Bola.com, Jakarta - Tanpa disadari, dalam kehidupan sehari-hari kita kerap menemukan berbagai jenis teks ulasan film, buku, lagu, karya sastra, dan sebuah karya seni dalam surat kabar atau media lainnya.
Teks ulasan adalah teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya. Teks ulasan juga dapat disebut resensi maupun review.
Baca Juga
Advertisement
Teks ulasan disusun seringkas mungkin dan di dalamnya terdapat kritikan, masukan, maupun pendapat.
Dengan adanya teks ulasan, harapannya akan timbul keinginan dari seseorang untuk menikmati suatu karya dan turut mengapresiasinya.
Jadi, teks ulasan berfungsi sebagai pengantar dan pemandu bagi para penikmat suatu karya. Adapun satu di antara karya yang banyak disukai orang adalah novel. Pasalnya, novel menyajikan cerita yang menarik dan bisa menyita perhatian dari pembacanya.
Untuk memudahkan kamu untuk memahami novel yang ingin dibaca, kamu bisa menyimak contoh-contoh teks ulasan buku novel di bawah ini.
Berikut ini beberapa contoh teks ulasan buku novel yang menarik untuk diketahui, dikutip dari laman Pendidikanpedia dan Sekolahnesia, Kamis (29/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perahu Kertas
- Identitas
Judul: Perahu Kertas
Penulis: Dewi "Dee" Lestari
Genre: Roman
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2009
Jumlah Halaman: 444 halaman
Bahasa: Indonesia
- Sinopsis
Perahu Kertas bercerita tentang Kugy, seorang gadis yang gemas berkhayal dan menulis dongeng. Ia kerap kali membuat surat untuk Dewa Neptunus dalam bentuk perahu kertas yang dihanyutkan ke danau atau laut. Kecintaan Kugy terhadap dunia sastra membuatnya menempuh pendidikan sastra di sebuah universitas di Kota Bandung.
Sementara itu, Keenan adalah seorang pria yang gemar melukis. Setelah singgah di Amsterdam bersama sang nenek, Keenan akhirnya kembali ke Indonesia dan mengenyam pendidikan di Kota Bandung.
Keenan sebenarnya bercita-cita untuk menjadi seorang pelukis. Namun, ia terpaksa masuk ke Fakultas Ekonomi karena keinginan sang ayah.
Sahabat Kugy sejak kecil, Noni, mempertemukan dirinya dengan Keenan. Keenan merupakan sepupu dari kekasih Noni, yang bernama Eko. Keempatnya bersahabat hingga akhirnya Kugy dan Keenan memiliki rasa satu sama lain.
Kendati demikian, perasaan itu mereka pendam dalam hati karena Kugy sudah memiliki kekasih bernama Joshua. Sedangkan Keenan dijodohkan dengan sepupu Noni yang bernama Wanda.
Hubungan Kugy dan Keenan makin merenggang setelah Keenan berpacaran dengan Wanda. Suatu saat, Keenan mengalami masalah sehingga ia harus mengakhiri hubungannya dengan Wanda.
Masalah keluarga dan patah hati yang dialaminya membuat Keenan meninggalkan kehidupan di Kota Bandung. Ia pergi ke Bali dan bertemu dengan Pak Wayan yang memiliki hobi melukis.
Selama menetap di Pulau Dewata, Keenan kembali melanjutkan bakatnya di bidang seni lukis. Ia jatuh cinta dengan keponakan Pak Wayan, Ludhe Laksmi.
Di sisi lain, Kugy bekerja di Jakarta sebagai copywriter. Dia bertemu dengan Remi, atasan dan sahabat kakaknya. Keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menjalin hubungan.
Suatu ketika, Keenan harus kembali ke Jakarta karena harus melanjutkan perusahaan keluarganya. Kugy dan Keenan pun bertemu kembali di Kota Jakarta.
- Kelebihan
Novel ini menggunakan pendekatan dengan gaya bahasanya yang ringan sehingga mudah dibaca oleh para remaja.
Selain itu, ceritanya terbilang unik, meskipun kompleks. Banyak motivasi dan pesan yang terkandung di dalamnya, tetapi tidak terkesan menggurui dan bisa diterima oleh berbagai kalangan.
Alurnya juga realistis, tidak terlalu idealis sehingga seakan-akan hanya seperti cerita-cerita novel biasa pada umumnya.
- Kekurangan
Kekurangan novel ini terletak pada penjabaran cerita yang terlalu terperinci sehingga pembaca cenderung malas untuk membacanya. Selain itu, jumlah halaman dalam novel ini tergolong banyak.
Advertisement
Negeri 5 Menara
- Identitas
Judul Buku: Negeri 5 Menara
Penulis: Ahmad Fuadi
Tebal Buku: 423 halaman
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2009
- Sinopsis
Novel karya Ahmad Fuadi ini sudah diangkat dalam layar lebar. Tokoh utama di dalam novel ini adalah Alif. Ia lahir di Minangkabau. Sejak kecil, Alif mempunyai cita-cita menjadi seperti B. J. Habibie. Oleh karena itu, setelah SMP, ia berencana melanjutkan SMU di Padang. Ia berharap dapat kuliah di jurusan yang diinginkannya.
Amak Alif berkeinginan anaknya menjadi penerus Buya Hamka. Hal ini membuat impian Alif kandas. Orang tuanya menawari untuk sekolah agama atau pergi ke pondok pesantren. Alif sempat kesal, tetapi ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Akhirnya, ia masuk pondok. Pamannya memberi saran untuk masuk ke Pondok Pesantren modern Gontor di Jawa Timur.
Awalnya Alif menjalaninya dengan setengah hati, tapi akhirnya ia tetap ingin melanjutkan di pondok posantren karena mendengar kalimat bahasa Arab Man Jadda Wajada yang artinya adalah barang siapa bersungguh-sungguh, pasti bisa.
Di pondok pesantren, ia memiliki teman baru yang berasal dari berbagai daerah. Mereka adalah Raja, Dulmajid, Said, Atang, dan Baso. Mereka habiskan waktu sehari-hari dengan hafalan Al-Qur'an, belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris siang malam. Pada tahun pertama, mereka merasa berat, akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya mereka bisa menjalani dengan penuh warna dan pengalaman.
Suatu hari Baso keluar dari pondok, hal ini menggugah semangat Alif dan teman-temannya untuk segera lulus dan menjadi orang sukses serta mewujudkan impiannya untuk pergi ke benua Eropa dan Amerika.
Akhirnya, impian mereka terwujud. Alif berada di Amerika, Atang di Afrika, Raja di Eropa, Baso di Asia, Said dan Dulmajid di Indonesia. Anda dianjurkan untuk tidak meremehkan suatu impian karena Allah Maha Mendengar.
- Kelebihan
Ceritanya menarik dan membuat pembaca penasaran untuk mengetahui lebih lanjut kehidupan di dunia pesantren. Di dalam novel ini banyak dijumpai motivasi.
- Kekurangan
Bagian klimaks ceritanya kurang menonjol dan penjelasan mengenai kehidupan beberapa tokoh dalam novel tersebut masih kurang.
Bumi Manusia
- Identitas
Judul: Bumi Manusia
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Genre: Drama sejarah
Penerbit: Hasta Mitra
Tahun Terbit: 1980
Jumlah Halaman: 535 halaman
Bahasa: Indonesia
- Sinopsis
Bumi Manusia mengambil latar tahun 1918 pada masa kolonial Belanda. Seorang pemuda bernama Minke melanjutkan pendidikannya dalam sebuah sekolah elite yang diperuntukkan bagi orang Eropa, Belanda, dan kaum priyayi.
Minke bukan hanya seorang pemuda pribumi biasa, ia begitu cakap dan berwawasan luas. Dengan kepandaiannya dalam menulis, ia berhasil menerbitkan opininya dalam surat kabar. Terbukanya wawasan Minke, ternyata turut mengubah cara pandangnya terhadap orang Eropa, Belanda.
Ia tidak lagi mengagumi mereka, melainkan mengecam segala penindasan yang telah mereka buat bagi bangsanya. Dalam perjalanan Minke, ia juga bertemu seorang gadis cantik keturunan Indo-Belanda bernama, Annelies Mellema. Annelies tinggal bersama ibunya yang dipanggil sebagai Nyai Ontosoroh.
Hasil dari hubungannya dengan Annelies tampak bahagia sesaat, tapi menimbulkan berbagai dampak bagi Minke dan Nyai Ontosoroh. Tidak hanya mendapat gunjingan dan tuduhan melakukan hal-hal tak senonoh dengan Nyai, Minke pun harus dipaksa menerima kepergian Annelies.
Semua itu karena hukum Belanda yang memang tidak berpihak pada pribumi, Minke berusaha dengan keras untuk mengembalikan hak-hak yang seharusnya mereka miliki. Termasuk, menahan kepergian paksa Anneliese akibat hukum Belanda.
- Kelebihan
Novel sangat bagus dan cocok dibaca oleh semua kalangan kecuali anak-anak. Penulis juga menekankan arti penting belajar dan memberikan pesan-pesan yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat.
Alur ceritanya sungguh menarik untuk dibaca dan diikuti sampai akhir. Setiap permasalahan yang muncul ditulis dengan jelas bahkan hampir sempurna tanpa ada celah.
- Kekurangan
Novel menggunakan bahasa yang cukup tinggi sehingga pembaca harus berpikir keras untuk memahami alur ceritanya.
Advertisement
Laskar Pelangi
- Identitas
Judul Buku: Laskar Pelangi
Penulis: Andrea Hirata
Tebal Buku: 529 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tahun Terbit: 2005
- Sinopsis
Laskar Pelangi merupakan novel fiksi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel tersebut mengisahkan tentang kehidupan 10 anak di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, yang saling bersahabat. Orang tua mereka memiliki profesi yang sama, yaitu penambang timah. Meski hidup di tengah kemiskinan, mereka tetap bersekolah untuk menimba ilmu.
Keadaan sekolah mereka cukup memprihatinkan dan tidak layak huni. Hal ini mendapat teguran dari pemerintah untuk menutup sekolah tersebut karena jumlah muridnya yang sedikit, yaitu hanya 10 orang. Waktu itu, sekolah nyaris ditutup karena pada saat penerimaan peserta didik baru, hanya ada sembilan orang siswa. Lalu, Harun datang sehingga sekolah tidak jadi ditutup.
Ibu Muslimah merupakan sosok guru yang penyabar dalam mendidik para siswa. Meski beliau hanyalah lulusan SMP, beliau memiliki tekad yang kuat untuk mendedikasikan diri di dunia pendidikan.
- Kelebihan
Cerita ini mempunyai gaya bahasa yang bagus sehingga menjadikan alur ceritanya menarik untuk dibaca. Banyak pelajaran hidup yang dapat dicontoh berdasarkan cerita di atas. Satu di antaranya adalah tumbuhnya rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberi.
- Kekurangan
Kekurangan dari novel Laskar Pelangi ini penulis seolah tidak menjelaskan waktu yang jelas.
Kemudian latar belakang cerita yang berasal dari daerah terpencil menjadikan ada beberapa bahasa yang tidak dimengerti oleh orang awam.
Sumber: Pendidikanpedia, Sekolahnesia
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.