Sukses


Pengertian Mastitis beserta Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Bola.com, Jakarta - Mastitis sering kali dialami oleh ibu menyusui. Pada beberapa kasus, kondisi ini terjadi pada tiga bulan pertama setelah melahirkan, tetapi bisa muncul hingga dua tahun setelah melahirkan.

Tidak hanya terjadi pada wanita menyusui, mastitis juga dapat dialami pria, kendati sangat jarang ditemui.

Mastitis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan inflamasi atau peradangan pada jaringan payudara. Kondisi ini mungkin disertai infeksi, tetapi bisa juga terjadi tanpa adanya infeksi.

Mastitis tidak bisa disepelekan karena berdampak serius pada ibu maupun bayi. Jika tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan terjadinya abses atau tertumpuknya nanah di area payudara.

Selain itu, ibu yang mengalami mastitis biasanya akan lebih merasa lemas dan nyeri. Pemberian ASI pada bayi pun bisa terganggu.

Untuk itu, penting untuk mengetahui berbagai penyebab, gejala, hingga pencegahannya.

Berikut ini rangkuman mengenai mastitis yang bisa dipahami secara saksama, disadur dari Klikdokter, Rabu (7/9/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab

Pada ibu menyusui, mastitis sering kali disebabkan saluran susu yang tersumbat. Hal ini menyebabkan keadaan stasis dari ASI, di mana ASI yang diproduksi tidak dapat dikeluarkan dari payudara.

Keadaan stasis dapat dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya latch on yang kurang baik saat menyusui, bayi yang kesulitan menyedot ASI dari payudara, dan kebiasaan menyusui yang tidak teratur.

Selain itu, dapat terjadi sumbatan saluran ASI akibat tekanan pada payudara. Misalnya akibat pakaian yang terlalu ketat. Keadaan stasis menyebabkan rentan muncul infeksi pada payudara.

ASI tidak mengandung bakteri, tetapi bakteri dari permukaan kulit dapat masuk ke jaringan payudara dan menyebabkan infeksi.

Pada wanita yang tidak menyusui, mastitis sering kali ditemukan pada wanita perokok berusia 20-an akhir hingga awal 30-an. Keadaan ini dinamakan mastitis periduktal dan dipercaya disebabkan kerusakan duktus akibat merokok.

Mastitis juga bisa terjadi setelah melakukan tindik pada puting, terutama jika tidak dilakukan oleh tenaga profesional.

3 dari 4 halaman

Gejala

  • Bagian payudara memerah dan bengkak.
  • Area payudara tersebut nyeri apabila disentuh.
  • Area payudara tertentu teraba panas.
  • Benjolan pada payudara.
  • Keluar cairan berwarna putih atau bercampur darah dari puting.
  • Sensasi terbakar pada payudara, bisa dirasakan terus-menerus atau hanya saat menyusui.
  • Gejala serupa flu.
  • Demam dan menggigil.
  • Kelelahan.
  • Tubuh terasa pegal atau nyeri.
  • Rasa cemas, merasa stres.
4 dari 4 halaman

Pencegahan

  • Memastikan latch on yang baik antara bayi dan payudara, serta bayi bisa menyusu dengan baik.
  • Menyusui sesering mungkin, mengikuti keinginan bayi.
  • Hindari menunda atau melewatkan waktu menyusui.
  • Jangan ragu membangunkan bayi untuk menyusui, terutama jika payudara terasa penuh.
  • Hindari tekanan pada payudara. Misalnya dengan menghindari penggunaan pakaian ketat.
  • Istirahat sebanyak mungkin.
  • Bergantian sisi payudara saat mulai menyusui. Misalnya jika saat ini diawali payudara kanan maka berikutnya diawali payudara kiri.
  • Hindari memberikan bayi cairan lain selain payudara.

 

Disadur dari: Klikdokter.com

Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer