Bola.com, Jakarta - Resesi ekonomi adalah kondisi yang ditakuti oleh seluruh negara di dunia. Di sisi lain, mungkin ada beberapa di antara kita yang belum mengetahui apa itu resesi ekonomi.
Resesi ekonomi atau kemerosotan yaitu keadaan di mana produk domestik bruto (GDP) menurun atau pada saat pertumbuhan ekonomi ini bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Baca Juga
Advertisement
Resesi ekonomi juga bisa diartikan penurunan signifikan pada kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya tiga bulan lebih.
Sederhananya, resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.
Resesi ekonomi sering diasosiasikan dengan turunnya harga (deflasi), atau kebalikannya, meningkatnya harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.
Saat resesi ekonomi, pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa sampai 0 persen, bahkan minus pada kondisi terburuknya. Satu di antara akibat resesi adalah akan terjadi PHK karyawan secara besar-besaran.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa memahami pembahasan tentang resesi ekonomi pada artikel ini, untuk bisa menambah wawasan dan pengetahuan umummu.
Berikut ini rangkuman mengenai resesi ekonomi yang perlu dicermati secara saksama, dikutip dari laman Sarjanaekonomi dan Pelajaran, Jumat (30/9/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-ciri Resesi Ekonomi
- Turunnya lapangan pekerjaan.
- Pertumbuhan ekonomi negatif.
- Impor lebih besar dari ekspor.
- Jumlah produksi dan konsumsi tidak seimbang.
Advertisement
Penyebab Resesi Ekonomi di Indonesia
Indonesia sebenarnya hanya korban dari resesi yang mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika masuk ke Indonesia melalui bursa efek dan sektor riil.
Melalui sektor riil, Amerika merupakan negara yang menyerap hampir 10 persen ekspor Indonesia atau terbesar kedua setelah Jepang, hal ini tentunya akan mengganggu volume ekspor Indonesia serta meruntuhkan perusahaan di Indonesia yang bergantung pada ekspor ke Amerika.
Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang kemudian bisa menekan sektor keuangan.
Akibat Resesi Ekonomi Internasional pada Indonesia
- Harga minyak bumi tidak dapat naik, tetapi cenderung turun.
- Banyak komoditi ekspor mulai mengalami harga turun dan volume ekspor terkena dan juga, komoditi lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dan sebagainya.
Agak melemah dalam harganya. Nilai hasil ekspor nonmigas dalam ukuran riil dapat dikatakan akan menurun sedikit dan cenderungan masih berjalan terus.
- Hasil ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami hambatan karena proteksionisme di luar negeri.
- Resesi dunia masih berkelanjutan, baik di Amerika maupun Eropa dan Jepang. Akibat permintaan akan barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahkan merosot.
- Tingkat bunga di Amerika tinggi. Akibatnya dolar lari ke Amerika; kedudukan dolar meningkat dibandingkan dengan rupiah. Di samping menimbulkan spekulasi terhadap kemungkinan devaluasi rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat bersaing di pasar luar negeri.
- Merosotnya harga minyak merupakan pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, dana untuk pembangunan, yang dulu diambil dari penerimaan migas, sangat merosot.
- Ekspor nonmigas juga terpukul, tidak meningkat seperti diharapkan belum bisa untuk mengimbangi kerugian dari kemerosotan harga minyak.
- Cabang industri dalam negeri yang terpukul antara lain tekstil, otomotif, elektronika, bangunan atau konstruksi.
Advertisement
Dampak Resesi Ekonomi untuk Indonesia
- Tidak stabilnya kurs dolar akan memukul langsung dan membuat kurs dolar membuat rupiah melemah. Hal itu juga akan memukul sektor ekspor impor yang ada di Indonesia.
- Dilihat dari tingkat suku bunga, ketakstabilan dolar tersebut akan membuat suku bunga meningkat karena Bank Indonesia akan menarik rupiah ke dalamnya. Dampaknya yaitu inflasi yang makin meninggi. Dampaknya pada Bank Syariah yang menjadi kurang kompetitif.
- Gabungan antara kurs dolar yang tinggi dengan suku bunga yang naik, akan berdampak pada dua hal. Investor di dalam sektor ini akan banyak yang membatalkan investasinya. Akibat lainnya yaitu investasi pada sebuah saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham sebuah pasar modal.
Sumber: Sarjanaekonomi, Pelajaran
Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini.