Bola.com, Jakarta - Teks eksemplum merupakan jenis teks yang berisi cerita tentang seorang tokoh atau perilaku dari sepenggal cerita.
Biasanya teks eksemplum diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian menceritakan kejadian yang sedang dialami tokoh tersebut, dan diakhiri dengan interpretasi dari dalam diri tokoh tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Teks eksemplum ini juga termasuk karya sastra yang berisi mengenai pengalaman hidup seseorang.
Berawal dari sebuah peristiwa yang dialami oleh tokoh dan kemudian dari peristiwa tersebut terdapat hikmah yang dapat diambil. Tujuannya agar tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari.
Sama seperti jenis teks lain, teks eksemplum tersusun dari beberapa struktur. Ada tiga struktur pembentuk teks eksemplum, yakni orientasi, insiden, dan interpretasi.
Untuk bisa lebih jelas untuk memahami teks eksemplum, dapat membaca contohnya pada artikel ini.
Berikut ini beberapa contoh teks eksemplum, lengkap beserta strukturnya, dikutip dari laman Yuksinau dan Materibindo, Senin (14/11/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Operasi Zebra
- Orientasi
Suatu insiden yang membuat saya tersadar, jika menaati peraturan adalah sebuah keharusan.
Hampir di setiap bulan, saya menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman di Solo. Sekarang saya telah tinggal di Kota Semarang, tepatnya di sebuah kos-kosan.
Saya sekarang berkuliah di UNDIP, di mana jarak rumah saya dengan kampus memang sangat jauh, yang mana menjadikan saya untuk nge-kos di kawasan kampus itu.
Saya tinggal bersama adik saya yang juga bersekolah di salah satu SMA yang ada di Kota Semarang.
Pada waktu itu, saya mudik ke kampung dari kosan sekitar pukul 07.30 pagi serta kemungkinan akan kembali lagi ke Semarang seminggu kemudian. Saya pulang dengan memakai sepeda motor.
- Insiden
Pada saat saya di perjalanan, saya merasa sangat ngantuk, sebab sehari sebelumnya saya tidak tidur karena terdapat tugas kuliah yang memang harus dikerjakan.
Dengan keadaan seperti itu, saya menjadi merasa tidak fokus ketika mengendarai sepeda motor.
Untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan terjadi, saya lalu menyuruh adik saya bertukar posisi agar ia mengendarai sepeda motor.
Sayangnya, adik saya belum memiliki SIM. Pasalnya, ia masih berusia 16 tahun.
Saya sempat berpesan terhadapnya untuk tidak mengebut maupun melanggar rambu–rambu lalu lintas dan jika ada operasi zebra, maka ia berhenti saja dan tidak usah panik.
Selepas seperempat perjalanan, tampak tidak ada operasi zebra serta adik saya juga nampak menikmati perjalanan itu.
Lalu saya pun memutuskan untuk beristirahat sejenak. Tak lama berselang, tiba tiba motor kami oleng dan kami pun terjatuh.
"Gimana kok bisa jatuh sih?" saya bertanya ke adik saya.
'Itu kak, di depan ada operasi zebra, jadi saya panik dan langsung banting stir ke arah kanan, eh taunya ada selokan," jawab adik saya.
"Kan kakak udah bilang, enggak usah panik".
- Interpretasi
Akhirnya motor yang kami kendarai pun masuk selokan, beruntung di sana terdapat ada warga yang mau membantu kami guna mengeluarkan motor itu.
Dari peristiwa itu, saya tersadar akan pentingnya untuk menaati peraturan lalu lintas. Terima kasih Tuhan, sebab Engkau masih memberi kami kesempatan untuk selamat.
Advertisement
Kesombongan Burung Pipit
- Orientasi
Di suatu hutan belantara diceritakan bahwa sudah hidup sekelompok burung pipit di sana.
Alwi merupakan satu di antara nama dari sekelompok burung pipit tersebut. Ia tinggal dengan kelompok hewan yang lainnya.
Alwi ini dikenal sebagai seekor burung pipit yang gemar hidup menyendiri serta memiliki sifat sombong. Sebab, ia selalu merasa jika hanya dialah yang paling benar dan mampu di antara seluruh hewan di sana.
- Insiden
Di sebuah masa kawanan burung pipit itu membuat sarangnya dari tumpukan jerami.
Mereka membuat sarang dengan sabar hingga terlihat sangat rapi, kukuh, dan juga bagus. Namun, berbeda dengan Alwi, ia membuat sarangnya dengan potongan kertas yang berwarna–warni.
Menurut Alwi, sarangnya yang lebih bagus serta terlihat lebih cantik dibandingkan dengan teman–temannya.
Padahal, waktu membuat sarangnya, Alwi tidak terlalu memikirkan akan ketahanan dari sarang yang ia buat itu.
Di sebelah Alwi ada juga burung pipit lainnya yang sedang membuat sarang dengan menggunakan tumpukan jerami.
Siwa merupakan nama burung pipit yang ada di sebelah sarang Alwi. Siwa dikenal sebagai seekor burung pipit yang rendah hati dan dermawan. Sifat Siwa ini berbanding terbalik dengan Alwi.
Sering kali Alwi mengejek sarang milik Siwa, ia sebut sarang Siwa warnanya sangat membosankan karena hanya terbuat dari tumpukan jerami.
Alwi pun mencoba untuk membandingkan sarangnya dengan milik Siwa, sebab sarang Alwi ini dibuat dari kertas warna–warni. Siwa hanya terdiam tidak menggubrisnya.
Alwi merasa sangat bangga akan sarangnya, ia pun terus membuat sarang dari tumpukan kertas yang berwarna-warni itu.
Siwa juga hanya memberi saran kepada Alwi supaya ia membuat sarang dari tumpukan jerami supaya lebih kukuh dan kuat. Sayangnya, hal itu tidak dihiraukan oleh Alwi, ia malah terus terusan membuat sarang dari kertas warna-warni itu.
Selang waktu beberapa jam kemudian, seluruh burung pipit sudah selesai membuat sarangnya masing–masing termasuk Siwa dan Alwi.
Namun, tidak disangka hujan pun tiba dengan sangat lebat, seluruh burung bergegas ke dalam sarangnya masing–masing.
Namun, sarang milik Alwi rusak terkena air hujan serta tidak bisa melindunginya karena sarangnya hanya terbuat dari kertas warna-warni itu. Tubuh Alwi basah kuyup karena terkena air hujan yang sangat deras, ia pun panik.
Dengan senang hati, Siwa memberikan tumpangan kepada Alwi untuk berlindung. Pada akhirnya Alwi merasa sangat menyesal atas apa yang sudah ia perbuat.
Ia merasa menyesal sudah menghiraukan kawan-kawannya karena dengan bangga membuat sarang dari kertas warna-warni. Tak hanya itu saja, ia juga menyesali atas perbuatannya yang sombong pada teman–temannya.
Beberapa saat kemudian, ketika hujan mulai reda ia pun kembali membuat sarangnya dengan menggunakan tumpukan jerami.
- Interpretasi
Selepas peristiwa tersebut, Alwi tidak lagi sombong dan bersikap buruk kepada teman–temannya.
Ia sudah berjanji dengan dirinya sendiri jika ia tidak akan lagi sombong. Alwi tersadar, kesederhanaan lebih utama daripada kemewahan.
Satu lagi, ia juga sadar jika dirinya merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain di dalam menjalani hidup di kesehariannya.
Persahabatan
- Orientasi
Di pagi hari yang cerah, ada seorang gadis bernama Lina berjalan menuju kelasnya. Lina merupakan murid yang rajin, baik, dan mudah bergaul. Dia memiliki banyak teman dan tiga orang sahabat. Ketiga sahabat itu adalah Beni, Bena, dan Asti.
- Insiden
Sesampainya Lina di kelas, ia mendengar seorang temannya bercerita tentang Asti yang hanya memanfaatkan dirinya. Mendengar sahabatnya menjadi perbincangan, Lina bertanya-tanya kepada diri sendiri dan mulai bertanya pada teman-temannya.
Setelah bertanya ke beberapa temannya yang ada di kelas, ia mulai terpengaruh dengan teman-teman kelasnya. Ia menganggap Asti sebagai teman yang tidak tahu berterima kasih. Lalu Lina datang dan memarahi Asti dengan kata-kata kasar.
- Interpretasi
Dengan nada pelan, Asti meminta maaf atas kesalahannya dan mengaku bahwa dulu ia sempat mengejek Lina. Namun, Lina tidak mau memaafkannya, Bena dan Beni datang membujuk Lina.
Bena dan Beni berhasil membuat Lina memaafkan kesalahan Asti. Lina menghampiri Asti yang sedang menangis dan meminta maaf lantaran sudah membentaknya di depan teman-temannya. Akhirnya Asti dan Lina saling memaafkan satu sama lain dan memulai persahabatan mereka seperti semula.
Advertisement
Tragedi Menginap di Kos
Orientasi
Semester empat aku diizinkan untuk nge-kos oleh orang tua karena pada semester itu banyak kegiatan malam yang harus dikerjakan.
Sebelumnya, aku tidak pernah ngekos. Aku selalu berangkat dari rumah menggunakan motor ke kampus karena jarak rumah ke kampus sekitar satu jam perjalanan.
Kosan yang kupilih letaknya tidak terlalu jauh dari kampus, kira-kira lima menit berjalan kaki. Aku satu kamar dengan Ika. Meski berbeda jurusan, kami begitu akrab.
Insiden
Keesokan harinya, tepatnya hari Jumat, pertama kalinya aku menginap di kosan. Pada malam hari, tiba-tiba aku terbangun, dan melihat sesosok hantu tanpa kepala yang melayang di samping lemari.
Aku sangat syok dan ingin berteriak, tapi tidak bisa, rasanya suaraku tercekat di tenggorokan. Aku ingin mengatakan sesuatu pada Ika yang tidur pulas di sampingku, tanganku berusaha meraihnya, tapi tak bisa bergerak sama sekali.
Aku beranikan diri untuk membaca doa sambil memejamkan mata, dan setelah berdoa, aku tidak melihat lagi hantu tadi. Aku pun melanjutkan tidur.
Interpretasi
Aku sadar karena sebelum tidur aku tidak berdoa terlebih dahulu. Mulai besok, aku akan doa sebelum tidur.
Orang Tak Dikenal
Orientasi
Aku punya pengalaman yang mengerikan bulan lalu. Ketika itu, aku pergi ke sebuah desa terpencil di selatan Jawa Barat. Aku sedang menuju ke kota berikutnya.
Insiden
Dalam perjalanan, seorang pemuda melambai kepadaku. Aku menghentikan mobilku dan dia meminta tumpangan. Begitu dia masuk ke mobil, aku mengucapkan selamat pagi kepadanya dan dia menjawabnya.
Tiba-tiba, ia mengambil pisau dari sakunya. Aku sangat takut. Lalu, ia meminta uang padaku. Aku memberinya segera. Setelah itu, dia memintaku untuk menghentikan mobil dan dia pun keluar. Aku berterima kasih pada Tuhan karena menyelamatkanku waktu itu.
Interpretasi
Sekarang, aku menyadari bahwa jika kita ingin membantu orang lain, kita harus berhati-hati. Hal yang aneh bila kita memberikan tumpangan kepada seseorang di jalan.
Padahal, kita tidak tahu dan belum pernah bertemu sebelumnya. Hal ini sangat berbahaya bagi kita. Mungkin, ia akan menyakiti kita atau meminta uang. Dari kejadian ini, aku belajar untuk berhati-hati.
Sumber: Yuksinau, Matribindo
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement