Sukses


5 Contoh Karya Musik Kontemporer yang Menarik Dipelajari

Bola.com, Jakarta - Musik kontemporer adalah jenis musik yang biasanya dimainkan tanpa menggunakan alat musik asli, tetapi alunan musik yang dihasilkan tidak kalah bagusnya dengan alat musik aslinya.

Definisi lainnya mengutarakan bahwa musik kontemporer adalah jenis musik yang baru diciptakan alias belum pernah diciptakan sebelumnya.

Musik kontemporer juga lazim disebut new music atau musik terbaru. Secara gampangnya, 'kontemporer' memiliki arti 'masa kini'.

Adapun musik kontemporer tercipta sesuai pandangan individu komponisnya. Selain itu, alat musiknya beragam dan bisa menggunakan benda apa pun yang berbunyi.

Itulah penjelasan singkat mengenai musik kontemporer. Untuk mengenal lebih jauh mengenai musik kontemporer, kamu bisa menyimak beberapa contohnya pada artikel ini.

Berikut ini beberapa contoh karya musik kontemporer yang menarik dipelajari, dikutip dari laman kemdikbud.go.id, Rabu (14/9/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Tetabuhan Sungut

"Tetabuhan Sungut" merupakan karya yang dimainkan oleh sekelompok paduan laki-laki dan perempuan, karya Slamet Abdul Sjukur.

Ide utamanya yaitu mentransfer bunyi-bunyi gamelan, vokal, dan alat perkusi tradisi berupa saron, kendang, dan semacamnya (dung tak gen bern jer, na no ne, e o e, …) melalui vokal manusia. Ibarat main gamelan, tetapi dengan suara mulut.

Bunyi-bunyi tersebut dikemas menjadi satu kesatuan suara yang otonom. Bukan bermaksud mengimitasi suara gending dan dimainkan oleh suara manusia, tetapi bunyi-bunyi tersebut disusun ulang hingga membentuk sebuah komposisi mandiri.

3 dari 6 halaman

Jalinan Kita

"Jalinan Kita" merupakan satu karya dari Dody Satya Ekagustdiman yang dimainkan dengan cara quatrophoni.

Dalam teknik pementasannya, karya ini dimainkan dengan empat kelompok yang saling berhadapan secara simetris. Setiap kelompok memainkan instrumen kecapi, gelas plastik, suling, dan vokal.

Cara memainkan kecapinya berbeda dengan cara dalam mengiringi kawih tradisi. Memainkannya dengan cara dipetik, kemudian bagian bawahnya ditekan sehingga menghasilkan suara baru, atau seluruh kawat dibunyikan secara bersamaan (dari atas ke bawah atau sebaliknya) dengan menggunakan klaber atau kawat-kawat kecapi itu dipukul dengan pemukul karet.

Bunyi gelas plastik dihasilkan dengan cara dipukulkan satu sama lain dengan sesekali menutup bagian mulut gelas sehingga menghasilkan variasi bunyi gelas plastik tersebut.

Sementara itu, suling tidak berperan sebagai alat melodis, tetapi komponis memanfaatkan bunyi-bunyinya sebagai bunyi perkusi atau ritmis dan berbagai aksentuasi.

Alat vokal diproduksi menjadi warna-warna bunyi yang cenderung aneh, seperti mendesis atau mengaum. Sementara teknik komposisinya menggunakan berbagai perbedaan birama.

4 dari 6 halaman

Badingkut

"Badingkut" merupakan satu karya seorang dosen, Oya Yukarya. Pada satu bagian tertentu, idenya bertolak dari eksplorasi warna-warna suara vokal manusia.

Seperti gaya melodi bicara dengan menggunakan suatu kalimat yang bunyi huruf vokalnya diganti dengan hanya menggunakan vokal yang sama, a, i, u, e, atau o.

Nuansa akrab dan lucu terasa pada bagian ini sehingga terkadang membuat penonton larut dalam karyanya. Namun, tentu saja kekayaan karyanya terletak pada kemampuan menyusun bunyi-bunyi yang satu sama lain tidak selalu sama dengan menggunakan berbagai teknik komposisi yang khas.

5 dari 6 halaman

OAEO

Vokal tersebut dipadukan dengan beberapa alat musik perkusi dan menggunakan berbagai rangkaian melodi sebagai bahan musikal tradisi dengan teknik pengulangan dan berbagai variasi di setiap bagiannya.

Warna suara vokal laki-laki dan perempuan menghasilkan satu kesatuan warna yang khas, apalagi dalam karya ini terdapat solois-solois, kendati tidak dominan.

6 dari 6 halaman

Body Tjak

"Body Tjak" merupakan karya seni pertunjukan multi-kultural yang memadukan unsur-unsur seni budaya Barat (Amerika) dan Timur (Bali, Indonesia).

Dengan dua produksinya, "Body Tjak 1990" dan "Body Tjak 1999" merupakan hasil kolaborasi antara I Wayan Dibia (Bali) dan Keith Terry (California).

Digarap dengan memadukan unsur-unsur seni Kecak Bali dan Body Music, "Body Tjak" menghasilkan sebuah jenis musik baru yang menggunakan tubuh manusia sebagai sumber bunyi.

Karya ini murni lahir dari keinginan seniman untuk mengekspresikan jiwanya yang telah tergugah oleh dinamisme seni kecak dan body music.

 

Sumber: kemdikbud.go.id

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer