Bola.com, Jakarta - Parenting merupakan satu di antara hal penting dalam tumbuh kembang anak. Dengan adanya parenting, anak akan mendapat bimbingan dan arahan dari setiap orang tua mulai dari masih dalam kandungan hingga anak menjadi mengerti akan arti kehidupan.
Parenting atau pola asuh orang tua terhadap anak meliputi memenuhi kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, dan juga memenuhi kebutuhan psikologi yakni kasih sayang, rasa aman, serta bersosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa hidup selaras dengan lingkungannya.
Baca Juga
Advertisement
Perlu diketahui bahwa anak termasuk individu unik yang mempunyai eksistensi dan memiliki jiwa sendiri, serta mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan iramanya masing-masing yang khas.
Masa kehidupan anak sebagian besar berada dalam lingkup keluarga maka dari itu pola asuh orang tua terhadap anak menentukan dan memengaruhi kepribadian dan perilaku anak.
Agar lebih paham lagi, berikut jenis-jenis parenting, disadur dari Merdeka, Selasa (19/7/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Parenting
1. Authoritarian Parenting
Pengasuhan ini mengombinasikan tingginya demandingness/control dan rendahnya acceptance/ responsive.
Orang tua memaksakan peraturan, mengharapkan kepatuhan yang ketat, jarang menjelaskan mengapa anak harus memenuhi peraturan-peraturan tersebut, dan biasanya mengandalkan taktik kekuasaan seperti hukuman fisik untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Authoritative Parenting
Orang tua authoritative lebih flexibel, sebab meski mereka mengendalikan dan menggunakan kontrol, mereka juga menerima dan responsif. Orang tua membuat peraturan yang jelas dan konsisten melakukannya, mereka juga menjelaskan rasionalisasi dari peraturan orang tua dan pembatasannya.
Hal ini berarti orang tua memberi anak pengertian yang masuk akal mengenai aturan dan batasan yang diberlakukan. Meski orang tua mutlak yang mengambil keputusan, orang tua tetap berinteraksi dengan menghormati pendapat anak.
3. Permissive Parenting
Pola asuh permisif merupakan bentuk pengasuhan di mana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orang tua.
Pola asuh permisif memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong anak untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri.
Dengan pola asuh seperti ini, anak mendapat kebebasan sebanyak mungkin dari keluarganya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.
Advertisement
Jenis-Jenis Parenting
4. Neglectful Parenting
Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu orang tua umumnya banyak digunakan untuk keperluan ekonomi seperti bekerja dan kadang kala mereka terlalu hemat biaya untuk anak mereka.
Orang tua yang depresi adalah termasuk kategori ini, mereka cenderung menelantarkan anak-anak mereka secara fisik dan psikis. orang tua yang depresi tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada anaknya.
Dampak dari pola asuh ini yaitu akan menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsive, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self ekstrem (harga diri) yang rendah, sering membolos, dan sering bermasalah dengan teman-temannya.
5. Overprotective Parenting
Pola asuh di mana orang tua memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap kehidupan anak. Lebih dari pola asuh otoriter, orang tua dengan pola asuh ini sangat khawatir apabila kebutuhan anaknya tidak terpenuhi, takut dan cemas hal yang tidak baik terjadi pada anaknya.
Contohnya, orang tua memarahi anaknya jika bergaul dengan anak tetangga karena takut menjadi nakal. Orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk pergi camping, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Hal ini membuat anak menjadi tidak bebas. Anak akan mengalami terlalu banyak larangan yang menghambat aktivitas mereka.
Akibatnya, mereka lebih banyak menghabiskan masa bermainnya di dalam rumah. Dalam jangka panjang anak-anak tipe ini akan lebih mudah bergantung pada orang lain, mudah menjadi cemas, kurang dewasa, tidak dapat menyelesaikan hal mendasar.
Â
Disadur dari:Â Merdeka.com (Penulis:Â Novi Fuji Astuti. Published: 12/6/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.