Bola.com, Jakarta - Dalam dunia kesehatan, komplikasi merupakan istilah yang umum didengar. Komplikasi adalah perubahan kondisi penyakit dalam tubuh.
Komplikasi bukan nama sebuah penyakit. Namun, dalam dunia medis, komplikasi adalah merujuk pada kondisi di mana sebuah penyakit berubah kondisinya dan memicu penyakit lain yang akhirnya muncul dari efek perubahan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Perubahan ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya konsumsi obat-obatan kimia atau akibat tindakan medis tertentu.
Satu di antara komplikasi yang paling umum muncul adalah gagal jantung. Kondisi penyakit yang makin memburuk kemudian menimbulkan jumlah atau gejala lebih besar atau disebut juga sebagai perubahan patologi, yang menjalar ke seluruh tubuh dan berdampak pada gagal berfungsinya sistem organ lainnya.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman terkait komplikasi, disadur dari Liputan6, Kamis (25/8/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab dan Gejala Komplikasi
Penyebab Komplikasi
Seperti yang sudah dijelaskan secara singkat di atas, komplikasi bisa dipicu oleh berbagai faktor mulai obat kimia, tindakan medis, hingga penyakit tertentu. Berikut ini merupakan penyebab lain dari komplikasi:
- Daya tahan tubuh yang rendah.
- Adanya penyakit yang menjalar ke seluruh tubuh.
- Ketakmampuan pembuluh darah dalam menetralkan semua penyakit.
Gejala Komplikasi
Seseorang yang mengalami komplikasi, bisa saja merasakan adanya gejala-gejala pada tubuh mereka. Gejala-gejala komplikasi, sebagai berikut:
- Adanya kelainan pada jantung.
- Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Mengalami kebutaan.
- Adanya gangguan pada pencernaan.
- Adanya gangguan pada rongga mulut.
- Mudah terinfeksi oleh virus, bakteri, dan jamur.
- Hipoglikemia.
Advertisement
Jenis Penyakit Komplikasi
Komplikasi adalah penyakit yang muncul sebagai efek domino dari penyakit tertentu yang terjadi pada tubuh. Hal ini lantaran setiap organ dalam tubuh saling berhubungan, jika satu di antaranya terkena penyakit dan mengalami penurunan kinerja, akhirnya dapat mempengaruhi kinerja organ lainnya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis komplikasi penyakit, antara lain:
1. Gagal Jantung
Satu di antara penyakit komplikasi yang cukup sering terjadi adalah gagal jantung. Kondisi ini terjadi akibat kinerja jantung yang menurun sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan aliran darah ke seluruh tubuh.
Dengan terjadinya hal tersebut, akhirnya memicu penurunan kinerja organ lain karena otot-otot jantung tak lagi mampu untuk memompa darah.
2. Henti Jantung
Henti jantung merupakan satu di antara penyakit yang patut diwaspadai. Hal ini lantaran penyakit ini sering terjadi secara tiba-tiba. Jika henti jantung tidak ditangani dengan segera, akibatnya pasien dapat mengalami kematian.Â
Henti jantung merupakan penyakit komplikasi yang terjadi karena jantung tiba-tiba berhenti berdetak. Gangguan irama jantung ini dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan pernapasan atau bahkan kehilangan kesadaran.
3. Stroke
Penyakit ini terjadi akibat adanya gumpalan darah pada nadi. Kondisi tersebut menyebabkan aliran darah yang menuju ke otak akhirnya terhambat.Â
Stroke merupakan penyakit yang dampaknya sangat luas. Penyakit ini bisa menyebabkan kondisi abnormal dalam tubuh. Di antaranya yakni gangguan dalam berbicara, mengingat, dan kemampuan koordinasi. Stroke juga bisa menyebabkan tubuh mengalami mati rasa.Â
4. Aneurisma
Aneurisma merupakan kondisi di mana terjadi pembengkakan ateri pada bagian tubuh tertentu. Jika aneurisma tersebut pecah, bisa mengakibatkan kondisi fatal dan bisa berujung kematian. Hal ini lantaran terjadi pendarahan internal dalam tubuh pasien.Â
5. Arteri Perifer
Arteri Perifer atau kondisi di mana terjadi penyempitan pembuluh darah akan yang berdampak buruk pada aliran darah yang menuju ke jantung. Kondisi ini bisa berdampak buruk pada bagian ujung tubuh karena pada bagian ujung tubuh tersebut, tidak akan bisa mendapatkan aliran darah yang cukup.
Biasanya hal ini akan menyebabkan rasa nyeri, seperti rasa nyeri pada kaki saat sedang berjalan.
Â
Disadur dari:Â Liputan6.com (Penulis:Â Mardella Savitri Murtisari, Editor: Rizky Mandasari. Published: 6/10/2020)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.