penyebab, jenis-jenis, dan cara mencegahnya, disadur dari Klikdokter, Senin (4/7/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian dan Penyebab Anemia
Pengertian Anemia
Anemia merupakan kondisi di mana seseorang tidak memiliki sel darah merah dalam jumlah yang cukup untuk mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan yang terdapat di dalam tubuh.
Penyebab Anemia
Tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah, yakni sel darah putih untuk melawan infeksi, trombosit untuk membantu pembekuan darah, dan sel darah merah untuk menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, sebuah protein kaya zat besi yang memberi warna merah pada darah.
Hemoglobin membuat sel darah merah mampu mengantarkan oksigen dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya, dan mengangkut karbon dioksida dari seluruh bagian tubuh ke paru-paru agar dapat dikeluarkan dari tubuh.
Sebagian besar sel darah, termasuk sel darah merah, diproduksi secara reguler di sumsum tulang, yang merupakan material berkonsistensi menyerupai spons yang terdapat pada celah dari banyak tulang besar.
Untuk memproduksi hemoglobin dan sel darah merah, tubuh membutuhkan zat besi, vitamin B12, asam folat, dan berbagai zat gizi lainnya dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Anemia terjadi apabila seseorang tidak memiliki sel darah merah dalam jumlah yang cukup. Hal ini dapat terjadi apabila:
- Tubuh tidak memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang cukup.
- Perdarahan, yang menyebabkan seseorang untuk kehilangan sel darah merah lebih cepat dibandingkan jumlah sel darah merah yang diproduksi.
- Tubuh menghancurkan sel darah merah.
Advertisement
Jenis-Jenis Anemia
Ada beberapa jenis anemia, sebagai berikut:
1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan tipe anemia yang tersering di seluruh dunia. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh rendahnya kadar zat besi di dalam tubuh.
Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Tanpa zat besi dalam jumlah yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang cukup untuk membentuk sel darah merah.
Tanpa suplementasi zat besi, anemia jenis ini dapat terjadi pada wanita hamil.
Selain itu, anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh kehilangan darah. Misalnya akibat perdarahan menstruasi yang berat, ulkus, kanker, atau penggunaan rutin dari obat-obatan tertentu seperti aspirin.
2. Anemia defisiensi vitamin tertentu
Selain zat besi, tubuh membutuhkan asam folat dan vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang sehat dalam jumlah cukup.
Pola makan yang rendah akan zat tersebut dan beberapa nutrisi penting lainnya dapat menyebabkan produksi sel darah merah menjadi berkurang.
Sebagai tambahan, sebagian orang dapat mengonsumsi vitamin B12 dalam jumlah cukup, tetapi tubuh tidak dapat memproses vitamin tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi vitamin, yang disebut anemia pernisiosa.
3. Anemia penyakit kronis
Beberapa penyakit, seperti kanker, HIV/AIDS, artritis reumatoid, penyakit ginjal, dan sebagainya, dapat memengaruhi produksi sel darah merah.
Jenis-Jenis Anemia
4. Anemia aplastik
Anemia yang langka dan mengancam jiwa ini dapat terjadi apabila tubuh tidak memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang cukup.
Penyebab anemia aplastik mencakup infeksi, konsumsi pengobatan tertentu, penyakit autoimun, dan paparan terhadap bahan kimia yang beracun.
5. Anemia terkait penyakit sumsum tulang
Serangkaian penyakit, seperti leukemia dan myelofibrosis, dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi produksi sel darah di sumsum tulang.
Dampak dari penyakit tersebut dapat bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa.
6. Anemia hemolitik
Anemia pada kelompok ini dapat terjadi saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dibandingkan penggantiannya oleh sumsum tulang.
Beberapa penyakit darah tertentu dapat mempercepat penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan atau terjadi pada usia dewasa.
7. Anemia sel sabit
Anemia yang diturunkan ini satu di antara jenis anemia hemolitik bawaan. Kondisi ini disebabkan oleh hemoglobin defektif yang membuat sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit.
Sel-sel yang berbentuk ireguler tersebut mengalami kematian prematur, yang kemudian menyebabkan kekurangan sel darah merah yang kronis.
Advertisement
Cara Mencegah Anemia
Sebagian jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, untuk sebagian jenis lainnya, beberapa strategi pencegahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Mengonsumsi diet yang kaya vitamin dan mineral
Sebagai contoh, anemia defisiensi besi dan anemia defisiensi vitamin dapat dihindari dengan mengonsumsi diet yang mencakup berbagai vitamin dan zat gizi, termasuk zat besi (daging, kacang-kacangan, sereal yang difortifikasi zat besi, dan sayuran hijau), asam folat (buah-buahan, jus buah, sayuran hijau, kacang polong, kacang-kacangan, serta produk gandum seperti roti, sereal, pasta, dan nasi), vitamin B12 (daging, produk susu, sereal yang difortifikasi, dan produk kedelai), dan vitamin C (buah sitrus, brokoli, tomat, melon, dan stroberi).
2. Mempertimbangkan konseling genetik
Pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan anemia yang diturunkan, seperti anemia sel sabit atau talasemia, mendiskusikan risiko untuk mengalami dan menurunkan kondisi tersebut dengan dokter atau konselor genetik dapat merupakan satu di antara pilihan.
3. Menghindari tertular malaria
Anemia dapat menjadi satu di antara komplikasi dari malaria. Seseorang yang berencana untuk bepergian ke area di mana malaria sering terjadi disarankan untuk berdiskusi dengan dokter terkait perlunya konsumsi obat-obatan preventif dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk membatasi paparan terhadap nyamuk.
Disadur dari: Klikdokter.com
Dapatkan artikel kesehatan dari berbagai topik lain dengan mengeklik tautan ini.