Bola.com, Jakarta Beradaptasi dengan lingkungan kerja di ibukota Jakarta pasti bukan perkara yang mudah. Apalagi bagi seseorang lulusan SMK dari daerah yang masih butuh banyak pengalaman. Itulah yang dirasakan juga oleh Kartini, perempuan asal Banjarnegara, Jawa Tengah.
Ketika masih berusia 19 tahun, Kartini memberanikan diri untuk merantau dari Banjarnegara ke Jakarta. Ia bertekad untuk mencari pekerjaan di ibukota guna meringankan beban ekonomi keluarga. Pasalnya, usia sang ayah yang tidak muda lagi, harus bekerja sebagai penarik becak untuk menghidupi keluarga. Sementara itu, ibunya bekerja sebagai penjahit.
Advertisement
“Aku tergerak cari uang sendiri karena sedih dulu lihat Bapak masih narik becak karena Bapak juga sudah berumur,” tutur Kartini.
Kartini punya harapan besar saat datang ke Jakarta. Ia berharap upah yang didapatkannya di ibukota cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga di kampung halaman.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bekerja di Sebuah Pabrik
Awalnya, ia mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik yang memproduksi produk kesehatan wanita. Namun, ada banyak lika-liku yang dihadapi Kartini untuk bertahan di situasi kerja yang kurang nyaman.
Ia harus melakukan berbagai pekerjaan yang cukup berat sembari beradaptasi di ibukota yang tidak mudah. Upah yang ia dapatkan pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ia sempat berjualan skincare sebagai pekerjaan sampingannya. Namun, hasilnya pun tak sesuai harapan, belum juga cukup untuk memenuhi biaya hidupnya di Jakarta sekaligus orangtuanya di Banjarnegara.
Kemudian, Kartini mencoba jalan lain. Ia mencoba mendaftar sebagai affiliate dengan mengunggah video-video pendek yang berisi rekomendasi produk fashion. Ia menautkan link produk yang direkomendasikannya sehingga orang-orang bisa langsung mengklik dan membeli produk itu. Lalu, ia akan mendapat komisi untuk setiap pembelian produk yang telah direkomendasikannya melalui Shopee Affiliates Program.
Pada awal momen terjun sebagai affiliate, Kartini hanya membuat konten saat ada waktu luang. Jadwal upload-nya pun tidak menentu. Namun, setelah membulatkan tekad untuk menjadi seorang affiliate, ia memutuskan untuk konsisten mengunggah setidaknya satu konten dalam seminggu.
Berkah Konsistensi, Kartini Tuai Hasil Besar
Konsistensi Kartini tak hanya menambah jumlah konten di akun media sosialnya. Lebih dari itu, dengan menjadi konsisten, ia terus berpikir kreatif untuk dijadikan ide konten. Sekarang, konten-kontennya beragam dan dapat dinikmati oleh banyak pengikutnya.
Penghasilan yang didapatkan Kartini pada bulan pertama sebagai affiliate setara dengan upah bulanan pekerjaan utamanya. Bahkan, setelah setahun menjadi affiliate, penghasilannya naik hingga puluhan kali lipat upah bulanannya selama ini. Hal itu menjadikan Kartini semakin semangat dalam membuat konten.
Hingga saat ini, Kartini sudah berhasil mencapai beberapa impiannya. Tak hanya membiayai kehidupan sehari-hari keluarganya, Kartini juga sudah merenovasi rumah orang tua di kampung halaman dengan penghasilannya sebagai affiliate. Tak hanya itu, ia juga sudah upgrade gadget untuk mendukung kualitas kontennya, serta membeli kendaraan impiannya sejak dulu, yakni Vespa.
Sekarang, Kartini sudah meyakinkan diri untuk keluar dari pekerjaan utamanya dan menjadi Shopee affiliate.
(*)
Advertisement