Bola.com, Jakarta - Puisi merupakan satu di antara jenis karya sastra yang berisi pikiran, perasaan, pesan, dan imajinasi penyair.
BACA JUGA: Pengertian Dunia Fana Dalam Islam Lengkap Dengan Dalilnya
Baca Juga
Advertisement
Bahasa yang digunakan dalam puisi sifatnya puitis, indah, terikat dengan irama, rima serta disusun dalam larik dan bait.
Ada banyak tema puisi yang bisa dibuat, satu di antaranya bernuansa Islami. Puisi Islami hampir sama seperti puisi pada umumnya. Adapun yang membedakan hanya pada temanya saja yang lebih fokus pada hal yang bernuansa keagamaan.
Puisi Islami biasanya berisi pesan-pesan kebaikan. Puisi tersebut bisa dijadikan pengingat dan pedoman dalam melakukan perbaikan diri menjadi lebih baik serta pelecut semangat dalam ibadah.
Jadi, sebagian besar puisi Islami bertujuan agar umat muslim selalu mengingat Allah Swt.
Berikut ini beberapa contoh puisi Islami yang penuh makna dan menyentuh hati, dikutip dari laman Puisipendek dan Seuntaipuisi, Kamis (6/10/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Alhamdulillah
Di saat waktu berhenti…
Kosong…
Dimensi membutakan mata,
Memekakkan telinga
Lalu diri menjadi hampa,
Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka,
Sadarku akan hadir-Mu,
Mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri.
Sujudku…
Pun takkan memuaskan inginku,
Untuk hanturkan sembah sedalam kalbu,
Adapun kusembahkan syukur pada-Mu Ya Allah,
Untuk nama,
Harta,
Dan keluarga yang mencinta,
Serta perjalanan yang sejauh ini tertempa.
Alhamdulillah…
Pilihan dan kesempatan,
Yang membuat hamba mengerti,
Lebih baik tentang makna diri,
Semua lebih berarti akan mudah dihayati.
Alhamdulillah…
Alhamdulillah…
Alhamdulillah…
Advertisement
Taubat Nasuha
Ketika niat hati terasa mustahil ditepati
Hari-hari pun dilalui kosong tanpa arti
Dunia berbondong-bondong memasuki ruas hati
Memonopoli sukma yang tak berdaya seakan mati
Iya...
Aku telah mati sebelum malaikat maut bertamu
Sebelum napas yang dititipkan kembali bagai debu
Bahkan sebelum cakrawala runtuh di jantung sendu
Dan mentari tak lagi khidmat di garis ufuk
Menikam kalbu
Entah bekal apa yang akan ditimbang di Yaumul Miizan
Jikalau ibadah yang diwajibkan enggan terlaksanakan
Bahkan panggilannya lima kali sehari pun terabaikan
Hingga ukhrawi tempatku dikembalikan terlalaikan
Taaba-yatuubu taubah
Taubat kuazamkan bukti hujah
Sari'a-yasro'u sur’ah
Segera menuju Sang Pemurah
Rasa takutku begitu dahsyat terhadap neraka
Tapi aku tak pantas menantikan nirwana
Semoga hatiku sigap jujur dalam niatnya
Untuk berubah menggapai taubat nasuha
Yang Maha Kuasa
Tatkala fajar menyingsing
Dingin pun menelusuk hingga ke tulang
Tak surut doa demi doa
Membumbung ke angkasa
Senandung ayat-ayat-Nya
Kian menggema di setiap sudut semesta
Azan yang dikumandangkan
Kian menenteramkan jiwa
Air yang mengalir membasuhi wajah
Menyegarkan hati dan menyucikan diri
Sujud hamba kepada-Nya
Pemilik alam semesta Allah Yang Maha Kuasa
Ya Allah Ar Rahman
Ya Allah Yang Maha Pengasih
Ya Allah Ar Rahim
Ya Allah Yang Maha Penyayang
Beribu kata terima kasih tak cukup untuk menebus rahmat-Nya
Rahmat Yang Maha Kuasa
Advertisement
Tempat yang Hanya Milik-Mu
Oleh: Irfa Erfianah
Bukan kepalsuan yang ku mau
Bukan kesemuan yang aku butuhkan
Hanya sebuah tempat
Yang bisa terima hinanya aku
Ku temukan itu di sisi-Mu
Terlihat dalam agung nama-Mu
Tempat terindah yang hanya milik-Mu
Tempat terindah yang hanya di sisi-Mu
Tempat yang bisa terima kotornya aku
Yang beri bahagia dalam ketenangan
Sungguh kepalsuan tiada padanya
Kesemuan pun mustahil ada padanya
Wahai Zat Penggenggam Jiwa
Jiwa-jiwa hidup dan jiwa-jiwa mati
Merindu-Mu dalam lembar penghambaan
Berharap diterima di tempat yang hanya milik-Mu.
Candu Rindu Kepada-Mu
Oleh: Siti Nur Kholifah
Hati bergetar mendengar seruan keagungan-Mu
Kaki bersorak melangkah menuju hadapan-Mu
Menjamah air suci untuk membersihkan diri
Menuju ke persimpuhan nan suci
Seraya melantunkan bacaan-bacaan yang menganggungkan-Mu
Syukur tak hentinya menjalar sanubari
Hati bergejolak rasa rindu
Rasa rindu yang tak terbendung ingin segera menghadap-Mu
Rasa rindu seorang hamba yang haus akan rahmat-Mu
Apakah ini candu rindu kepada-Mu
Perasaan takut menyelimuti hati ini
Manakala tiada bertemu dengan-Mu
Seakan takut akan kehilangan-Mu
Hingga tak henti-hentinya ku bersimpuh di hadapan-Mu
Ya Robbi… Ya Rohman…
Jangan engkau hapuskan candu rindu ini
Candu rindu akan diri-Mu
Yang selalu menyelimuti hatiku
Sumber: Puisipendek, Seuntaipuisi
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement