Sukses


5 Contoh Puisi Islami, Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Bola.com, Jakarta - Puisi merupakan satu di antara jenis karya sastra yang berisi pikiran, perasaan, pesan, dan imajinasi penyair.

BACA JUGA: Pengertian Dunia Fana Dalam Islam Lengkap Dengan Dalilnya

Bahasa yang digunakan dalam puisi sifatnya puitis, indah, terikat dengan irama, rima serta disusun dalam larik dan bait.

Ada banyak tema puisi yang bisa dibuat, satu di antaranya bernuansa Islami. Puisi Islami hampir sama seperti puisi pada umumnya. Adapun yang membedakan hanya pada temanya saja yang lebih fokus pada hal yang bernuansa keagamaan.

Puisi Islami biasanya berisi pesan-pesan kebaikan. Puisi tersebut bisa dijadikan pengingat dan pedoman dalam melakukan perbaikan diri menjadi lebih baik serta pelecut semangat dalam ibadah.

Jadi, sebagian besar puisi Islami bertujuan agar umat muslim selalu mengingat Allah Swt.

Berikut ini beberapa contoh puisi Islami yang penuh makna dan menyentuh hati, dikutip dari laman Puisipendek dan Seuntaipuisi, Kamis (6/10/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Alhamdulillah

Di saat waktu berhenti…

Kosong…

Dimensi membutakan mata,

Memekakkan telinga

Lalu diri menjadi hampa,

Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka,

Sadarku akan hadir-Mu,

Mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri.

 

Sujudku…

Pun takkan memuaskan inginku,

Untuk hanturkan sembah sedalam kalbu,

Adapun kusembahkan syukur pada-Mu Ya Allah,

 

Untuk nama,

Harta,

Dan keluarga yang mencinta,

Serta perjalanan yang sejauh ini tertempa.

 

Alhamdulillah…

Pilihan dan kesempatan,

Yang membuat hamba mengerti,

Lebih baik tentang makna diri,

Semua lebih berarti akan mudah dihayati.

 

Alhamdulillah…

Alhamdulillah…

Alhamdulillah…

3 dari 6 halaman

Taubat Nasuha

Ketika niat hati terasa mustahil ditepati

Hari-hari pun dilalui kosong tanpa arti

Dunia berbondong-bondong memasuki ruas hati

Memonopoli sukma yang tak berdaya seakan mati

 

Iya...

Aku telah mati sebelum malaikat maut bertamu

Sebelum napas yang dititipkan kembali bagai debu

Bahkan sebelum cakrawala runtuh di jantung sendu

Dan mentari tak lagi khidmat di garis ufuk

Menikam kalbu

 

Entah bekal apa yang akan ditimbang di Yaumul Miizan

Jikalau ibadah yang diwajibkan enggan terlaksanakan

Bahkan panggilannya lima kali sehari pun terabaikan

Hingga ukhrawi tempatku dikembalikan terlalaikan

 

Taaba-yatuubu taubah

Taubat kuazamkan bukti hujah

Sari'a-yasro'u sur’ah

Segera menuju Sang Pemurah

 

Rasa takutku begitu dahsyat terhadap neraka

Tapi aku tak pantas menantikan nirwana

Semoga hatiku sigap jujur dalam niatnya

Untuk berubah menggapai taubat nasuha

4 dari 6 halaman

Yang Maha Kuasa

Tatkala fajar menyingsing

Dingin pun menelusuk hingga ke tulang

Tak surut doa demi doa

Membumbung ke angkasa

Senandung ayat-ayat-Nya

Kian menggema di setiap sudut semesta

Azan yang dikumandangkan

Kian menenteramkan jiwa

Air yang mengalir membasuhi wajah

Menyegarkan hati dan menyucikan diri

Sujud hamba kepada-Nya

Pemilik alam semesta Allah Yang Maha Kuasa

Ya Allah Ar Rahman

Ya Allah Yang Maha Pengasih

Ya Allah Ar Rahim

Ya Allah Yang Maha Penyayang

Beribu kata terima kasih tak cukup untuk menebus rahmat-Nya

Rahmat Yang Maha Kuasa

5 dari 6 halaman

Tempat yang Hanya Milik-Mu

Oleh: Irfa Erfianah

Bukan kepalsuan yang ku mau

Bukan kesemuan yang aku butuhkan

Hanya sebuah tempat

Yang bisa terima hinanya aku

 

Ku temukan itu di sisi-Mu

Terlihat dalam agung nama-Mu

Tempat terindah yang hanya milik-Mu

Tempat terindah yang hanya di sisi-Mu

 

Tempat yang bisa terima kotornya aku

Yang beri bahagia dalam ketenangan

Sungguh kepalsuan tiada padanya

Kesemuan pun mustahil ada padanya

 

Wahai Zat Penggenggam Jiwa

Jiwa-jiwa hidup dan jiwa-jiwa mati

Merindu-Mu dalam lembar penghambaan

Berharap diterima di tempat yang hanya milik-Mu.

6 dari 6 halaman

Candu Rindu Kepada-Mu

Oleh: Siti Nur Kholifah

Hati bergetar mendengar seruan keagungan-Mu

Kaki bersorak melangkah menuju hadapan-Mu

Menjamah air suci untuk membersihkan diri

Menuju ke persimpuhan nan suci

Seraya melantunkan bacaan-bacaan yang menganggungkan-Mu

Syukur tak hentinya menjalar sanubari

Hati bergejolak rasa rindu

Rasa rindu yang tak terbendung ingin segera menghadap-Mu

Rasa rindu seorang hamba yang haus akan rahmat-Mu

Apakah ini candu rindu kepada-Mu

Perasaan takut menyelimuti hati ini

Manakala tiada bertemu dengan-Mu

Seakan takut akan kehilangan-Mu

Hingga tak henti-hentinya ku bersimpuh di hadapan-Mu

Ya Robbi… Ya Rohman…

Jangan engkau hapuskan candu rindu ini

Candu rindu akan diri-Mu

Yang selalu menyelimuti hatiku

 

Sumber: Puisipendek, Seuntaipuisi

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer