Bola.com, Jakarta - Hernia adalah benjolan pada tubuh yang terjadi ketika bagian dalam tubuh menekan bagian otot atau jaringan di sekitarnya yang lemah.
Jika tidak ditangani dengan baik, benjolan hernia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, hernia bisa menyebabkan aliran darah tersumbat sehingga terjadi kematian jaringan.
Baca Juga
Advertisement
Benjolan pada hernia dapat menghilang ketika penderita berbaring dan dapat kembali timbul akibat batuk atau mengejan. Meski begitu, hernia tidak bisa disepelekan karena berdampak serius.
Hernia muncul di area antara dada dan pinggul, tetapi juga dapat muncul di daerah paha atas dan selangkangan.
Penyakit ini umunya terjadi pada pria dewasa. Namun, hernia juga bisa terjadi pada wanita. Di samping itu, hernia rentan terjadi pada orang yang terlahir dengan kelainan otot atau jaringan ikat yang lemah karena pada masa kandungan tak berkembang dengan sempurna.
Jadi, bayi hingga lansia bisa terkena hernia. Untuk itu, penting untuk mengetahui macam hernia yang sering terjadi, penyebab, gejala, hingga pengobatannya.
Berikut ini rangkuman mengenai hernia yang bisa dipahami secara saksama, dikutip dari laman Mayoclinic dan Healthline, Selasa (20/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam Hernia yang Sering Terjadi
- Hernia Inguinalis
Pada hernia inguinalis, usus atau kandung kemih menonjol melalui dinding perut di lipat paha. Lebih dari 90 persen hernia berasal dari area ini. Pria lebih berisiko mengalami hernia inguinalis karena terdapat bagian yang secara alami cenderung lemah.
- Hernia Hiatus
Hernia hiatus agak berbeda dengan tipe hernia lainnya. Pada hernia tipe ini, bagian atas lambung menonjol melalui hiatus, sebuah lubang pada diafragma.
- Hernia Umbilikalis
Pada hernia umbilikalis, sebagian usus menembus dinding otot perut di sekitar pusar. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir.
Pada sebagian besar kasus, hernia ini menghilang sebelum bayi berusia satu tahun. Operasi baru akan dilakukan apabila benjolan ini menetap sampai usia di atas lima tahun atau benjolan sangat besar.
- Hernia Femoralis
Hernia ini terjadi bila usus memasuki saluran yang dilalui pembuluh darah paha. Posisinya lebih sedikit ke bawah dari hernia inguinalis. Benjolan yang terbentuk lebih kecil daripada hernia inguinalis. Hernia femoralis lebih umum terjadi pada wanita, khususnya wanita hamil atau dengan obesitas.
Advertisement
Penyebab Hernia
- Pertambahan usia atau penuaan.
- Sering mengangkat beban berat.
- Menjalani operasi perut.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Batuk kronis.
- Diare atau konstipasi.
- Batuk yang terus-menerus atau bersin.
Selain itu, kondisi berat badan berlebih, hamil, gizi kurang, dan merokok dapat memperlemah otot-otot sehingga hernia lebih mungkin terjadi.
Gejala Hernia
Gejala hernia sering kali tergantung lokasinya. Ada hernia yang menyebabkan rasa sakit, tetapi ada juga yang hanya ditandai dengan munculnya tonjolan tanpa rasa sakit.
Jika ada bagian dari usus yang menekan otot dan terperangkap, akan muncul rasa sakit yang hebat karena aliran darah di usus terhambat.
Tonjolan hernia bisa lebih dirasakan dengan sentuhan saat berdiri, membungkuk, atau batuk. Bila bayi mengalami hernia, tonjolan biasanya bisa terasa saat bayi menangis.
Adapun tanda dan gejala hernia inguinalis alias turun berok adalah tonjolan yang terlihat di sekitar tulang selangkangan.
Advertisement
Pengobatan Hernia
Saat Anda berkonsultasi mengenai hernia, dokter lebih lanjut akan merekomendasikan Anda untuk CT-Scan.
Untuk mengobati hernia yang makin membesar dan menimbulkan nyeri, satu di antara tindakan pengobatannya adalah dengan operasi. Umumnya operasi hernia dilakukan secara terbuka atau laparoskopi, tergantung pada seberapa parah hernia itu sendiri.
Namun, tidak semua hernia harus dioperasi. Angka kesuksesan operasi hernia mencapai lebih dari 95 persen, khususnya bila menggunakan teknik laparoskopi.
Di sisi lain, tetap ada kemungkinan hernia kambuh kembali. Maka itu, sebelum memutuskan untuk operasi, diskusikan terlebih dulu dengan dokter segala manfaat dan risiko yang menyertainya.
Sumber: Mayoclinic, Healthline
Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini.