Bola.com, Jakarta - Prestasi dalam bidang olahraga kerap kali dikaitkan dengan keberhasilan sebuah pembinaan. Tidak salah memang jika sebuah prestasi selalu disandingkan dengan keberhasilan pembinaan olahraga.
Namun, seperti yang dikatakan Pettifor pada 2008, olahraga memiliki arti yang sangat luas, bukan hanya sekadar didefinisikan sebagai aktivitas fisik semata, atau bahkan hanya bertujuan untuk mencapai prestasi.
Advertisement
Lebih dari itu, olahraga masuk dalam definisi yang dasarnya merupakan segala bentuk aktivitas yang dapat berkontribusi terhadap kebugaran fisik, kesenangan, kesejahteraan mental, dan interaksi sosial.
Olahraga sangat penting untuk kehidupan yang sehat dan sukses. Olahraga membuat seseorang menjadi lebih kuat dan energik, lebih percaya diri dan optimistis.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nilai-Nilai Positif Olahraga
Terpenting, olahraga mengajarkan keterampilan dan nilai-nilai positif yang berguna bagi kehidupan seseorang, seperti discipline (kedisiplinan), resilience (ketahanan), perseverance (ketekunan), leadership (kepemimpinan), dan team work (kerja sama tim).
Olahraga juga mengajarkan seseorang menentukan goal setting (penetapan tujuan), kemudian berusaha dan value to effort (bekerja keras) untuk mencapai tujuan. Artinya, jika seseorang rutin terlibat dalam olahraga, maka ia bisa menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Tidak harus menjadi atlet, tapi sebagai siswa di sekolah, sebagai profesional di tempat kerja, dan sebagai warga negara yang baik dan taat di dalam masyarakat. Sayangnya, banyak orang Indonesia yang tidak menyadari pentingnya olahraga tersebut.
Advertisement
Apa itu Resilience?
Secara harafiah resilience bisa diartikan sebagai daya tahan, atau ketahanan mental dan sosial. Seiring berjalannya waktu, lifeskill yang diperoleh melalui pembelajaran olahraga, terus berkembang.
Resilience bukan hal baru bagi negara maju yang sudah mengembangkan sistem keolahragaan. Mereka memiliki prinsip dari olahraga itulah karakter dan mental anak-anak bisa dibentuk.
Resilience memiliki arti bahwa setiap kegiatan olahraga yang dilakukan dengan baik dan terbimbing, dapat membentuk ketahanan seseorang. Ketahanan merupakan satu di antara beberapa kunci kebugaran seseorang.
Namun, ketahanan di sini maksudnya adalah kegiatan olahraga yang memungkinkan seseorang memiliki nilai ketahanan dalam arti yang luas, yaitu tahan terhadap godaan, tahan terhadap tekanan, tahan terhadap lingkungan yang membahayakan, dan masih banyak lainnya.
Implikasi dalam kehidupan sehari-harinya adalah mengarah terhadap pembentukan ketahanan jangka panjang bagi warga negara, atau masyarakat, dalam mengatasi dan memecahkan masalah kehidupannya masing-masing.
Membentuk Semangat Pantang Menyerah
Dalam kepelatihan olahraga, tidak jarang anak-anak merasa kelelahan karena aktivitas fisik yang diberikan.
Tentu di sinilah peran penting tim pelatih untuk mulai mengukir karakteristik dan mental pantang menyerah terhadap siswa didiknya
Caranya melalui pemberian motivasi dan pemahaman bahwa berawal dari sikap pantang menyerah di arena olahraga. Kelak diharapkan bisa tertanam jiwa pantang menyerah saat menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Seorang bijak pernah berkata, This too shall pass, yang memiliki arti bahwa apa pun situasi yang kita alami dalam kehidupan, itu akan berlalu dan akan berubah.
Segala sesuatu, baik rasa senang atau permasalahan dalam hidup, pasti berlalu. Namun, yang ingin saya garis bawahi di sini adalah bagaimana cara kita memaknai rasa senang atau permasalahan dalam kehidupan.
Apakah suatu permasalahan bisa berlalu dengan berusaha melakukan yang terbaik? Atau hanya membiarkan begitu saja berlalu tanpa melakukan apa pun, atau dengan kata lain menyerah?
Inilah pentingnya peran penanaman karakteristik melalui olahraga. Mereka akan terdidik memiliki jiwa pantang menyerah dan memiliki ketahanan mental dan situasi yang lebih tangguh.
Taufik Krisna, S.Ap, M.Si, M.Pd
*Penulis merupakan sport consultant, mantan atlet dan pelatih Timnas Taekwondo Indonesia, alumni Magister Ilmu Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Advertisement