Bola.com, Jakarta - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato diartikan sebagai pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.
Pidato bertujuan untuk memengaruhi, memberi suatu pemahaman, dan menyampaikan suatu pendapat dengan gaya bahasa yang kita gunakan.
Baca Juga
Advertisement
Pidato memiliki jenis yang beragam sesuai tujuannya. Satu di antara jenis pidato yang ada adalah pidato persuasif.
Pidato persuasif merupakan satu di antara cara mengajak, memengaruhi, dan mengimbau pendengarnya untuk melakukan hal yang dianggap bermanfaat bagi kepentingan bersama.
Nah, sebelum membawa pidato jenis ini, tentunya kamu harus memiliki persiapan yang matang, seperti mempersiapkan teks pidato persuasif.
Sebab, kamu akan berbicara di depan umum dengan membawakan topik mengenai hal atau peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan kepada khalayak ramai.
Berikut ini beberapa contoh teks pidato persuasif, yang bisa dijadikan referensi, seperti dilansir dari laman Freedomsiana dan Serupa, Jumat (19/8/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kebohongan
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bapak yang saya hormati serta teman-teman yang saya cintai. Marilah dalam kesempatan ini kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga dapat berkumpul pada kesempatan ini. Terima kasih pada Bapak Guru yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyampaikan pidato ini.
Betapa ingin rasanya hidup di tengah masyarakat yang maju. Bayangkan saja jika orang-orang di sekeliling kita memiliki cara berpikir modern, artinya berpendidikan, lingkungan sehat, ekonomi memadai, dan sebagainya. Gambaran seperti itulah yang menjadi dambaan setiap orang, sekaligus merupakan ciri dari masyarakat yang berkualitas. Apakah kehidupan tersebut dapat terwujud? Tentu saja bisa! Mengapa tidak?
Asalkan bangsa ini tidak menjadi negara bedebah yang di dalamnya berisi kebohongan-kebohongan besar, kita dapat menjadi maju, tapi kenyataannya kebohongan sudah merasuk hidup bangsa kita. Berbohong adalah perilaku tidak baik dan dapat langsung memunculkan rasa khawatir, takut, kepada mereka yang berbohong. Karena takut akan terungkapnya kebohongan tersebut, munculah beberapa lapis kebohongan yang tebal.
Semua orang pasti pernah berbohong untuk melindungi diri dari perbuatan curang yang telah ia lakukan, entah untuk menjaga martabat, maupun gengsi. Apalagi sifat pembohong sudah merusak moral penerus bangsa masa kini. Misalnya saja di awal tahun ini kita diperlihatkan oleh kekacauan penegakan hukum yang timbul akibat rangkaian kebohongan, yang seolah sudah menjadi hobi, kebiasaan ataupun cara hidup. Hal ini sangat menjatuhkan penegak hukum bangsa ini.
Bukan hanya di masalah hukum, dunia pendidikan pun diguncang oleh kebohongan. Misalnya saja kebohongan yang sudah dianggap biasa yaitu mencontek. Semua siswa pasti sudah kenal dengan mencontek bukan?
Perbuatan berbohong pasti ada sebabnya, antara lain karena takut dihukum atas kesalahannya, ingin merasa paling benar atas hal yang salah, menjaga citra baik di hadapan orang, dan sebagainya. Yang ngeri adalah akibatnya manusia mematikan rasa kepedulian, hati nurani, tanggung jawab, dan martabat diri, apalagi kemampuan berbohong itu akan terus ada bahkan bertambah.
Solusinya adalah berani untuk hal yang benar, jangan pernah menganggap diri sendiri yang terbaik, berhentilah mengeluh dan kerjakan sesuatu sepenuh hati, hindarkan diri dari hal-hal, tidak berguna dan memancing kebohongan.
Bersyukurlah kita yang berhenti pada suatu kebohongan, tidak menindaklanjuti dengan pernyataan palsu lainnya. Bersyukurlah kita yang tidak seperti banyak tokoh yang ramai dimuat media akibat kebohongannya. Mereka yang berbohong, sungguh telah membunuh martabatnya karena takut jujur daripada bohong.
Jauhkanlah sifat kebohongan. Biarlah keajaiban kebenaran menuntun kita semua untuk membawa diri, keluarga, lembaga, masyarakat, dan bangsa menjadi lebih baik di tahun ini.
Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, serta kawan-kawanku, demikianlah pidato singkat saya. Karena pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak, oleh karena itu saya mohon maaf bila ada kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan di hati.
Terima kasih atas perhatiannya, mudah-mudahan pidato ini bisa menjadi satu motivasi bagi kita semua untuk meningkatkan kreasi dan karya kita tanpa harus membodohi diri sendiri dengan kata lain “"berbohong".
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Advertisement
UKS
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sehat dan selamat pagi untuk para guru-guru dan juga para sahabat-sahabat satu perjuangan. Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita berupa kesehatan pada hari ini sehingga pada pagi ini kita dapat berkumpul bersama-sama di sini.
Hadiri yang saya hormati,
Dilihat dari tujuannya, UKS bertujuan mulia yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan membentuk pola hidup sehat di kalangan peserta didik maupun para guru-guru. Dan satu di antara program yang sering kita lakukan adalah dengan penjaringan kesehatan dalam bentuk pemerikasaan kesehatan perorangan (rambut, kulit dan kuku) yang sering kita lupakan dan terkadang kita enggan untuk menuruti nasihat guru-guru kita. Selain itu juga ada penjaringan kesehatan pancaindra dan kesehatan gigi dan gizi di mana setiap siswa harus bisa mandiri dengan menjaga kesehatannya masing-masing.
Untuk itu pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak para sahabat-sahabat dan para guru-guru untuk lebih meningkatkan penjaringan kesehatan di sekolah. Dengan terlaksananya penjaringan kesehatan yang teratur dan disiplin maka siswa-siswi dan para guru ikut merasakan perbedaan kegiatan belajar mengajar yang sesuai keinginan bersama sehingga tidak adalagi siswa-siswi di sekolah ini yang gampang terkena penyakit.
Mungkin cukup sekian pidato yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga pidato saya bermanfaat dan mohon maaf jika ada salah kata. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Disiplin
Selamat siang, salam sejahtera dan semoga kita semua tetap dilindungi di masa yang sulit ini. Hadirin sekalian, pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pesan singkat untuk membawa potensi diri kita semua ke tahap yang lebih baik.
Apa suatu hal yang dapat benar-benar mengeluarkan potensi kita itu? Hal tersebut bukan lain adalah disiplin. Ya, disiplin dalam arti sederhananya, yakni mampu menjaga konsistensi dan konsekuen terhadap kewajiban apa yang hendak dan sedang kita lakukan. Kita sebagai civitas sekolah, sudah sepatutnya menanamkan disiplin diri yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari termasuk kegiatan pembelajaran.
Tanpa disiplin, seseorang yang pintar dan luar biasa cerdas pun tidak akan mampu mengeluarkan potensi dirinya. Ia tidak dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, apalagi untuk orang lain. Mengapa? Karena proses kreatif itu membutuhkan disiplin yang tinggi. Jika seseorang tidak secara disiplin mengerjakan pekerjaannya, pekerjaan itu tidak akan pernah selesai.
Kurangnya disiplin diri juga akan menghambat suatu pekerjaan menjadi lebih lambat. Artinya, pekerjaan tak kunjung selesai karena tidak adanya konsistensi pengerjaan yang akan segera membuatnya selesai. Di era revolusi industri 4.0 yang serbacepat ini, kurangnya disiplin mengancam seseorang untuk tidak dapat bertahan melawan arus lalu lintas pekerjaan yang begitu cepat ini.
Disiplin juga merupakan fondasi utama kompetensi seseorang. Mengapa? Karena disiplin adalah satu di antara bagian dari soft skill yang merupakan penentu sukses atau tidaknya seseorang di dalam kehidupan. Menurut Dr. Syahrial Mukhtar, Vice President Stakeholder Relation PT. Pertamina, soft skill adalah kunci keberhasilan dalam dunia kerja.
Dengan demikian, melatih disiplin diri merupakan aspek penting yang tidak boleh terlewatkan bagi kita semua. Disiplin adalah kunci sukses kehidupan kita dalam segi atau dimensi apa pun, tanpa terkecuali. Memang menjaga kedisiplinan itu bukan hal yang mudah dan bisa menjadi berat. Namun, Mario Teguh, motivator Indonesia, pernah berkata bahwa penderitaan karena disiplin lebih baik daripada penderitaan karena penyesalan.
Demikian pesan yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga kita semua dapat terus menjaga dan berlatih secara berkelanjutan agar dapat menjadi individu yang disiplin. Terima kasih atas perhatiannya.
Sumber: Freedomsiana, Serupa
Dapatkan artikel contoh dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement