Bola.com, Jakarta - Sebagai orang tua, Anda perlu mengetahui tanda-tanda apakah Anda terjangkit sharenting. Hal ini penting agar Anda bisa lebih bijak dalam mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum mengunggah foto maupun video anak ke media sosial.
Bagi yang belum paham, sharenting merupakan gabungan dari oversharing dan parenting.
Baca Juga
Advertisement
Oversharing adalah perilaku mengunggah berbagai aktivitas dalam kehidupan pribadi ke dalam jejaring sosial, sedangkan parenting merupakan kegiatan mengasuh anak.
Jadi, sharenting bisa dimaknai sebagai perilaku orang tua yang mengunggah berbagai sisi kehidupan anak ke dalam jejaring sosial.
Saat ini, sharenting telah menjadi tren. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan sharenting karena bagaimanapun, sebagai orang tua pastinya ingin mengunggah foto maupun video anak ke media sosial. Hanya, Anda perlu bijak dalam melakukannya, jangan sampai berlebihan.
Sharenting yang dilakukan tanpa pertimbangan matang bisa mengundang sejumlah bahaya, di antaranya seperti anak menjadi rentan terhadap penculikan, menjadikan anak rentan incaran pedofilia, dan membuat anak friustrasi.
Di sisi lain, banyak orang tua yang belum mengetahui sejauh mana batasan Anda bisa memajang foto maupun video anak di media sosial.
Agar lebih pasti, berikut tanda-tanda orang tua yang terjangkit tren sharenting, disadur dari Klikdokter, Jumat (14/10/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanda-Tanda Orang Tua Terjangkit Sharenting
Emosi Gampang Meledak bila Dituduh Oversharing atau ketika Konten Unggahan Dikritik
Seorang sharent, pelaku sharenting, kerap marah atau emosi saat ada yang berkomentar dirinya mengunggah terlalu banyak informasi tentang si kecil. Sebagian bahkan tak segan-segan untuk meng-unfriend siapa pun yang mengatakan ini.
Seorang sharent merasa bahwa dirinya tak perlu membenarkan diri kepada siapa pun. Menurutnya, itu adalah laman media sosialnya di mana ia berhak mengunggah apa pun yang ia mau.
Tidak Ada yang bersifat Pribadi
Umumnya seorang sharent tidak merasa bahwa hal-hal seperti foto USG anak hingga detail proses melahirkan bahkan yang berdarah-darah sekalipun, adalah sesuatu yang sifatnya pribadi. Sharent bahkan sering tidak menyadari bahwa foto tersebut terlalu “vulgar” untuk diunggah ke media sosial.
Sebagian bahkan tak malu untuk mengunggah foto si kecil tanpa busana karena dianggap lucu. Padahal, semua konten atau unggahan di media sosial bisa dilihat semua orang dari berbagai belahan dunia.
Advertisement
Tanda-Tanda Orang Tua Terjangkit Sharenting
Selalu Mencari Kamera untuk Menangkap Momen Langka
Mulai momen lucu atau menggemaskan hingga yang memalukan atau bahkan membahayakan anak, seorang sharent akan selalu siap siaga untuk memotret. Misalnya, saat anak kali pertama jatuh atau mengoleskan selai roti di mana-mana.
Ada pula kondisi yang lebih ekstrem, misalnya saat anak sedang mengalami tantrum di pusat perbelanjaan, si ibu tidak berusaha menenangkan. Ia malahan berteriak kepada anak, "Jangan gerak dulu!" sembari mencari-cari kamera.
Semua Konten di Media Sosial hanya tentang Anak
Fitur "Year in Review" atau kilas balik selama setahun belakangan, pada Instagram seorang sharent tak menunjukkan hal lain kecuali foto-foto anak dan segala pembaharuannya.
Bisa jadi rekan atau keluarga lupa bagaimana rupa Anda sekarang sebab setiap foto dan status adalah tentang anak.
Anda Hampir Tidak Mengenal Anak kecuali Melalui Lensa Kamera atau Gadget
Bagi seorang sharent, hidup adalah tentang momen. Dan pelakunya bertekad agar tidak melewatkan satu momen pun untuk diunggah secara online.
Bisa jadi, interaksi ibu dan anak yang sesungguhnya tak seperti yang tampak di media sosial, sebab kenyataannya sang ibu terlalu sibuk dengan gadget-nya
Tanda-Tanda Orang Tua Terjangkit Sharenting
Anda Menjadi Mamarazzi atau Paparazzi
Tanpa disadari, Anda memiliki ratusan bahkan ribuan foto tentang anak di media sosial dengan keterangan seperti, 'Saat bayi X pertama kali membuka mata' atau 'Saat X mulai makan sendiri' atau 'Hari pertama X disapih'.
Semua tentang Anda, Pola Asuh Anda dan Anak
Tidak peduli apa yang ditulis teman Anda di media sosial, Anda dapat mengubahnya menjadi percakapan tentang si kecil. Bagi teman-teman yang telah menjadi orang tua, Anda tak segan-segan memberi nasihat seputar pola asuh dan bagaimana menerapkannya kepada anak.
Sedangkan bagi yang belum, komentar "lelah" dari mereka bisa memancing omelan Anda seperti, "Mau tahu arti lelah yang sebenarnya? Punya anak dulu, deh".
Disadur dari: Klikdokter.com
Silakan klik tautan ini untuk artikel parenting dari berbagai tema lain.
Advertisement