Bola.com, Jakarta - Istilah doomscrolling mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang. Doomscrolling berkaitan dengan kebiasaan Anda men-scroll (menggulir) ponsel untuk mencari berita.
Bermain HP sudah menjadi kebiasan baru orang modern. Fungsi dan feature ponsel cerdas yang makin canggih seiring perkembangan zaman membuat banyak orang susah berpisah dengan ponsel dalam keseharian.
Advertisement
Satu di antara fungsi HP ialah mampu menjawab kebutuhan akan informasi, apakah itu berita bagus maupun 'berita buruk'.
Tak semua orang bisa menyaring berita-berita tersebut. Bahkan, ada orang yang senang atau sulit menahan keinginan untuk terus scrolling mencari berita-berita yang buruk maupun negatif.
Membaca berita buruk memang tidak ada salahnya sebagai bagian dari melek informasi. Namun, hal itu akan berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental apabila dilakukan secara tidak bijak, semisal terus-menerus dan Anda mulai merasakan kecemasan. Itulah yang dinamakan doomscrolling.
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian doomscrolling, Anda perlu pula mengetahui dampak yang ditimbulkan serta cara mengatasinya, seperti disadur dari Klikdokter, Senin (12/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Doomscrolling
Menghabiskan waktu untuk mencari berita atau informasi di internet bisa membuat seseorang terjebak dalam situasi atau lingkaran negatif.
Apalagi jika informasi yang dibaca adalah berita-berita negatif yang menyebabkan pikiran jadi gelisah, cemas, dan ketakutan.
Melansir Health, doomscrolling atau doom surfing merupakan istilah baru yang digunakan bagi mereka yang terus mencari berita buruk, membacanya, lalu menjadi cemas dan ketakutan.
Sudah tahu hanya membuat cemas, pelaku doomscrolling bukannya menghentikan aktivitasnya itu. Ia malah jadi penasaran dan mencari tahu lebih banyak tentang informasi tersebut.
Alhasil, doomscrolling adalah situasi ketika seseorang terus scrolling ponselnya untuk mencari atau membaca berita negatif.
Orang tersebut akan terus membaca berita negatif, kendati informasi di dalamnya membuat ia depresi, demoralisasi, stres, bahkan bikin perasaan menjadi tidak nyaman.
Banyak orang yang masih melakukan doom scrolling, sebab secara naluriah otak kita memperhatikan situasi yang berpotensi berbahaya sebagai bagian dari keharusan untuk bertahan hidup.
Makin informasi itu penting untuk kita bertahan hidup, makin kita lebih menaruh perhatian ke info negatif daripada yang positif.
Advertisement
Dampak Doomscrolling
Ada dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan doomscrolling, yakni:
1. Bagi Kesehatan Mental
Dampak yang paling terlihat ketika seseorang terus melakukan doom scrolling adalah muncul rasa cemas yang berlebihan. Sengaja atau tidak sengaja membaca berita negatif, justru membuat orang tersebut semakin merasa tertekan, ketakutan, cemas, panik, bahkan depresi.
Dengan membaca berita negatif, bisa memvalidasi perasaan khawatir. Dengan begitu, banyak aktivitas sehari-hari yang akan terganggu karena makin cemas dan takut untuk melakukan kegiatan apa pun.
2. Bagi Kesehatan Fisik
Mata adalah bagian yang paling terasa efek doomscrolling. Hal ini karena mata Anda terus menatap layar ponsel selama berjam-jam, bahkan jika waktu tidur telah tiba. Jika terus dilakukan, mata berisiko lelah, kering, dan mata minus bisa jadi dampak buruknya.
Selain kesehatan mata, dampak gangguan tidur, sakit kepala, menurunnya fungsi kerja otak juga bisa dialami pelaku doomscrolling. Sebab, timbul rasa depresi yang akhirnya berpengaruh pada keseluruhan kesehatan tubuh.
Cara Mengatasi Doomscrolling
Satu di antara cara utama mengatasi doomscrolling ialah dengan mencari tahu batasan dari kebiasaan itu sendiri.
Dalam penerapannya, wajar Anda mengakses berita-berita negatif atau buruk, menyeramkan, maupun menyedihkan tersebut untuk menjawab penasaran sekaligus kebutuhan akan update informasi.
Namun, jika hal tersebut menjadi kebiasaan, Anda perlu mengajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri, 'Apakah ada manfaat bagi Anda setelah membaca berita tersebut?' Jika memang perilaku ini membuat pikiran jadi cemas dan depresi, sebaiknya berhenti membaca dan mencari tahu berita tersebut.
Sementara dari sisi psikologis, disarankan agar Anda mengetahui terlebih dahulu sumber ketakutan pada diri Anda.
Pahami kondisi apa yang membuat diri Anda menjadi tertekan, insecure (merasa tidak aman), takut, dan cemas. Apabila sudah tahu akar masalahnya maka langkah selanjutnya adalah menghindari berita-berita yang terkait kecemasan Anda.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 4/9/2020)
Silakan klik tautan ini untuk artikel kesehatan mental dari berbagai tema lain.
Advertisement