Sukses


Cara Membantu Teman yang Mengalami KDRT, Perlu Berhati-hati

Bola.com, Jakarta - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bisa terjadi pada siapa saja. Baik pria maupun wanita juga bisa menjadi pelaku KDRT. 

Penting untuk memberikan perhatian lebih terhadap kasus KDRT mengingat dalam sebagian besar kasusnya, korban KDRT memilih untuk diam dan enggan mencari bantuan. 

Bagi kebanyakan korban KDRT, masalah yang dialaminya merupakan aib dan hal tabu sehingga menyulitkan dalam memberikan pertolongan pada mereka.

Lalu, bagaimana apabila Anda mengetahui teman Anda menjadi korban KDRT? Apa yang sebaiknya Anda lakukan? 

Membantu teman yang mengalami KDRT dengan membicarakan maupun mengatasi masalah ini, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan niat, keberanian, dan waktu untuk berhasil melaluinya.

Namun, Anda tetap dapat menolong teman Anda dan memberikannya jalan keluar yang tepat. 

Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk menolong teman Anda yang menjadi korban KDRT, seperti disadur dari Klikdokter, Senin (3/10/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Cara Membantu Teman yang Mengalami KDRT

Seperti telah disinggung di atas, kebanyakan korban KDRT enggan membicarakan kejadian yang menimpanya dan memilih diam. Pada akhirnya, masalah mereka tak pernah benar-benar tuntas karena masuk ranah personal yang tabu untuk dibicarakan maupun diselesaikan.

Sebagai teman, Anda harus menyadari Anda tidak dapat membuatnya serta-merta meninggalkan pasangannya.

Dibutuhkan waktu untuk membantunya keluar dari kondisi yang menjerat tersebut. Apalagi jika terdapat perbedaan cara pandang antara Anda dan teman Anda tersebut terhadap kekerasan itu sendiri.

Dilansir Telegraph, psikolog Dr. Petra Boynton mengatakan bahwa kebanyakan orang yang berada dalam hubungan yang abusif mungkin tampak tidak bahagia dan menginginkan adanya perubahan, tetapi mereka tidak melihat situasi mereka sebagai kekerasan.

Hal ini mungkin terjadi karena pasangan mereka mengatakan bahwa mereka terlalu sensitif. Atau mereka memaknai "kekerasan" sebatas kebengisan fisik yang sangat ekstrem; jadi bila mereka mengalami kekerasan verbal, emosional, seksual, atau finansial, mereka tidak menganggap dirinya sebagai korban.

Selain itu, mereka mungkin saja khawatir bahwa kekerasan itu terjadi karena kesalahan mereka. Bisa juga takut anak-anak mereka ikut menjadi korban atau diambil dari mereka.

Ada pula yang cemas membayangkan masa depan mereka bila harus berpisah dengan pasangan, kendati mereka disakiti secara fisik maupun mental.

Meski begitu, tetap dukung setiap langkah yang teman Anda ambil, tetapi tetap waspada. Yakinkan dirinya bahwa Anda akan selalu berada di sampingnya dan membantunya mencari strategi yang aman.

 

3 dari 3 halaman

Cara Membantu Teman yang Mengalami KDRT

Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk menolong teman Anda yang mengalami KDRT:

Mendukung tanpa Menghakimi

Jadilah teman yang baik dan tidak menghakimi, yang dapat ia andalkan dalam masa-masa sulitnya. Bila memang sedang sama-sama sibuk, selalu ingatkan teman Anda bahwa ia dicintai dan berharga. 

Intinya, sediakanlah ruang yang aman untuk teman Anda bercerita, bernaung, dan menaruh harapan.

Buat Jadwal Bertemu

Cari waktu untuk berbicara empat mata dengan teman Anda. Saat mengobrol dengannya, jangan mengambil kontrol dengan menyuruhnya melakukan apa yang Anda rasa ia harus lakukan. 

Sebaliknya, tanyakan apa yang ia butuhkan dan inginkan, kemudian bantu dirinya untuk mencari solusi yang aman.

Yakinkan Teman Anda untuk Mencari Bantuan

Jika teman Anda ragu atau takut mencari pertolongan, yakinkan dirinya. Bantu ia mencari informasi mengenai lembaga-lembaga yang dapat menangani KDRT.

Beberapa organisasi pemerhati kasus-kasus kekerasan, antara lain Komnas Perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Lembaga Bantuan Hukum APIK.

Berhati-hati

Selalu ada kemungkinan pelaku membaca pesan pribadi, email, bahkan mungkin mendengarkan percakapan. Maka itu, berhati-hatilah dalam bersikap atau berkata-kata, sampai Anda yakin bahwa tidak ada yang mengganggu. 

Misalnya saat menelepon, tanyakan kepada teman Anda, “Apakah ini saat yang tepat untuk berbicara?” Jangan sampai Anda malah membahayakan teman Anda serta diri sendiri.

Dorong Teman Anda untuk Cukup Makan dan Istirahat

Berikan teman Anda ruang dan waktu untuk beristirahat, serta dorong ia untuk makan dengan lebih sehat. Hal ini membantunya untuk memiliki suasana hati yang jernih, sepelik apa pun kondisi yang dihadapinya.

 

Disadur dari: Klikdokter.com

Silakan klik tautan ini untuk artikel cara dari berbagai tema lain. 

Video Populer

Foto Populer