Bola.com, Jakarta - Teks anekdot adalah cerita lucu yang di dalamnya mengandung pesan berupa kritik dan sindiran sosial terhadap suatu fenomena sosial. Dengan begitu, kritik dan sindiran yang disampaikan tidak menyakiti atau kasar.
Sindiran dalam teks anekdot bisa berkaitan dengan masalah politik, hukum, atau kebiasaan sehari-hari dengan menambahkan unsur rekaan. Namun, ada juga teks anekdot yang berisi cerita singkat pengalaman pribadi seseorang.
Baca Juga
Advertisement
Di balik kelucuan teks anekdot, cerita yang disampaikan terdapat pesan moral yang bisa kita maknai.
Itulah sedikit penjelasan mengenai teks anekdot. Agar lebih jelas kamu memahami apa itu teks anekdot, bisa menyimak beberapa contohnya pada artikel ini.
Ada banyak contoh-contoh teks anekdot yang menarik untuk dipelajari, lengkap beserta strukturnya.
Berikut ini beberapa contoh teks anekdot singkat, dikutip dari laman Materibindo dan Kudupinter, Rabu (31/8/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Wakil Rakyat
- Abstraksi
Siang hari saat cuaca sedang panas, di sebuah warung kopi ada dua pemuda yang menikmati kopinya sambil berbincang-bincang.
- Orientasi
Dadang: Wakil rakyat saat ini bukannya menyejahterakan rakyat, tapi malah menyengsarakan rakyat.
Edi: Lebih parahnya lagi banyak wakil rakyat yang terjerat kasus korupsi.
Dadang: Emang parah, Ed. Rakyat makin susah, eh wakil rakyat malah makin semringah. Banyak rakyat yang kehilangan pekerjaan, eh wakil rakyat malah bersenang-senang. Betapa bahagia dan sejahtera sekali mereka menempati kursi DPR.
- Krisis
Edi: Eh, tapi ya Dang, kalau dipikir sih yang namanya wakil rakyat kan mewakili rakyat.
Dadang: Emang iya.
Edi: Coba pikirkan lagi Dang, mereka kan wakil rakyat. Kalau dipikir-pikir sih wakil rakyat itu sudah sepantasnya mewakili rakyat. Rakyat pengen bahagia, sudah ada yang mewakili.
Rakyat pengen harta melimpah sudah ada yang mewakili. Semua sudah diwakili oleh wakil rakyat. Bahkan rakyat pengen berantem pun sudah diwakili sama mereka.
Dadang: Hahaha, masak sih Ed, masak berantem juga diwakili oleh mereka.
Edi: Kaya gak tau aja, Dang, itu pas waktu sidang tidak jarang mereka pada berantem, pada tawuran di sana.
- Reaksi
Dadang: Bener juga kamu Ed, hahaha. Ayo Ed diminum dulu kopinya.
- Koda
Mereka berdua pun meminum kopi yang tinggal sedikit dan kemudian melanjutkan perjalanan untuk kembali bekerja.
Advertisement
Kaos Tahanan KPK
- Abstraksi
Ada dua orang dari partai politik, sebut saja namanya Danu dan Zaky, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
- Orientasi
Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.
- Krisis
Danu: Zak, kamu tahu kan di negara kita sudah terdapat banyak politis-politis yang kaya raya?!
Zaky: Emm, masalah itu aku juga udah tahu, Dan!
Danu: Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka semua sanggup untuk membeli baju yang termahal di Indonesia.
Zaky: Lho, maksud kamu apa ya?
Danu: Ya, apalagi kalo bukan baju tahanan KPK.
- Reaksi
Zaky: Kok malah kaos tahanan KPK si dan, aku gak paham?
Danu: Ya iyalah, coba aja deh kamu pikir Zak, seorang politis terlebih dahulu harus bisa mengambil uang negara minimal 1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan kaos tersebut.
Wahyu: Ohh, aku baru paham kalau maksud kamu seperti itu, Dan.
- Koda
Kemudian mereka memesan kopi untuk yang kedua kalinya dan mengingat masa lalu mereka yang sudah pernah mengenakan kaos termahal KPK itu.
Cara Keledai Membaca Buku
- Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
- Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.
- Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
- Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.
Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"
Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."
"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.
Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."
- Koda
"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Â
Sumber: Materibindo, Kudupinter
Dapatkan artikel contoh dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement