Sukses


Pengertian Junk Food dan Dampaknya bagi Tubuh

Bola.com, Jakarta - Junk Food merupakan satu di antara jenis makanan yang mudah ditemukan. Junk food sering dianggap sebagai makanan tidak sehat dan mengandung gizi rendah.

Junk food bisa berupa sepiring kentang goreng gurih dan burger besar dengan keju meleleh, serta soda berukuran jumbo.

Makanan tersebut mungkin terlihat seperti suguhan lezat. Namun, sebenarnya, junk food adalah makanan padat kalori miskin nutrisi. Penyajiannya yang praktis, membuat junk food menjadi pilihan makanan yang populer untuk disantap.

Dalam "Encyclopedia of Junk Food and Fast Food" karya Andrew F. Smith, junk food didefinisikan sebagai produk komersial, termasuk permen, roti, es krim, makanan ringan asin dan minuman ringan, yang memiliki sedikit atau tanpa nilai gizi, tetapi mempunyai banyak kalori, garam, dan lemak.

Tidak semua makanan cepat saji adalah junk food. Makanan cepat saji adalah makanan yang siap disajikan segera setelah dipesan.

Beberapa makanan cepat saji tinggi kalori dan rendah nilai gizi. Sementara makanan cepat saji lainnya, seperti salad, termasuk rendah kalori dan tinggi nilai gizinya.

Berikut rangkuman tentang junk food dan dampaknya jika dikonsumsi secara berlebihan, disadur dari Liputan6, Rabu (3/8/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Dampak Junk Food untuk Tubuh

Sebagian besar junk food tinggi gula, garam, lemak jenuh, bahan olahan, dan kalori. Junk food seperti makanan cepat saji juga rendah antioksidan, serat, dan nutrisi penting lainnya.

Hal ini yang membuat makanan tersebut sangat enak. Namun, makanan ini cepat terurai di mulut, tidak perlu banyak dikunyah, dan mengaktifkan pusat reward system di otak dengan cepat.

Makan junk food dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan beberapa jenis kanker.

3 dari 5 halaman

Penyakit yang Disebabkan oleh Konsumsi Junk Food

Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyebab utama obesitas adalah ketika ada ketakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan jumlah yang dikeluarkan sebagai energi. Junk food merupakan makanan berkalori tinggi, tanpa memberikan banyak mineral, vitamin atau nutrisi.

Aterosklerosis

Junk food berbasis daging dan ikan, serta snack seperti onion ring dan kentang goreng, mengandung kolesterol dan lemak jenuh dalam jumlah besar. Zat tersebut yang mengancam kesehatan arteri. Makin banyak makanan ini dikonsumsi, makin besar penumpukan di arteri.

Ini mempersempit ruang darah mengalir sehingga mengurangi jumlah oksigen yang mencapai sel-sel. Kerusakan pada dinding arteri dapat membuat pendarahan dan pembekuan darah yang berbahaya yang disebut aterosklerosis.

Demensia

Sebuah studi yang dilakukan di Brown University menunjukkan bahwa terlalu banyak makanan berlemak dan permen dapat secara substansial meningkatkan kadar insulin dalam tubuh.

Dengan kadar insulin yang lebih tinggi, otak berhenti merespons hormon ini dan menjadi resisten terhadapnya. Ini dapat membatasi kemampuan untuk berpikir dan mengingat sehingga meningkatkan risiko demensia.

4 dari 5 halaman

Penyakit yang Disebabkan oleh Konsumsi Junk Food

Depresi

Sebuah makalah dari Pusat Penelitian Biosains Manchester Metropolitan menemukan bahwa makanan junk food yang tinggi kolesterol, lemak jenuh dan karbohidrat dapat membuat Anda sekitar 40 persen lebih mungkin mengembangkan depresi.

Stroke

Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Junk food menjadi satu di antara pemicu stroke.

Penyakit hati

Lemak dalam junk food cenderung menumpuk di hati dan dapat menyebabkan kerusakan permanen, peradangan, dan bahkan jaringan parut pada hati. Junk food bisa beracun bagi hati dan organ dalam lainnya.

Junk food juga dikaitkan dengan penyakit hati berlemak non alkohol. Penyakit hati berlemak non alkohol ini bisa disebabkan oleh obesitas, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi, yang semuanya bisa dipicu oleh junk food.

5 dari 5 halaman

Penyakit yang Disebabkan oleh Konsumsi Junk Food

Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, secara langsung terkait dengan asupan natrium yang berlebihan. Banyak makanan cepat saji mengandung natrium yang berasal dari garam yang digunakan dalam bumbu.

Burger, taco, kentang goreng, dan pai buah panas memiliki kandungan natrium yang tinggi. Hipertensi meningkatkan perkembangan aterosklerosis dan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Diabetes

Kegemukan, obesitas, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar gula darah semuanya dikaitkan dengan diabetes tipe 2.

Menurut sebuah studi medis tahun 2005 yang diterbitkan dalam "The Lancet", mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali per minggu dapat menyebabkan peningkatan rata-rata 10 pon berat badan pada orang dewasa muda dari waktu ke waktu.

Kanker

Junk food merupakan makanan yang mungkin tidak menyebabkan kanker secara langsung. Namun, jenis makanan ini dapat menyebabkan penambahan berat badan yang memicu kanker.

Menu yang mengandung lemak dan gula dengan mengorbankan serat serta nutrisi bermanfaat lainnya, memiliki blok pembangun gizi buruk untuk kanker.

Office of the Surgeon General mengaitkan kelebihan berat badan dan obesitas dengan kanker usus besar, ginjal, kantung empedu, dan bentuk kanker lainnya.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Anugerah Ayu Sendari, Editor: Fadila Adelin. Published: 10/12/2021)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer