Bola.com, Jakarta - Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah jika sedang melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.
Anjuran minum delapan gelas air putih setiap hari tentunya harus kamu ikuti apabila tidak ingin mengalami dehidrasi. Jika terbiasa melakukannya, berarti kebutuhan cairan tubuh sudah terpenuhi.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Secara umum, air memiliki peran sangat penting bagi tubuh, yaitu untuk memperlancar pencernaan, membuang zat sisa dan racun, membasahi mata dan sendi, serta menjaga kesehatan kulit.
Maka itu, jika tubuh kekurangan banyak cairan dan mengalami dehidrasi, organ tubuh tidak akan berfungsi dengan baik.
Gejala yang umumnya timbul akibat dehidrasi meliputi kulit kering, mata cekung, bibir serta mulut kering, frekuensi buang air kecil menurun, serta urine berwarna kuning pekat.
Jika tidak segera dicegah dan tangani, hal ini bisa menimbulkan bahaya untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Lantas, apa saja bahaya yang bisa muncul jika seseorang mengalami dehidrasi?
Berikut macam-macam bahaya dehidrasi yang perlu diwaspadai, seperti disadur dari Klikdokter, Rabu (16/11/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam-Macam Bahaya Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan bahaya atau dampak dari dehidrasi yang paling umum. Pasalnya, ginjal memiliki tugas mengeluarkan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh lewat urine. Jika tubuh kekurangan cairan, zat sisa itu tetap menumpuk dalam tubuh.
Dehidrasi bisa berdampak pada penyakit batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Apabila keadaan tersebut tidak segera ditangani, gagal ginjal dapat terjadi.
2. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Tubuh manusia membutuhkan elektrolit sebagai pengantar sinyal listrik antarsel. Ketika mengalami dehidrasi, otomatis terjadi pula gangguan keseimbangan elektrolit berupa penurunan atau peningkatan jumlah elektrolit tertentu.
Padahal, keseimbangan elektrolit harus dijaga agar semua organ tubuh berfungsi baik. Jika tidak, sistem organ vital tubuh bisa terdampak.
Gangguan elektrolit akibat dehidrasi hebat bisa ditandai dengan hilangnya cairan lewat keringat berlebih, diare, atau muntah.
Apabila kondisi ketidakseimbangan elektrolit parah ini tidak segera ditangani, bisa muncul dampak serius, seperti serangan jantung, kejang, dan koma.
3. Tekanan Darah Menurun
Tekanan darah disebut rendah jika berada di bawah angka 90/60 mmHg. Kondisi ini merupakan komplikasi dehidrasi. Sebab, dehidrasi dapat menurunkan volume darah di dalam tubuh.
Volume darah merujuk pada sejumlah cairan yang bersirkulasi di pembuluh darah. Penting untuk memastikan volume darah berada di angka normal agar seluruh jaringan tubuh bisa menerima darah dalam jumlah cukup.
Saat tubuh mengalami dehidrasi, penurunan volume darah akan terjadi sehingga organ-organ tidak dapat memperoleh oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik.
Advertisement
Macam-Macam Bahaya Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai
4. Kesadaran Menurun
Seperti yang telah dijelaskan di atas, sirkulasi darah bisa terganggu saat tubuh mengalami dehidrasi hebat. Padahal, darah mengandung oksigen dan nutrisi yang berguna untuk menyokong kerja organ-organ vital tubuh.
Ketika volume darah berkurang dan sirkulasi darah terhambat, kinerja organ tubuh dapat terganggu.
Situasi tersebut bisa membuat tubuh mengalami ketakseimbangan elektrolit. Bila kondisi dehidrasi tidak ditangani lebih lanjut, komplikasi yang lebih parah dapat terjadi, misalnya pingsan.
5. Badan Semakin Lemas
Jika tubuh kita kekurangan cairan, akan mengalami kondisi badan lemas. Hal ini ada kaitannya dengan penurunan volume darah sehingga jantung akan bekerja lebih keras untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke organ tubuh lainnya, termasuk otot.
Tak heran, saat mengalami dehidrasi, badan kamu dapat terasa kurang berenergi. Pasalnya, tubuh berusaha keras untuk tetap berfungsi tanpa asupan cairan yang cukup. Bila dibiarkan, kelelahan yang dialami bisa berdampak fatal bagi tubuh.
6. Heat Injury
Kurang minum saat melakukan aktivitas berat atau ketika cuaca sedang panas terik, dapat menyebabkan kamu mengalami heat injury.
Komplikasi dehidrasi ini bisa beragam, mulai heat cramp ringan, heat exhaustion, sampai heat stroke yang mengancam jiwa.
Heat cramp merupakan tahap pertama dari kegawatdaruratan panas (heat emergency). Heat cramp umum terjadi ketika kamu aktif secara fisik di tengah cuaca panas, tetapi juga bisa terjadi akibat cuaca yang sangat panas. Nyeri otot dan sesak adalah dua gejala paling umum.
Heat exhaustion memiliki gejala yang sedikit lebih kompleks daripada heat cramp. Kondisi ini umum dialami atlet atau siapa saja yang beraktivitas di tengah cuaca panas ekstrem.
Beberapa gejala yang sering muncul pada kondisi heat exhaustion, yaitu pusing, detak jantung cepat, rasa haus luar biasa, keringat berlebihan, mual dan muntah, serta kulit pucat.
Sementara itu, heat stroke merupakan tingkat yang paling parah. Selain memunculkan gejala yang mirip heat exhaustion, ada beberapa tanda lain yang patut diwaspadai.
Tanda tersebut seperti halusinasi, suhu tubuh melebihi 40 derajat Celsius, disorientasi, denyut nadi cepat atau terlalu lemah, kejang, sampai kehilangan kesadaran.
Macam-Macam Bahaya Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai
7. Kerusakan Otak
Karena tubuh manusia mengandung sekitar 70 persen air, semua sel di dalam tubuh, termasuk sel otak, hanya bisa bekerja baik jika asupan cairan tubuh terpenuhi.
Jika tubuh mengalami dehidrasi, sel otak tidak bisa berfungsi baik sehingga dapat mengarah ke masalah kognitif. Akibatnya, KAMU akan merasa sulit untuk konsentrasi. Hal ini juga bisa menurunkan kemampuan kognitif dan motorik.
Hasil penelitian menunjukkan, tingkat dehidrasi sebanyak dua persen saja sudah bisa menurunkan performa seseorang saat mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian, motorik, dan memori.
Setiap kelompok usia memiliki komplikasi dehidrasi yang berbeda-beda. Ketika kelompok usia 65 tahun mengalami dehidrasi, mereka berisiko tinggi terkena demensia.
8. Kematian
Saat kamu kehilangan cairan sebanyak 10 persen atau lebih dari berat tubuh, dehidrasi yang terjadi sudah bisa dikatakan berat dan suhu tubuh pun mulai tidak terkontrol.
Tubuh dapat mulai "mengering", sirkulasi darah terhambat, dan kinerja organ vital tubuh menurun.
Dehidrasi berat yang tidak diimbangi penanganan tepat dapat memperbesar risiko kematian. Risiko ini rentan dialami kelompok usia bayi dan anak-anak.
Perlu diketahui, dehidrasi akibat diare merupakan penyebab kematian utama anak-anak di dunia. Data UNICEF tahun 2017 menyebutkan sekitar dleapan persen kematian kelompok usia anak di bawah 5 tahun disebabkan oleh diare.
Hal ini berarti, lebih dari 1.300 anak meninggal setiap hari atau sekitar 480.000 anak dalam satu tahun.
9. Kejang
Satu di antara bahaya dehidrasi adalah kejang. Kejang merupakan gerakan kontraksi berulang secara involunter (tidak terkontrol). Kondisi ini terjadi akibat adanya ketakseimbangan elektrolit.
Elektrolit merupakan satu di antara sinyal komunikasi antarsel di dalam tubuh. Ketika terjadi ketakseimbangan elektrolit, utamanya kalsium dan natrium, pesan antarsel akan terganggu. Hal tersebut dapat menyebabkan gerakan otot secara involunter atau kejang.
10. Syok Hipovolemik
Syok hipovolomeik merupakan sebuah kondisi gawat darurat akibat berkurangnya volume cairan atau darah di dalam tubuh. Kondisi ini ditandai dengan kesadaran yang mulai menurun dan tekanan darah di bawah 80/60 mmHg.
Jika tidak segera ditangani, syok hipovolemik dapat mengancam jiwa. Hal itu karena volume darah tubuh tidak cukup untuk mendistribusikan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.
Sumber: Klikdokter.com (Published: 16/5/2022)
Yuk, baca artikel macam-macam lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement