Bola.com, Jakarta - Jenis-jenis depresi menjadi informasi penting yang perlu diketahui. Dengan begitu, Anda atau mungkin orang terdekat Anda bisa melakukan perawatan dan pengobatan secara tepat.
Depresi bisa diartikan sebagai gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan).
Advertisement
Gangguan tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Gejala depresi di antaranya merasa sedih, hampa, kehilangan minat terhadap segala hal, sulit berkonsentrasi, hingga berpikir ingin mati dan bunuh diri.
Seseorang disebut depresi apabila mengalami gejala-gejala tersebut setidaknya selama dua minggu atau lebih.
Meski termasuk gangguan mental yang umum terjadi di masyarakat, depresi termasuk gangguan mental serius. Hanya, terkadang di antara kita tidak menyadari bahwa kita mengalami depresi sehingga dapat membahayakan diri sendiri.
Ada beberapa jenis depresi yang sering terjadi di masyarakat, mulai ringan hingga parah, dan bahkan dapat mengancam nyawa. Jika Anda mengalami gejala dari satu di antara jenis depresi tersebut, segera periksakan diri ke dokter, psikolog, maupun psikiater.
Berikut jenis-jenis depresi, yang perlu Anda tahu, disadur dari Klikdokter, Sabtu (17/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Depresi
1. Depresi Klinis
Disebut juga gangguan depresi mayor (major depressive disorder/ MDD), jenis depresi ini merupakan yang paling umum terjadi. Seseorang didiagnosis depresi mayor jika mengalami minimal lima dari gejala berikut:
- Kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai
- Perasaan hati depresif
- Berat badan naik atau turun
- Sulit tidur (insomnia) atau malah tidur terus-menerus
- Gangguan otot
- Kelelahan
- Sulit konsentrasi
- Merasa bersalah dan tidak berguna
- Berpikir atau mencoba untuk bunuh diri
2. Depresi Atipikal
Depresi atipikal merupakan jenis depresi yang mempunyai gejala seperti depresi klinis, tetapi tidak khas.
Gejalanya meliputi kenaikan berat badan, nafsu makan bertambah, tidur terus-menerus, anggota gerak terasa berat, dan sensitif terhadap penolakan.
Satu yang khas adalah perasaan hati pada jenis depresi ini dapat membaik ketika ada suatu kejadian yang positif atau menyenangkan.
Advertisement
Jenis-Jenis Depresi
3. Bipolar
Sesuai gejalanya, bipolar mempunyai arti dua kutub yang sangat bertolak belakang, yaitu mood manik dan depresif. Pada episode manik seseorang mengalami peningkatan suasana hati, euforia, banyak bicara, rasa percaya diri meningkat, banyak energi, hingga sulit tidur.
Namun, kira-kira seminggu setelahnya dapat berubah drastis mengalami episode depresi. Gejala depresi pada bipolar mirip dengan gangguan depresi mayor.
Jika seseorang mengalami gejala depresi berat dan mania, baik secara terpisah atau bercampur, terus-menerus atau hilang-timbul, berlangsung minimal dua tahun maka disebut sebagai gangguan siklotimia.
4. Distimia
Dikenal juga dengan istilah Persistent Depressive Disorder (PDD). Jenis depresi ini dapat terjadi dalam waktu lama.
Gejala distimia ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, pesimistis, dan yang khas adalah mood lebih baik saat pagi hari dan memburuk ketika sore atau malam hari.
Berbeda dengan depresi mayor yang gejalanya berat dan berlangsung minimal dua minggu, gejala PDD lebih ringan dan berlangsung selama dua tahun atau lebih.
Depresi jenis ini banyak terjadi pada anak dan remaja perempuan yang selalu bersikap negatif, selalu mengeluh, dan pesimistis.
Jenis-Jenis Depresi
5. Depresi dengan Gejala Psikotik
Depresi yang berat sering disertai dengan gejala psikotik seperti keyakinan yang tidak nyata (delusi), melihat atau mendengar yang tidak nyata (halusinasi), melihat suatu benda yang bentuknya berbeda dari aslinya (ilusi), dan merasa atau menjalani hidup seperti orang lain (depersonalisasi).
6. Depresi setelah Melahirkan
Depresi pasca melahirkan disebut juga dengan postpartum depression. Umumnya muncul 1-4 minggu setelah melahirkan.
Gejalanya mirip dengan depresi pada umumnya. Namun, berbeda dengan sindrom baby blues yang dapat hilang dengan sendirinya, depresi pasca melahirkan memerlukan terapi. Pria yang menjadi ayah juga dapat mengalami gangguan ini.
7. Gangguan Depresi Musiman
Gejalanya sama dengan depresi mayor, tetapi berubah sesuai pola musim (musiman).
Biasanya depresi musiman muncul saat musim salju atau gugur, kemudian kembali normal pada musim lainnya. Gangguan ini jarang terjadi di Indonesia dan lebih sering menyerang orang-orang yang tinggal di negara empat musim.
Advertisement
Jenis-Jenis Depresi
8. Gangguan Penyesuaian dengan Mood Depresi
Gangguan ini muncul akibat adanya stresor (putus cinta, kehilangan orang tercinta, meninggal, pindah negara, dan sebagainya).
Namun, gejala akan membaik seiring dengan berjalannya waktu.
9. Gangguan Depresi Akibat Kondisi Medis Umum
Biasanya gangguan terjadi akibat adanya kondisi medis, seperti stroke, kanker, infeksi, Parkinson, dan lainnya.
10. Gangguan Depresi Akibat Zat
Depresi juga dapat muncul pada orang-orang yang menyalahgunakan zat-zat tertentu, seperti alkohol, obat golongan sedatif-hipnotik, opioid, dan halusinogen.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 16/4/2020)
Silakan klik tautan ini untuk artikel kesehatan mental dari berbagai tema lain.