Sukses


Macam-Macam Gejala Depresi Terselubung yang Perlu Diwaspadai

Bola.com, Jakarta - Ada beberapa macam gejala depresi terselubung yang perlu diketahui dan waspadai sehingga Anda dapat mengatasinya semenjak dini.

Depresi adalah gangguan kondisi mental yang memiliki beberapa tingkatan, seperti depresi ringan, depresi sedang, depresi terselubung, dan depresi mayor.

Semua tingkatan dan klasifikasi depresi ini memiliki tandanya masing-masing, tidak terkecuali depresi terselubung yang terkadang memiliki gejala cukup spesifik.

Seseorang yang mengalami depresi terselubung bisa terlihat baik-baik saja, bahkan terlihat bahagia dan produktif. Namun, pada lain waktu, gejala depresi yang terselubung dapat memengaruhi emosi, kesehatan fisik, dan pikirannya. 

Lantas, apa saja gejala depresi terselubung yang perlu diwaspadai dan atasi semenjak dini?

Berikut macam-macam gejala depresi terselubung yang perlu diwaspadai, seperti disadur dari Klikdokter, Rabu (14/9/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Macam-Macam Gejala Depresi Terselubung

1. Perbedaan Kepribadian

Perubahan kepribadian bisa menjadi tanda depresi tersembunyi. Seseorang dengan gangguan kesehatan mental ini mungkin menjadi lebih pasif dan tidak banyak bicara. Padahal, sebelumnya ia adalah orang yang terbuka. 

Orang dengan tanda depresi tersembunyi juga bisa saja lebih pesimis dan tidak lagi memiliki keyakinan tentang masa depan.

Perhatikan juga tanda-tanda fisik, seperti kepala sakit atau tubuh terasa lelah terus-menerus. Bisa jadi itu merupakan gejala fisik yang muncul dari depresi. 

2. Kehilangan atau Kenaikan Berat Badan yang Signifikan

Perubahan pola makan yang tiba-tiba juga dapat menjadi tanda dari dari depresi tersembunyi. Perubahan pola makan tidak hanya orang yang kehilangan nafsu makannya. Nafsu makan yang berlebihan juga bisa menunjukan tanda dari depresi.  

Mereka mungkin memiliki nafsu makan yang berlebihan untuk menutupi perasaan sedih yang dialami. Melampiaskan perasaan sedih terhadap makanan dapat berujung tidak baik untuk kesehatan tubuh. 

3 dari 4 halaman

Macam-Macam Gejala Depresi Terselubung

3. Perubahan Kebiasaan Tidur

Sama dengan perubahan pola makan, perubahan pola tidur juga bisa menjadi satu di antara tanda dari depresi terselubung. Misalnya, terjaga di waktu ketika orang pada umumnya tidur. Selain itu, bisa juga ia cenderung tidur lebih lama dari biasanya. 

4. Perbedaan Interaksi Sosial

Tanda-tanda depresi tersembunyi dapat Anda perhatikan dari perubahan interaksi sosial. Mulai menarik diri dari kegiatan sosial, sering memberikan alasan mengapa tidak terlibat dalam acara dengan teman dan keluarga, itu bisa menjadi tanda depresi.

Jika seseorang menderita depresi terselubung, ia akan membicarakan topik-topik yang lebih filosofis, serius, atau cenderung kelam daripada biasanya. 

4 dari 4 halaman

Macam-Macam Gejala Depresi Terselubung

5. Perbedaan Produktivitas

Menjadi over produktif bisa menjadi tanda depresi. Mereka mungkin mengalihkan perasaan sedih dengan terus bekerja. Selain itu, kehilangan produktivitas juga bisa menjadi satu di antara tanda depresi. 

Sulit untuk berkonsentrasi bisa menjadi tandanya. Perhatikan sudah berapa lama tanda ini berlangsung. Jika baru satu minggu dan memang sedang banyak pekerjaan, bisa jadi memang karena stres. Namun, jika sudah berlarut lama, bisa jadi ada gejala depresi. 

6. Meninggalkan Hobi atau Kegiatan yang Disukai

Pengidap depresi tersembunyi akan terlihat tidak lagi menikmati melakukan hobi yang sangat ia minati. Ini terjadi terus-menerus hingga ia meninggalkan hobinya tersebut. 

Ketika harus memulai lagi, ia tidak akan memiliki semangat atau melakukannya dengan setengah hati. 

7. Bercanda akan Hal Negatif

Untuk mengalihkan perasaan murung yang dialaminya, pengidap depresi terselubung cenderung sering bercanda tentang hal-hal negatif. Termasuk hal negatif yang terjadi pada dirinya. 

Hal ini juga ia lakukan untuk melawan rasa sakit yang dialami, atau bahkan sengaja untuk melukai perasaannya sendiri. Pada remaja, kondisi ini bisa berkembang ke perilaku pengambilan risiko. 

 

Sumber: Klikdokter.com (Published: 2/3/2022)

Yuk, baca artikel macam-macam lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer