Bola.com, Pretoria - Sahari Dumaini Sinamo memohon perhatian dari Pemerintah Republik Indonesia (RI), terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dia masih bertanding dengan panji-panji Merah Putih.
Sahari Dumaini Sinamo adalah lifter wanita asal Indonesia yang menetap di Afrika Selatan. Dia sudah tinggal di sana sejak sembilan tahun yang lalu atau 2019.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
Atlet kelahiran Medan, Sumatera Utara itu mengaku telah mengikuti berbagai kejuaraan angkat besi internasional selama empat tahun belakangan dan meraih sejumlah medali.
Sahari Dumaini Sinamo berhasil meraih medali perak 2018 IWF Masters World Championships di Barcelona, Spanyol pada kelas 48kg wanita rentang usia 45-49 tahun.
Selain itu, ia juga menyabet medali emas IWF Masters World Championship 2019 kelas 45kg wanita rentang usia 45-49 tahun di Montreal, Kanada.
Sahari Dumaini Sinamo mengungkapkan sukses memecahkan rekor dunia di IWF Masters World Championship 2019 dengan total angkatan 102kg di clean & jerk.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rogoh Kocek Pribadi
Berdasarkan penjelasan di situsnya, IWF Masters World Championship adalah Olimpiade Angkat Besi untuk atlet 35 tahun ke atas.
Selama mewakili Indonesia di kejuaraan internasional, Sahari Dumaini Sinamo harus merogoh kocek pribadi dan mengandalkan donasi dari kerabatnya karena tidak mendapatkan bantuan Kemenpora maupun Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI).
"Saya sudah pernah berkomunikasi dengan Kemenpora pada 2018. Namun, tidak mendapatkan respons yang positif. Saya merasa tidak akan pernah dapat bantuan. Saya sudah hopeless," ujar Sahari Dumaini Sinamo ketika dihubungi Bola.com, Sabtu (30/7/2022).
Sahari Dumaini Sinamo terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pretoria, Afrika Selatan terkait kariernya sebagai atlet angkat besi.
Advertisement
Usia 51 Tahun
Saat ini, wanita berusia 51 tahun itu sedang mengurus visa agar bisa berkancah di 2022 IWF Masters World Championship di Orlando, Amerika Serikat pada Desember 2022.
Sahari Dumaini Sinamo akan mencoba merebut medali emas di nomor 45kg wanita rentang usia 50-54 tahun di 2022 IWF Masters World Championship.
"Saya sudah lolos ke Orlando. Saya minta tolong KBRI untuk mengurus visa saya ke Amerika Serikat. Mereka sudah berusaha membantu," jelasnya.
"Slot interview untuk mengurus visa ke Amerika Serikat sudah habis. Baru tahun depan bisanya. KBRI melalui jalur diplomasi mengusahakan saya mendapatkan slot interview," ungkapnya.
Menangis
Sahari Dumaini Sinamo menangis ketika mengungkapkan keinginannya mendapatkan perhatian dan bantuan dari Pemerintah Indonesia, terutama Kemenpora.
"Sebenarnya, saya mau diakui. Maaf saya jadi menangis. Saya masih Indonesia. Saya minta di-recognized oleh Pemerintah Indonesia," terang Sahari Dumaini Sinamo.
Sahari Dumaini Sinamo bersuamikan warga negara Afrika Selatan yang bernama Colin Thatcher. Dia terhitung baru menjadi atlet angkat besi. Cerita bermula ketika ia tengah berolahraga di pusat kebugaran.
"Saya ke Afrika Selatan karena ikut suami. Saat saya sedang gym di sini, pelatih saya melihat bahwa saya mempunyai talenta di angkat besi. Dia bilang bahwa saya bisa," ucap Sahari Dumaini Sinamo.
"Namun, ibu saya bilang kalau angkat besi itu untuk laki-laki. Tapi, pelatih saya tetap memaksa. Suami saya selalu mendukung karier saya," paparnya.
Advertisement
Kunci Menjaga Kondisi dan Konsistensi
Sahari Dumaini Sinamo berkisah sempat disangka atlet asal India ketika berlomba di IWF Masters World Championships di Barcelona, namun diluruskan oleh pendukun dari Indonesia.
"Saya dipinjamkan bendera Indonesia di Barcelona. Saya sempat dianggap dari India. Lalu suporter asal Indonesia bilang saya dari Indonesia," ujar Sahari Dumaini Sinamo.
Lantas, bagaimana cara Sahari Dumaini Sinamo menjaga kondisi dan konsistensi di usianya yang telah menyentuh kepala lima? Kuncinya adalah pola hidup yang sehat.
"Saya terbiasa mengangkat kayu dari ladang ketika masih di kampung, makanya saya bisa," tutur Sahari Dumaini Sinamo.
"Kita harus hidup sehat dan menghindari makan gorengan. Setiap hari juga harus latihan. Saya makan mie instan itu hanya sekali dalam enam bulan," ungkapnya.