Bola.com, Jakarta - Antibodi merupakan satu di antara istilah yang kerap didengar di dunia kesehatan. Antibodi adalah protein yang terbentuk oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan adanya bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya.
Antibodi bekerja secara spesifik dengan cara menempel pada antigen, yaitu benda asing atau zat yang masuk ke tubuh.
Baca Juga
Advertisement
Antibodi dibuat oleh sel darah putih sebagai respons tubuh untuk melawan bakteri, virus, dan zat beracun yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan infeksi. Antibodi bekerja sebagai sistem imunitas tubuh.
Antibodi dibutuhkan tubuh untuk menjadi tembok pertahanan terhadap antigen seperti bakteri, virus, dan zat beracun.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman terkait antibodi, disadur dari Liputan6, Kamis (4/8/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Antibodi
Antibodi adalah zat kimia yang beredar di aliran darah dan termasuk sebagai bagian dari sistem imunitas atau kekebalan tubuh.
Bentuk antibodi menyerupai bentuk antigen yang akan dilawan. Tujuan antibodi menyerupai bentuk, yaitu supaya antibodi bisa menempel pada antigen kemudian melawannya.
Dengan begitu, antigen dalam tubuh tidak akan berkembang dan gagal menyebabkan infeksi. Antigen juga dapat menyebabkan reaksi alergi dan penyakit yang berkaitan dengan alergi, seperti asma dan eksim. Namun, kondisi ini hanya terjadi pada kasus tertentu.
Antibodi berperan pada imunitas tubuh sebagai pencegah patogen yang masuk atau merusak sel dengan cara mengikatnya, merangsang penghancuran patogen dengan melapisinya oleh makrofag dan sel lain yang memicu kerusakan patogen dengan menstimulasi respons imun lain seperti jalur komplemen.
Advertisement
Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi dikenal juga dengan immunoglobulin. Berikut ini jenis-jenis antibodi:
1. Immunoglobulin A (IgA)
Jenis antibodi Antibodi IgA merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan di dalam tubuh dan terlibat dalam proses terjadinya reaksi alergi.
Di dalam tubuh, antibodi IgA banyak ditemukan di lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan. IgA juga banyak ditemukan pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air mata, cairan vagina, dan ASI.
Pemeriksaan antibodi IgA biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas, misalnya penyakit celiac.
2. Immunoglobulin E (IgE)
Antibodi IgE umumnya ditemukan di darah dalam jumlah yang sedikit. Namun, jumlah antibody IgE akan meningkat ketika tubuh mengalami reaksi peradangan akibat alergi. Secara medis, pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk mendeteksi penyakit alergi dan infeksi parasit.
3. Immunoglobulin G (IgG)
Antibodi IgG adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Ketika antigen seperti kuman, virus, atau zat kimia tertentu masuk ke tubuh, sel-sel darah putih akan "mengingat" antigen tersebut dan membentuk antibodi IgE untuk melawannya.
Dengan demikian, jika antigen tersebut kembali masuk ke tubuh atau menyerang tubuh Anda, sistem kekebalan tubuh akan mudah mengenalinya dan melakukan perlawanan karena antibodi sudah terbentuk lebih dulu.
4. Immunoglobulin M (IgM)
Tubuh akan membuat antibodi IgM saat Anda kali pertama terinfeksi bakteri atau virus sebagai bentuk pertahanan pertama tubuh untuk melawan infeksi. Kadar IgM akan meningkat dalam waktu singkat saat terjadi infeksi, kemudian perlahan menurun dan digantikan oleh antibodi IgG.
Maka itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, sering kali dianggap sebagai tanda adanya infeksi yang masih aktif.
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan antibodi IgM bersamaan dengan tes antibodi IgA dan IgG untuk memantau kondisi dan fungsi sistem kekebalan tubuh serta mendiagnosis apakah terdapat penyakit tertentu, seperti infeksi atau penyakit autoimun.
Cara Kerja Antibodi
Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang tubuh disebut sebagai antigen alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi, serangkaian respons imun akan terjadi untuk melindungi tubuh dari terinfeksi.
Pada proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel pada antigen tertentu.
Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah ditumpangi dan menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain (seperti fagosit) untuk melakukan tugasnya.
Begitu dihasilkan, antibodi akan berada dalam tubuh seseorang selama beberapa waktu sehingga apabila antigen atau bibit penyakit kembali, antibodi sudah tersedia untuk melakukan misinya.
Antibodi juga dapat menetralkan racun yang dihasilkan oleh organisme dan mengaktifkan sekelompok protein yang disebut komplemen.
Komplemen adalah bagian dari sistem imun yang membantu membunuh bakteri, virus atau sel-sel yang terinfeksi. Kerja sama antarsemua sel-sel khusus daam tubuh ini disebut dengan imunitas.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Ayu Rifka Sitoresmi, Editor: Septika Shidqiyyah. Published: 25/12/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement