Sukses


Macam-Macam Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan, Jangan Disepelekan

Bola.com, Jakarta - Mi instan termasuk makanan favorit yang dikonsumsi semua kalangan usia, khusunya masyarakat Indonesia. Bahkan, kita bisa menjumpai berbagai kreasi olahan mi instan di berbagai kafe kekinian.

Mi instan digemari karena harga terjangkau, mudah untuk dimasak, serta rasanya membuat ketagihan.

Di balik kelezatannya, kamu harus mengetahui bahwa mengonsumsi mi instan bisa membahayakan kesehatan tubuh, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.

Hal ini karena kebanyakan mi instan memiliki berbagai kandungan kimia dan pengawet di dalamnya sehingga mengundang penyakit jika dikonsumsi terlalu sering.

Maka itu, jika kamu benar-benar ingin makan mi instan, pastikan jumlahnya tidak lebih dari satu porsi dalam seminggu.

Berikut ini macam-macam dampak buruk terlalu sering makan mi instan, dikutip dari laman Topx dan Steemit, Jumat (21/10/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Macam-Macam Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan

1. Gangguan Pencernaan

Perlu diketahui bahwa mi instan merupakan makanan yang sulit dicerna sehingga membuat sistem pencernaan harus bekerja ekstra untuk menghancurkannya.

Itulah mengapa, jika mi instan dikonsumsi rutin dalam seminggu, efeknya bisa menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, atau kembung.

2. Obesitas

Terlalu banyak mengonsumsi mi instan dapat berujung pada kondisi obesitas. Perlu diketahui, satu bungkus mi instan rata-rata mengandung 14 gram lemak jenuh. Angka ini sudah memakan sekitar 40 persen dari kebutuhan harian.

Selain itu, mi instan memiliki kalori yang tinggi. Meski mengenyangkan, nilai gizi yang masuk ke tubuh hanya sedikit dan tidak sebanding dengan kalorinya.

3 dari 5 halaman

Macam-Macam Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan

3. Berisiko Kanker

Mi instan memiliki bahan pengawet agar bisa disimpan lebih lama sebelum mengonsumsinya. Bahan kimia yang terkandung di dalamnya memiliki sifat karsinogenik yang dapat memicu sel-sel kanker.

4. Masalah Jantung

Setiap dalam kemasan mi instan rata-rata mengandung MSG (monosodium glutamat), natrium, dan kalori tinggi. Kandungan MSG dan natrium bisa memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi hingga masalah gagal jantung.

4 dari 5 halaman

Macam-Macam Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan

5. Diabetes

Mi instan terbuat dari maida, yang merupakan olahan tepung terigu yang telah mengalami proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan.

Maida yang terkandung pada mi instan hanya bahan tambahan yang tidak memiliki kandungan nutrisi apa pun selain kaya rasa. Selain itu, maida memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga konsumsi maida dapat meningkatkan gula darah.

Saat mengkonsumsi maida, pankreas akan melepaskan insulin dengan segera untuk mencernanya, yang seharusnya membutuhkan waktu. Kondisi ini dapat memicu pembengkakan hingga berpotensi terkena penyakit diabetes tipe 2.

6. Gangguan Fungsi Ginjal

Perasa tambahan pada mi instan memiliki kadar natrium dan kandungan garam yang cukup tinggi sehingga bisa berdampak buruk pada fungsi ginjal. Apabila jumlah natrium tersebut terus bertambah, yang terjadi adalah penumpukan natrium dalam tubuh dan meningkatkan stroke hingga kanker perut.

5 dari 5 halaman

Macam-Macam Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Mi Instan

7. Risiko Penyakit Liver

Mi instan mengandung pengawet dan zat aditif yang bila dikonsumsi terlalu banyak akan menekan kerja organ hati (liver) karena sulit diuraikan. Bila terus dibiarkan, organ hati bisa kewalahan lalu menimbun lemak berlebih dalam selnya sendiri.

Akibatnya, lemak yang menumpuk akan menimbulkan kerusakan pada liver. Fungsi hati yang terganggu juga dapat menyebabkan retensi air serta pembengkakan.

8. Kerusakan Jaringan Otak

Sering mengonsumsi mi instan bisa menumpuk zat-zat kimia yang berbahaya dalam tubuh. Efek yang dirasakan bisa merusakkan sel-sel jaringan otak. Kerusakkan jaringan otak juga bisa memicu penyakit-penyakit lain seperti stroke atau kelumpuhan.

 

Sumber: Topx, Steemit

Dapatkan artikel macam berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer