Bola.com, Jakarta - Belakangan ini mungkin Anda kerap mendengar kata 'serangan panik'. Mungkin ada orang terdekat Anda yang mengalaminya, atau Anda sendiri pernah dan sedang berjuang melawan serangan panik (panic attack) ini.
Serangan panik erat kaitannya dengan kondisi kejiwaan atau mental seseorang. Jadi, serangan panik termasuk gangguan kesehatan mental alih-alih fisik.
Advertisement
Hanya, ada kondisi-kondisi gangguan kesehatan fisik tertentu yang dapat memicu munculnya serangan panik.
Penyebab dan gejala serangan panik berbeda dari masing-masing orang yang mengalaminya. Namun, beberapa di antaranya yang kerap dirasakan saat serangan panik muncul, yakni mual, pusing, berkeringat, jantung berdetak cepat, dan muncul perasaan ketakutan luar biasa.
Kebanyakan serangan panik terjadi tanpa dapat diprediksi dan berlangsung selama beberapa menit.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini pengertian serangan panik, penyebab, dan gejalanya, serta bedanya dengan gangguan kecemasan, disadur dari Klikdokter, Rabu (6/7/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Serangan Panik
Pengertian Serangan Panik
Serangan panik (panic attack) adalah serangan perasaan takut yang terjadi secara mendadak dan tiba-tiba. Kondisi ini biasanya muncul tanpa alasan yang tidak jelas. Serangan panik ini dapat menyerang kapan saja, bahkan ketika sedang tidur.
Penderita serangan panik sering merasa seperti terkena serangan jantung atau akan mati mendadak. Bahkan orang yang mengalami serangan panik bisa mengira dirinya sedang sekarat karena merasa mengalami serangan jantung.
Seseorang yang mengalami serangan panik sering kali merasa bahwa ia tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengubah situasi yang dialaminya.
Seseorang yang mengalami serangan panik juga dapat merasa terancam saat berada dalam kondisi atau lingkungan tempat dia berada. Bila sudah parah, pengidap bahkan bisa menutup diri dari interaksi sosial.
Penyebab Serangan Panik
Gejala fisik dari serangan panik disebabkan karena tubuh mengalami mode ‘fight or flight’ (melawan atau terbang). Tubuh berusaha menghirup oksigen lebih banyak sehingga pernapasan menjadi lebih cepat.
Hormon adrenalin juga dihasilkan tubuh sehingga denyut jantung menjadi lebih cepat dan otot-otot menjadi tegang.
Serangan panik diduga merupakan respons yang diberikan tubuh sebagai bentuk pertahanan karena tubuh merasa terancam.
Beberapa faktor yang dicurigai sebagai pemicu hal ini antara lain trauma, stres, emosi negatif, konsumsi kafein berlebihan, dan lain sebagainya.
Perlu diketahui juga, serangan panik bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikendalikan. Maka itu, serangan panik umumnya tidak disengaja dan terjadi tanpa aba-aba.
Serangan ini bisa saja muncul secara tak terduga, baik dalam kondisi tenang maupun cemas.
Advertisement
Gejala Serangan Panik dan Perbedaan dengan Gangguan Kecemasan
Gejala Serangan Panik
Serangan panik dapat menunjukkan gejala yang cukup bervariasi, seperti:
- Jantung berdetak cepat (palpitasi) dan tidak teratur, nyeri dada, sesak napas
- Merasa lemah atau akan pingsan
- Berkeringat
- Gemetaran
- Sensasi tersedak
- Mual, pusing
- Jari kesemutan atau kebal
- Telinga berdenging
- Rasa ketakutan
Gejala ini terkadang dianggap sebagai serangan jantung dan penderita sering merasa akan segera mati. Namun, gejala serangan panik biasanya hanya berlangsung selama 5–20 menit.
Kendati gejala yang muncul tampak serius, sebenarnya hal tersebut tidak berbahaya.
Beda Serangan Panik dengan Gangguan Kecemasan
Dilansir dari situs Anxiety and Depression Association of America, serangan panik ini bukan gangguan kecemasan. Hal yang membedakan adalah intensitas dan lamanya gejala terjadi.
Serangan panik biasanya mencapai puncak gangguan dalam durasi 10 menit kemudian gejalanya mereda. Selain itu, pengidap memiliki kecenderungan untuk meniru orang-orang yang memiliki penyakit kronis seperti jantung atau gangguan pernapasan.
Hal ini karena saat mengalami serangan, penderita kerap merasa dirinya memiliki penyakit tersebut. Biasanya, penderita serangan panik sering melakukan kunjungan ke dokter untuk memeriksakan diri, padahal kondisinya baik-baik saja.
Disadur dari: Klikdokter.com
Dapatkan artikel kesehatan mental dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.