Sukses


Contoh Karya Ilmiah tentang Pendidikan yang Dapat Dijadikan Inspirasi

Bola.com, Jakarta - Karya ilmiah merupakan sebuah tulisan yang membahas suatu masalah dan pembahasan ini dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari penelitian lapangan, tes laboratotium ataupun kajian pustaka.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karya ilmiah merupakan karya tulis yang dibuat dengan prinsip ilmiah, menurut data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka).

Karya ilmiah bisa disebut dengan karya tulis ilmiah (KTI). Di samping itu, karya ilmiah erat dengan dunia pendidikan dan penelitian.

Maka itu, dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis harus memperhatikan tata bahasa, sistematika penulisan, metodologi penulisan, dan teori yang digunakan. Hal ini penting karena karya ilmiah yang dihasilkan harus dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dan kelogisannya.

Ada beberapa jenis karya ilmiah yang populer, seperti makalah, paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Selain itu, ada berbagai tema yang bisa diangkat dalam karya ilmiah, dan satu di antaranya tentang pendidikan.

Nah, bagi kamu yang ingin membuat karya ilmiah seputar pendidikan, ada baiknya untuk menyimak terlebih beberapa contohnya pada artikel ini.

Berikut ini beberapa contoh karya ilmiah tentang pendidikan yang dapat dijadikan inspirasi, dikutip dari laman Materibindo dan Saintif, Selasa (13/9/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pendidikan Anak Usia Dini (SD)

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Banyak orang bijak mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman, dan sejahtera.

Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah berat, yaitu terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan. Masalah ini sebetulnya mengakar pada menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh membudayanya praktek KKN, konflik (antar etnis, agama, politisi, remaja, dan sebagainya), meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja, dan masih banyak lainnya. Budaya-budaya tersebut penyebab utama sulitnya negara kita untuk bangkit dari krisis.

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan kegagalan penanaman karakter sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Oleh karena itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin diberikan kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun suatu bangsa.

B. Rumusan Masalah

Apa pentingnya pendidikan karakter di sekolah dasar?

Bagaimana peran guru dalam pendidikan karakter di sekolah dasar?

C. Tujuan

Menjelaskan tentang pentingya pendidikan karakter di sekolah dasar dan bagaimana peran guru dalam pendidikan karakter di sekolah dasar.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pentingnya Pendidikan Karakter di Usia Sekolah Dasar

Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar (SD), saat ini sangat diperlukan karena bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk dimulai pada usia dini dalam hal ini pada usia sekolah dasar karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.

Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting dimulai sejak dini. Sebab, falsafah menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa. Pada usia anak-anak terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 persen variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia 8 tahun (SD), dan 20 persen pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua (SMP).

B. Peran Guru dalam Pengembangan Karakter di Sekolah Dasar

Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi para guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah, sebagai berikut:

  • Guru tak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh siswa, tetapi guru seyogyanya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya.
  • Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran.
  • Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia.
  • Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter siswa.
  • Menjalin kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter.
  • Menjadi figur teladan bagi peserta didik.

Dalam uraian di atas menggambarkan peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar yang berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator.

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen itu sendiri, yaitu kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan sekolah, pelaksana aktivitas atau kegiatan ekstrakulikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

B. Saran

Diharapkan dengan diterapkannya pendidikan karakter di SD dapat membentuk pribadi peserta didik yang unggul dalam berperilaku dan memiliki kepribadian yang sesuai moral-moral Pancasila dan agama. Untuk itu penerapan pendidikan karakter di SD sangat diperlukan sehingga kita dapat menjadi manusia yang berpancasila dan bermoral.

3 dari 4 halaman

Pengaruh Permainan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak

BAB I

PENDAHULUAN

 

  • Latar Belakang Masalah

Permainan tradisional mempunyai dampak positif bagi pekembangan anak di Indonesia. Bermain bagi anak adalah suatu bentuk refleksi atau pembebasan jiwa dari keterkaitan aturan orang tua.

Ketika bermain anak bisa mengekspresikan suasana kegembiraaan hatinya dan betapa senangnya meraka saat saling berkomunikasi dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, permainan tradisional dapat mengajarkan anak untuk belajar bersosialisasi dan bergaul dengan lingkungan sekitar.

  • Rumusan Masalah

Apa pengertian mainan tradisional?

Apa pengaruh mainan tradisional terhadap pembentukan karakter anak?

  • Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengertian mainan tradisional dan pengaruhnya terhadap perkembangan karakter anak.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  • Dolanan Tradisional

Kata "dolanan" berasal dari bahasa Jawa. Dolanan memiliki arti mainan atau permainan. Sedangkan kata tradisional adalah cara berpikir dan tingkah laku yang sesuai dengan adat yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dolanan anak atau mainan anak sebagai simbol pengetahuan bersifat warisan yang turun temurun.

  • Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah segala usaha yang dapat dilakukan untuk memengaruhi karakter para siswa. Oleh karena itu, siswa diharapkan mempunyai karakter yang positif sehingga berguna untuk kehidupan di masa datang.

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah pendidikan tentang sikap meliputi ilmu hingga tindakan. Selain itu, perasaan juga termasuk pendidikan karakter.

 

BAB III

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

Mainan tradisional adalah suatu mainan yang tidak hanya membawa kegembiraan bagi anak. Mainan tradisional juga mempunyai banyak manfaat. Manfaat itu antara lain yaitu mampu melatih kecerdasan otak dan motorik anak serta dapat membentuk karakter yang baik pada anak. Lewat mainan tradisional, anak juga mampu meningkatkan jiwa sosial dan komunikasinya antarsatu sama lain.

4 dari 4 halaman

Pendidikan Karakter

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di negara kita Indonesia sebenarnya tidak lepas dari persoalan "karakter". Pendidikan karakter seharusnya didapatkan sejak usia dini, malah membuat anak tersebut menyimpang dari apa yang diharapkan.

Hal ini seiring kecenderungan bahwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri, selalu mencari hal baru, ditambah lagi dengan pengaruh kebudayaan asing yang kuat memengaruhi generasi muda, hal ini dapat membuat mereka terjerumus lebih dalam kepada hal-hal negatif.

Realitas ini pada akhirnya mengunggah penulis melalui karya tulis ilmiah ini untuk kembali menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai tergerus oleh laju arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung lagi.

B. Rumusan Masalah

Apa makna dari pendidikan karakter?

Apa penyebab dari rusaknya karakter?

Bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan yang menyangkut rusaknya karakter di kalangan remaja?

C. Tujuan

Menjelaskan tentang pentingya pendidikan karakter dan penyebab rusaknya karakter serta bagaimana cara mengatasinya.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar ataupun proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Sedangkan karakter bisa disebut juga karakteristik. Untuk menunjukkan eksistensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri.

Pengertian pendidikan karakter menurut Lickona. Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk memengaruhi karakter siswa.

Sedangkan menurut Suyanto, mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa atau negara.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengerti, menerapkan, dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, ataupun negara.

B. Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter

Ada tiga penyebab utama rusaknya karakter bangsa Indonesia, yaitu:

  • Pengaruh budaya luar. Hal ini memang tidak dapat dimungkiri lagi. Banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia dan mungkin sudah menjadi budaya di kalangan remaja, akan tetapi hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter bangsa Indoensia yang mayoritas beragama Islam.
  • Minimnya pengetahuan agama. Ini hal penting yang harus ditanamkan pada diri masing-masing karena agama merupakan tuntunan dasar supaya tidak salah dalam melakukan setiap tindakan. Jika fondasi agama kuat, yakinlah kejahatan di Indonesia dapat diminimalkan.
  • Salahnya sistem pendidikan kita. Terjadinya kerusakan moral di kalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan di atas, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

C. Cara Mengatasi Kerusakan Karakter pada Diri Remaja

Kerusakan karakter bangsa harus ada upaya untuk mengatasinya. Berikut menurut penulis hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut:

  • Memperkukuh keimanan atau akidah dengan jalan memberikan pengetahuan agama, baik di rumah, sekolah dan masyarakat.
  • Menanamkan perasaan dekat kepada Tuhan YME.
  • Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun lingkungan pergaulan.
  • Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Pendidikan karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju sehingga perlu diadakan perbaikan sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan karakter anak bangsa di Indonesia. Keluarga, sekolah, dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam memajukan karakter anak bangsa.

B. Saran

Pendidikan karakter bisa dimasukkan kurikulum pendidikan di Indonesia agar siswa dapat memahami dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan karakter tak hanya menjadi tugas guru, bukan hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula oleh masyarakat secara luas. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun memanggul tugas memberikan karakter terhadap anak pada fase paling awal.

 

Sumber: Materibindo, Saintif

Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer