Sukses


Pengertian Cuci Darah dan Fakta Pentingnya

Bola.com, Jakarta - Cuci darah merupakan prosedur yang harus dijalani bagi pasien yang mengalami gangguan ginjal berat.

Dalam bahasa medis, cuci darah atau hemodialis merupakan prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak bisa bekerja dengan baik akibat kerusakan pada organ tersebut.

Dalam keadaan normal, tindakan pembersihan darah dilakukan oleh ginjal. Namun, pada saat ginjal tak mampu membersihkan semua darah dengan optimal, terapi pengganti ginjal diperlukan.

Ginjal adalah sepasang organ yang terletak di bawah tulang rusuk bagian belakang. Ginjal memiliki fungsi yang beragam, di antaranya untuk mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh, menyaring zat sisa metabolisme, melepas hormon yang mengatur tekanan darah, dan mengendalikan produksi sel darah merah.

Cuci darah diperlukan bagi seseorang yang menderita kerusakan ginjal berat, di mana fungsi-fungsi ginjalnya sudah tidak dapat lagi berjalan dengan baik.

Cuci darah dapat memberikan kesempatan bagi pengidap gagal ginjal untuk tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.

Agar lebih paham lagi, berikut fakta penting menganai cuci darah, disadur dari Klikdokter, Selasa (9/8/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Fakta Penting terkait Cuci Darah

Cuci darah tak hanya untuk penderita gagal ginjal

Pada sebagian besar kasus, cuci darah memang dilakukan pada gagal ginjal kronis tahap akhir, yaitu pada kondisi ginjal yang sudah hampir tidak berfungsi sama sekali.

Namun, ada beberapa kondisi lain yang juga membutuhkan pengobatan cuci darah, yaitu kondisi keracunan yang berat, penumpukan cairan di paru-paru (edema paru), kadar kalium yang terlalu tinggi di dalam darah, dan beberapa kondisi medis lainnya.

Prosedur cuci darah tidak menakutkan sama sekali

Banyak orang membayangkan prosedur cuci darah mirip halnya dengan mencuci pakaian, yaitu semua darah dikeluarkan dari tubuh, dicuci dengan zat tertentu, lalu dimasukkan kembali. Hal ini tidak tepat.

Prosedur cuci darah yang dikenal dengan istilah hemodialisis dilakukan dengan cara yang sederhana. Pasien bisa berbaring atau duduk.

Perawat akan menusukkan jarum ke lengan pasien. Besar jarum mirip dengan jarum yang digunakan saat mendonorkan darah. Selebihnya tak ada hal lain yang dirasakan.

Prosedur cuci darah biasanya selesai dalam 3-4 jam. Selama prosedur berlangsung, pasien dapat menonton televisi, main game, makan, atau melakukan hal menyenangkan lainnya.

3 dari 3 halaman

Fakta Penting terkait Cuci Darah

Orang yang menjalani cuci darah tetap bisa beraktivitas normal

Cuci darah bukanlah akhir dari segala sesuatu. Pengidap cuci darah tak perlu berbaring terus-menerus di tempat tidur.

Banyak orang yang menjalani cuci darah bisa tetap bersekolah dan bekerja dengan optimal. Biasanya mereka bekerja dari pagi hingga sore hari, lalu "mampir" beberapa jam ke rumah sakit untuk cuci darah.

Cuci darah bisa dilakukan di rumah

Ada dua prosedur cuci darah yang paling sering digunakan, yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal.

Hemodialisis merupakan tindakan terapi pengganti ginjal yang dilakukan di rumah sakit. Umumnya tindakan ini dilakukan 2-3 kali per minggu, dengan lama 3-4 jam tiap kalinya.

Sementara itu, dialisis peritoneal merupakan tindakan cuci darah yang dilakukan dengan memasang akses di perut. Tindakan ini dilakukan sendiri secara mandiri oleh pasien. Jadi bisa dilakukan di mana saja, misalnya di rumah.

Berbeda dengan hemodialisis, tindakan dialisis peritoneal dilakukan setiap 4-6 jam setiap hari.

Pada sebagian besar kasus, cuci darah harus dilakukan seumur hidup

Cuci darah paling banyak dilakukan pada pengidap gagal ginjal kronis tahap akhir yang ginjalnya sudah tidak mampu menjalankan fungsinya.

Pada kondisi seperti ini, cuci darah harus dilakukan seumur hidup. Jika tak dilakukan secara rutin, toksin akan menumpuk di ginjal dan menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya bagi otak, jantung, paru, dan organ lainnya.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 7/2/2019)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer