Bola.com, Jakarta - Pemimpin merupakan komponen penting agar sebuah organisasi berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Maka itu, setiap pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat.
Kepemimpinan adalah suatu proses untuk memengaruhi atau memberikan contoh kepada pengikut oleh seorang pemimpin.
Baca Juga
Advertisement
Kepemimpinan tidak semata-mata diperoleh karena sebuah status (jabatan). Namun, gaya kepemimpinan mengacu pada perilaku karakteristik pemimpin saat mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan mengelola sekelompok orang.
Pemimpin hebat bisa menginspirasi gerakan politik dan perubahan sosial. Mereka juga dapat memotivasi orang lain untuk tampil, berkreasi, dan berinovasi.
Agar lebih paham lagi, berikut macam-macam gaya kepemimpinan, disadur dari Liputan6, Rabu (7/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam-macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis atau otoriter memusatkan kekuasaan penuh pada pemimpin. Biasanya, para bawahan atau anggota tidak diberikan kebebasan untuk menentukan tujuan mereka sendiri.
Dalam arti, keputusan pemimpin bersifat mutlak, tidak bisa diganggu gugat, dan anggotanya tidak diberi kesempatan berpendapat.
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan, kebijakan, peraturan, dan prosedur apa pun di perusahaan/organisasi. Terkadang, gaya kepemimpinan ini bisa berjalan sukses, jika memang pemimpin punya pengalaman dan keterampilan maksimal.
Namun, kepemimpinan seperti ini juga bisa menjadi bumerang karena kemungkinan besar bawahannya menjadi 'jengah'. Apalagi di zaman modern sekarang, kepemimpinan otokratis tidak relevan lagi untuk diterapkan.
Adapun ciri-ciri pemimpin dengan tipe kepemimpinan otokratis, antara lain:
- Organisasi atau perusahaan dianggap sebagai milik pribadi dan atasan memiliki hak penuh atas itu.
- Bawahan hanyalah sebagai alat semata untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
- Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain.
- Semua keputusan dari pemimpin adalah paling benar.
- Sering menggerakkan bawahan dengan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Dalam konsep kepemimpinan demokratis, anak buah (bawahan) mempunyai peranan penting dan dilibatkan dalam setiap keputusan. Setiap bawahan diberikan tugas dari atasan sesuai kemampuan atau keahlian masing-masing.
Kreativitas, kejujuran, usaha, dan tanggung jawab, sangat terlihat jelas lewat gaya kepemimpinan yang satu ini. Komunikasi yang terjalin dari gaya kepemimpinan ini bersifat dua arah, di mana setiap bawahan dapat menyampaikan masukan jika diperlukan.
Sosok pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratis akan disegani oleh bawahan, bahkan difavoritkan.
3. Gaya Kepemimpinan Birokrasi
Di sini, pemimpin tidak hanya bertugas sebagai atasan, tetapi juga harus memastikan bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan.
Kepemimpinan birokrasi ini cukup efektif untuk memantau hasil kerja rutin dari para karyawan. Jadi, sekiranya ada karyawan yang malas-malasan atau tidak menunjukkan kinerja baik, atasan bisa segera mengambil sikap.
4. Gaya Kepemimpinan Karismatik
Kata 'karisma' yang berasal dari bahasa Yunani sebagai suatu sifat tertentu dari seseorang. Karisma dipandang sebagai kemampuan atau kualitas istimewa manusia yang tidak dimiliki oleh orang dewasa.
Berdasarkan hal itu, pemimpin yang baik adalah seseorang yang memiliki karisma di dalam dirinya. Seorang pemimpin karismatik memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat, sehingga mampu memengaruhi anak buahnya.
Dengan pembawaan seperti itu, pemimpin karismatik akan membuat orang kagum, yakin, dan benar-benar percaya.
5. Gaya Kepemimpinan Inovatif
Setiap organisasi maupun perusahaan selalu membutuhkan inovasi berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan sosok pemimpin dengan pribadi yang inovatif pula.
Pasalnya, itu nanti akan berpengaruh pada bagaimana cara ia memimpin organisasi atau perusahaan. Inilah yang dikenal dengan gaya kepemimpinan inovatif atau innovative leadership style.
Gaya kepemimpinan inovatif lebih mengarah pada perusahaan yang memproduksi produk, layanan, dan jasa. Tipe pemimpin seperti ini akan mengarahkan setiap karyawan memiliki ide-ide segar demi kemajuan perusahaan.
Di sisi lain, ia akan menerapkan prinsip trial and error dan berani mengambil risiko apa pun dalam setiap keputusan.
Advertisement
Macam-macam Gaya Kepemimpinan
6. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang mengarah pada kepercayaan dan loyalitas dari bawahan ke pemimpin. Dalam hal ini, baik pimpinan maupun bawahan akan terlibat bersama menentukan kebijakan dan aturan lainnya.
7. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Gaya kepemimpinan transaksional mengutamakan berbagai kesepakatan antara pimpinan dan anggotanya. Bentuk kesepakatan tersebut berupa reward (hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman/sanksi).
Kesepakatan ini akan 'memancing' semangat para anggota bekerja sebaik-baiknya untuk memperoleh penghargaan. Sementara, bagi mereka yang tidak sanggup mencapai tujuan, harus siap menerima segala bentuk sanksi.
8. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Hampir mirip gaya kepemimpinan demokratis, di mana seorang atasan memberi kepercayaan pada tim yang ia pimpin. Dari sini, dapat terlihat bagaimana cara pemimpin meningkatkan kerja sama antara dirinya dan anggota tim dalam menyelesaikan tugas.
Sembari bekerja sama, pemimpin tipe ini bisa sekaligus mengawasi jalannya sistem agar tidak 'kebablasan'. Umumnya, cara memimpin seperti ini ditemukan pada perusahaan start-up yang masih berkembang.
9. Gaya Kepemimpinan Situasional
Macam gaya kepemimpinan yang selanjutnya adalah gaya kepemimpinan situasional. Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi. Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan situasional terbagi menjadi dua teori, yakni:
a. Teori kepemimpinan Hersey dan Blanchard
Model kepemimpinan ini pertama kali diterbitkan pada 1969. Ada empat gaya kepemimpinan dari teori ini. Di antaranya, gaya bercerita, gaya penjualan, gaya berpartisipasi, dan gaya mendelegasikan.
b. Teori kepemimpinan SLII Blanchard
Untuk model SLII Blanchard ini, ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian, yakni pengarahan, pembinaan, pendukung, dan delegasi.
10. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Secara sederhana, kepemimpinan transformasional diartikan sebagi proses mengubah dan mentransformasikan individu menuju perubahan. Di dalamnya, pemimpin terlibat untuk memenuhi kebutuhan para karyawan agar kualitas mereka semakin meningkat.
Ada empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu:
- Idealized influence: pemimpin merupakan sosok ideal sebagai anutan yang dipercaya dan dihormati.
- Inspirational motivation: pemimpin dapat memotivasi seluruh karyawan dan mendukung semangat tim.
- Intellectual Stimulation: pemimpin dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi pada karyawan.
- Individual consideration: pemimpin bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi para karyawan.
Cara Memilih Gaya Kepemimpinan yang Cocok Bagi Anda
Mengetahui gaya kepemimpinan mana yang paling cocok untuk Anda adalah bagian dari menjadi pemimpin yang baik. Mengembangkan gaya dengan kemampuan untuk memperluas ke gaya lain sesuai situasi dapat membantu meningkatkan efektivitas kepemimpinan Anda.
Berikut ini cara memilih gaya kepemimpinan yang harus Anda terapkan dalam organisasi:
1. Kenali Diri Anda
Mulai dengan meningkatkan kesadaran Anda tentang gaya kepemimpinan dominan Anda. Anda dapat melakukan ini dengan meminta kolega tepercaya untuk menjelaskan kekuatan gaya kepemimpinan Anda. Anda juga dapat mengikuti penilaian gaya kepemimpinan.
2. Pahami Gaya Yang Berbeda
Kenali repertoar gaya kepemimpinan yang dapat bekerja paling baik untuk situasi tertentu. Keterampilan baru apa yang perlu Anda kembangkan?
3. Latihan Menjadikan Seorang Pemimpin
Bersikaplah tulus dengan pendekatan apa pun yang Anda gunakan. Beralih dari gaya kepemimpinan dominan ke gaya kepemimpinan lain mungkin menantang pada awalnya.Â
Praktikkan perilaku baru hingga menjadi alami. Dengan kata lain, jangan gunakan gaya kepemimpinan yang berbeda sebagai pendekatan "tunjuk-dan-klik".Â
4. Kembangkan Ketangkasan Kepemimpinan Anda
Gaya kepemimpinan tradisional masih relevan di tempat kerja saat ini, tetapi gaya itu mungkin perlu dikombinasikan dengan pendekatan baru sejalan dengan definisi kepemimpinan untuk abad ke-21.
Â
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis:Â Ayu Rifka Sitoresmi, Editor: Nanang Fahrudin. Published: 23/6/2021)
Yuk, baca artikel macam-macam lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement