Bola.com, Jakarta - Saat ini cacar monyet (monkeypox) menjadi satu di antara penyakit yang mendapatkan perhatian dan perbincangan di tengah masyarakat.
Cacar monyet telah dilaporkan di sejumlah negara dan pada 23 Juli 2022 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit ini dalam status public health emergency of international concern (PHEIC).
Baca Juga
Advertisement
Ini merupakan keadaan luar biasa yang mempunyai risiko kesehatan masyarakat pada negara lain karena penularan internasional.
Awalnya, penyakit ini berstatus endemi hanya di Afrika dengan dua galur, yaitu "west African clade" dan galur "Congo Basin clade", yang juga dikenal "central African clade".
Cacar monyet merupakan infeksi virus yang memiliki gejala mirip dengan cacar air, yaitu munculnya bintil berair pada kulit. Penyakit ini dapat berubah menjadi nanah serta menimbulkan benjolan pada leher, ketiak, serta selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa, anak, maupun bayi. Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada 1958 dan kasus pertama cacar monyet pada manusia ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik Congo.
Hingga saat ini belum ada pengobatan untuk cacar monyet. Untuk itu, masyarakat Indonesia diminta untuk tetap wasapada dan menerapkan hidup sehat.
Berikut ini penjelasan mengenai penyakit cacar monyet, yang perlu dipahami demi mengantisipasinya, dilansir dari laman indonesiabaik.id dan semarangkota.go.id, Senin (25/7/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab
Cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox.
Di samping itu, dapat juga terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, ditandai dengan bintil bernanah di kulit.
Advertisement
Cara Penularan
Awalnya, penularan cacar monyet terjadi dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan. Kemudian penularan dapat terjadi juga akibat terkena cairan tubuh dari hewan yang terkontaminasi. Namun, saat ini penularan cacar monyet berkembang menjadi manusia ke manusia melalui berbagai media.
Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.
Di sisi lain, beberapa kalangan menyebutnya cacar monyet tidak dikelompokkan sebagai infeksi menular seksual. Namun, dalam banyak kasus, dapat menular melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seks.
Gejala
Pada sebagian besar kasus gejalanya ringan seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan bentol kemerahan di kulit yang bisa sembuh sendiri.
Gejala cacar monyet akan muncul 5-21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair.
Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala lain yang dapat timbul yaitu demam, letih atau lemas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot. Gejala awal cacar monyet dapat berlangsung selama 1-3 hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai.
Mengalami gejala akibat cacar monyet terdiri dari dua fase yaitu: Fase invasi atau pra-erupsi. Fase invasi yang biasanya akan terjadi selama lima hari. Kemunculan gejala pertama yang akan menurunkan kesehatan tubuh seseorang adalah demam sehingga suhu tubuh dapat mencapai 38,5-40,5 derajat Celcius.
Pada fase ini demam akan disertai dengan beberapa gejala lainnya seperti keringat dingin, kondisi tubuh yang menggigil, badan mulai lemas, nyeri punggung, nyeri otot, sakit kepala, terjadi pembesaran kelenjar getah bening terutama pada bagian leher dan rahang.
Lalu fase yang kedua adalah fase erupsi kulit. Fase erupsi kulit terjadi pada 1-3 hari setelah demam mulai berlangsung.
Gejala cacar monyet pada fase ini dapat memunculkan ruam pada kulit sehingga akan terlihat kemerahan dari bagian wajah hingga seluruh tubuh. Ruam kulit nantinya perlahan-lahan akan berubah menjadi bintik berisi air seperti nanah dan jika sembuh akan berbekas seperti luka koreng.
Advertisement
Langkah Pencegahan
- Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, terutama sebelum memasak atau mengolah makanan, sebelum makan, sebelum menyentuh hidung atau mata, dan sebelum membersihkan luka.
- Menghindari berbagi penggunaan alat makan dengan orang lain, juga tidak menggunakan barang yang sama dengan orang yang terinfeksi cacar monyet.
- Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi dagingnya.
- Memasak bahan makanan, terutama daging, hingga matang.
- Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang diduga terinfeksi virus cacar monyet, segera hubungi dokter hewan dan jangan biarkan hewan tersebut berkeliaran. Penting untuk diingat, gunakan sarung tangan dan masker sebelum kontak dengan hewan peliharaan tersebut.
Sumber: indonesiabaik.id, semarangkota.go.id
Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini.