Bola.com, Jakarta - Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad menggoreskan prestasi tertingginya pada Olimpiade 2016. Saat itu, mereka meraih emas cabang olahraga bulutangkis nomor ganda campuran tepat pada perayaan HUT RI ke-71.
Khusus Liliyana Natsir, ia sudah memulai perjuangan menggapai mimpi terbesarnya, yakni meraih emas, sejak 2008. Pada Olimpiade Beijing 2008 tersebut pemain yang akrab disapa Butet itu berpasangan dengan Nova Widianto.
Advertisement
Perjalanan Nova/Liliyana sebenarnya cukup mulus. Setelah mengalahkan ganda Korsel, Han Sang-hoon/Hwang Yu-mi, pada babak pertama, Nova/Liliyana juga berhasil melewati adangan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) di perempat final.
Nova/Liliyana kemudian menyingkirkan ganda China, He Hanbin/Yu Yang di semifinal. Sayangnya, ketika tinggal selangkah lagi meraih medali prestius itu, Nova/Liliyana, harus menunda mimpi mereka.
Pada laga final Olimpiade 2016, Nova Widianto/Liliyana Natsir takluk dari pasangan Korsel, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung, dua set langsung 11-21, 17-21.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terwujud di Rio de Janeiro
Momen indah yang diimpikan Liliyana baru terwujud di Olimpiade Rio de Janeiro. Namun, jalan menuju ke sana sangat berliku. Beberapa bulan menjelang Olimpiade, grafik permainan Tontowi/Liliyana malah naik-turun. Keduanya juga sempat saling kurang percaya sama lain.
Namun, berkat campur tangan berbagai pihak dan tekad besar serta motivasi tinggi, Tontowi/Liliyana berhasil membawa pulang medali emas untuk Indonesia. Yang terasa lebih spesial, medali emas tersebut diraih bertepatan dengan peringatan kemerdekaan ke-71 Indonesia.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, merebut medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 setelah mengalahkan ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, pada partai final bulutangkis, 17 Agustus 2016. Mereka menang dua gim langsung dengan skor 21-14, 21-12.
Advertisement
Lunasi Utang
Liliyana merasa punya utang karena sebelumnya gagal membawa pulang medali dari Olimpiade London 2012 dan Beijing 2008. Utang tersebut telah dibayar lunas.
"Saya lega, bangga, senang. Karena Indonesia biasanya tradisi emas, tapi di Olimpiade London 2012 kami berutang bawa medali. Sekarang langsung kami bayar utangnya. Senang sekali,” kata Liliyana.
“Saya tidak bisa berkata-kata. Luar biasa rasanya. Ini saya persembahkan untuk hari kemerdekaan Republik Indonesia,” timpal Tontowi.
"Kalau momen indah ada beberapa, tapi kalau tertinggi ya Olimpiade 2016. Semua atlet pasti memiliki cita-cita menjadi juara Olimpiade," ujar Liliyana.
Menekan Ego
Sebelum turun di Olimpiade Rio 2016, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sempat diragukan bisa tampil bagus. Pasalnya, sepanjang tahun 2016 prestasi Tontowi/Liliyana biasa-biasa saja, bahkan penampilan mereka dinilai tengah menurun.
Namun segalanya berubah saat mereka berlaga di Rio. Lalu apa resep mereka hingga meraih sukses di Rio? Liliyana membuka kunci keberhasilannya bersama Tontowi.
"Saya berusaha menekan ego dalam diri. Selama ini mungkin saya merasa kesal kalau Tontowi melakukan kesalahan. Memang kami tidak sampai berselisih di lapangan. Tapi hal ini yang membuat permainan kami menjadi kurang kompak dan tidak maksimal. Lawan kemudian memanfaatkan hal ini," beber Butet, sapaan akrab Liliyana.
Advertisement
Gelar Prestisius Liliyana Natsir
Sepanjang karir bermain, Tontowi/Liliyana sudah meraih berbagai gelar juara.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses merebut gelar juara dunia pada 2013 saat Kejuaraan Dunia dihelat di Guangzhou, China. Istimewanya, saat itu di laga final mereka menang atas pasangan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, 22-20.
Khusus buat Liliyana, ia sudah memiliki koleksi dua gelar juara dunia. Liliyana meraih medali tersebut di tahun 2005 dan 2007 kala masih berpasangan dengan Nova Widianto.
Selain itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuktikan diri sebagai pebulutangkis terbaik karena pernah menjuarai turnamen All England. Tak tanggung-tanggung, Tontowi/Liliyana menjuarai All England sebanyak tiga kali berturut-turut, yaitu pada 2012, 2013, 2014.