Bola.com, Jakarta - ROI adalah singkatan dari Return on Investment yang biasanya digunakan sebagai cara menghitung laba investasi. ROI berguna untuk memahamkan risiko investasi yang sedang dilakoni, positif atau negatif.
Perhitungan ROI dilakukan dengan menggunakan rumus pembagian laba bersih setelah pajak dengan total pajak yang dikalikan 100 persen.
Baca Juga
Advertisement
Apabila nilai ROI positif atau baik, investasi yang direncanakan bisa mengembalikan biaya investasi yang sudah dikeluarkan. Inilah yang dinamakan laba atau keuntungan investasi.
Berbeda bila hasil yang didapat negatif atau tidak baik. Sebaiknya investasi tidak dilanjutkan karena berisiko menyebabkan kerugian.
Agar lebih paham, berikut cara mengitung ROI, disadur dari Liputan6, Kamis (22/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cara Menghitung ROI atau Return on Investment
Perhitungan ROI menggunakan rumus pembagian laba bersih setelah pajak dengan total pajak yang dikalikan 100 persen.
ROI = Net Profit After Taxes/Total Assets
ROI = (Laba Bersih Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%
Contoh cara menghitung ROI atau Return on Investment sebagai berikut:
Investasi dilakukan pada salah satu proyek yang sedang ingin dijalankan suatu perusahaan. Investasi diberikan senilai Rp10.000.000. Dari proyek itu, diperoleh laba senilai Rp15.000.000.
ROI = (Laba Bersih Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%
ROI = ((Rp15.000.000 – Rp10.000.000)/Rp10.000.000)) x 100%
ROI = 50%
Hasil dari cara menghitung ROI adalah positif. Hal ini berarti investasi akan memberikan keuntungan dan investasi bisa dilanjutkan dengan risiko yang minimal.
Advertisement
Kelebihan dan Kekurangan ROI atau Return on Investment
Kelebihan ROI atau Return on Investment:
1. Sifat ROI yang menyeluruh memungkinkan perusahaan untuk dapat mengukur efisiensi berbagai aspek.
2. Dapat digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan lain jika rasio dan praktik akuntansinya telah diketahui.
3. Dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi.
Kekurangan ROI atau Return on Investment:
1. Praktik akuntansi suatu perusahaan mungkin berbeda. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan perbandingan.
2. ROI yang tinggi belum bisa dinilai efektif sebelum dibandingkan dengan biaya modalnya.
3. Fluktuasi nilai uang berpengaruh pada perhitungan karena perbedaan saat pembelian saat inflasi dan saat tidak inflasi.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Laudia Tysara, Editor: Fadila Adelin. Published: 19/1/2022)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.