Bola.com, Jakarta - Mungkin masih banyak yang belum tahu apa itu 'erotomania'. Namun, apakah kamu pernah mengetahui ada kenalan atau bahkan kamu sendiri, yang merasa idolamu mencintaimu? Jika ya, kamu perlu waspada.
Pasalnya, kondisi di atas merupakan gejala dari erotomania. Erotomania merupakan satu di antara gangguan mental.
Advertisement
Dalam hidup, sah-sah saja kita mengagumi seseorang asalkan masih dalam batas wajar. Mereka yang kerap menjadi objek kekagumaan adalah tokoh publik, seperti aktor, aktris, dan penyanyi.
Biasanya kekaguman muncul karena ketertarikan fisik. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, kekaguman tersebut muncul secara berlebihan dan berubah menjadi 'cinta', yang sulit dikendalikan.
Kondisi tersebut berubah menjadi tidak wajar bila kamu percaya bahwa kamu juga dicintai sang artis idola. Kondisi 'halu' tersebut dinamakan sindrom erotomania.
Itulah penjelasan singkat perihal erotomania. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan apa itu erotomania, gejala, serta cara mengatasinya, disadur dari Klikdokter, Kamis (6/10/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Erotomania
Erotomania adalah gangguan mental yang bersifat tidak rasional (delusi). Para pengidapnya akan sangat percaya dan terlalu yakin bahwa orang yang dia cintai juga mencintai dirinya alias terbalaskan.
Dilansir dari berbagai sumber, ada ciri khas yang menggambarkan kondisi erotomania ini. Pertama, mayoritas pengidapnya adalah kaum hawa, terutama wanita yang jarang melakukan kontak seksual dan penyendiri.
Kedua, pria yang dicintainya biasanya memiliki kondisi yang bertolak belakang dengan si wanita. Pria tersebut merupakan tokoh atau orang yang memiliki kedudukan tinggi di lingkungan masyarakat dan punya fisik rupawan. Misalnya, seorang artis atau tokoh yang memang punya banyak penggemar.
Meski mayoritas pengidap sindrom erotomania adalah wanita, bukan berarti pria tak bisa mengidap erotomania. Pria pun tetap bisa mengidap sindrom "halu" ini.
Bahkan, bila pria yang menjadi pengidap erotomania, mereka akan cenderung bertindak agresif hingga melakukan kekerasan tertentu pada orang yang dipujanya karena obsesi yang besar.
Advertisement
Gejala Erotomania
Di sisi lain, berpikir bahwa diri sendiri dicintai oleh orang lain sebenarnya tidak langsung membuatmu terdiagnosis mengidap erotomania.
Ada beberapa indikator untuk mengatakan bahwa seseorang menderita erotomania, seperti berikut ini:
- Kondisi tidak rasional ini sudah berlangsung lama dan ekstrem.
- Pengidap benar-benar yakin bahwa orang yang dicintainya juga berhasrat sama.
- Meyakini bahwa orang itulah yang mencintai dan mendekati pengidap lebih dulu.
- Punya segudang alasan yang membenarkan bahwa si pujaan hati benar-benar menyukainya.
- Gejala muncul tiba-tiba.
- Jika ada kontak antara si tokoh dan si pengidap, orang lain akan melihatnya sebagai hal yang biasa saja. Sedangkan bagi si pengidap, itu merupakan hal yang sangat spesial dan dianggap sebagai bukti cinta.
- Kehilangan minat dalam melakukan kegiatan lain. Pengidap akan terus memikirkan dan membicarakan tentang si pujaan hati yang dipikirnya juga mencintainya.
- Merasa sangat cemburu bila ada yang dekat dengan idolanya.
- Sering mengirimi hadiah, meneror dengan panggilan telepon berkali-kali, dan sering mengirim surat atau email cinta.
- Sangat yakin bahwa sang idola sering mengirim kode cinta diam-diam, baik lewat media sosial, pandangan, maupun gerak-gerik.
- Suka menguntit si idola dan berbohong kepada orang lain.
Ada sebagian pengidap sindrom erotomania yang masih bisa beraktivitas normal, tetapi ada pula yang sampai berbicara sangat cepat, tidak bisa tidur, dan memiliki dorongan energi berlebih untuk melakukan sesuatu kepada idolanya.
Menguntit atau yang populer disebut stalking dapat memperparah kondisi emosi si pengidap. Makin sering menguntit, makin buruk kondisi emosi si penderita.
Dalam sebuah penelitian, 10 persen penguntit memang menderita erotomania. Lebih seramnya lagi, 80 persen tindakan kekerasan yang dilakukan si penguntit ditujukan kepada pujaan hatinya.
Mungkin kamu menjadi bingung, bila cinta lantas mengapa justru menyakiti? Ya, karena itulah, kondisi mencintai ekstrem ala erotomania dianggap sebagai gangguan mental.
Cara Mengatasi Erotomania
Sama seperti gangguan mental lainnya, erotomania dapat disembuhkan dengan beberapa terapi. Adapun sejumlah psikoterapi yang dapat dilakukan, antara lain:
- Psikoterapi Individual
Terapi ini bermanfaat untuk mengenali dan memperbaiki gangguan berpikir yang dialami pengidap erotomania.
- Terapi Perilaku Kognitif
Jenis ini bermanfaat untuk membantu pengidap mengenali dan mengubah pola pikirnya, serta perilaku yang menyebabkan ketaknyamanan.
- Terapi Keluarga
Terapi ini membutuhkan bantuan dari pihak keluarga. Mereka dapat membantu menangani gejala erotomania pada pasien dan diharapkan mampu berkontribusi terhadap perbaikan kondisi pasien.
Disadur dari: Klikdokter.com
Silakan klik tautan ini untuk artikel kesehatan mental dari berbagai tema lain.
Advertisement