Sukses


Contoh Hikayat Terkenal yang Bisa Dijadikan Dongeng sebelum Tidur

Bola.com, Jakarta - Hikayat merupakan satu di antara jenis karya sastra lama yang terkenal. Kata hikayat berasal dari bahasa Arab, yakni 'haka', yang mempunyai arti menceritakan atau bercerita.

Dalam hikayat biasanya mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawan, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, dan lain sebagainya.

Karakter tersebut lekat dengan keistimewaan, kesaktian, hingga kepahlawanan dengan menggunakan bahasa Melayu.

Hikayat biasanya akan dibacakan sebagai hiburan atau pelipur lara, bahkan untuk membangkitkan semangat juang seseorang.

Berikut koleksi contoh hikayat yang terkenal, dinukil dari lama Lezgetreal dan Sekolahnesia, Rabu (16/11/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Hikayat Bayan Budiman

- Hikayat Bayan Budiman merupakan teks hikayat melayu lama yang disusun kembali oleh Sukasaptati India.

Hakikat Bayan Budiman menceritakan tentang sepasang Burung Bayan yang memperingatkan seorang isteri untuk tidak berselingkuh. Berikut ceritanya:

Pada kerajaan Azam, hiduplah saudagar kaya dan keluarganya. Saudagar kaya yang dimaksud bernama Khojan Mubarok. Walaupun hidup bergelimang harta, kebahagiaan belum lengkap tanpa kehadiran seorang anak. Mereka berdoa tanapa putus asa tetap memanjatkan doa kepada Allah agar segera diberikan momongan.

Harapan serta doa dari Khojan Mubarok dan isteri telah dikabulkan oleh Allah. Khojan Maimun adalah anak laki-laki yang hadir di tengah keluarga Khojan Mubarok dan isterinya. Anak laki-laki itu tumbuh menjadi pribadi yang baik dan saleh. Khojan Maimun mendapatkan seorang isteri bernama Bibi Zaenab, yang juga anak dari saudagar kaya.

Setelah menikah, Khojan Maimun meminta izin sang isteri untuk pergi berlayar. Sebelum pergi, sang suami memberikan sepasang burung tiung sebagai teman bercerita Bibi Zaenab. Tiba saatnya Khojan Mubarok berlayar, dan tinggallah Bibi Zaenab yang sangat kesepian.

Suatu hari, ada anak raja yang tertarik dengan Bibi Zaenab. Akhirnya mereka berkenalan hingga pergi bersama. Sebelum pergi bersama anak raja, Bibi Zaenab berpamitan dengan butung tiung. Namun, Bibi Zaenab marah dan membanting sangkar karena butung tiung mencegahnya pergi.

Bibi Zaenab berpamitan juga dengan burung bayan yang sedang berpura-pura tidur.

"Anda boleh pergi. Hamba akan menanggung semua yang telah Anda lakukan. Apa yang dicari manusia selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Aku ini hanya seekor burung bayan yang dicabut bulunya oleh istri tuanku," jawab burung bayan.

Sejak saat itu, Bibi Zaenab sering berpergian bersama anak raja. Setiap berpamitan, burung bayan selalu menasihati Bibi Zaenab dengan menceritakan berbagai kisah. Akhirnya, Bibi Zaeanab sadar dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.

3 dari 5 halaman

Hikayat Hang Tuah

- Cerita teks Hikayat Hang Tuah mengambil latar belakang Malaka pada abad ke-14. Hakekat ini menceritakan tentang kehebatan dari seorang Laksama pada masa Kesultanan Malaka. Karya sastra lama ini juga bercerita tentang kesetiaan Hang Tuah terhadap Sri Sultan. Berikut ceritanya:

Hang Tuah dikenal sebagai seorang kesatria hebat. Ketika berumur 10 tahun, Hang Tuah dan empat sahabatnya berlayar ke laut China. Dalam perjalanan, mereka diserang oleh gerombolan lanun, tapi mereka dapat melawannya.

Kegigihan dan kehebaran para kesatria tersebut menjadikan mereka sebagai Tuan Bendara karena menyelamatkan dari serangan pengamuk. Berita tentang kesatria sampai pada telinga raja, hingga mereka diundang ke kerajaan. Baginda raja mengangkat mereka sebagai seorang anak angkat.

Beberapa tahun kemudian, baginda raja berhasil mencari pusat kerjaan yang baru. Baginda raja ingin meminang Raden Galuh Mas Ayu yang merupakan putri tunggal Seri Betara Majapahit. Sehari sebelum pernikahan, terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh Taming sari.

Namun, Hang Tuah berhasil menghalangi dengan menukar keris Taming. Keberhasilan tersebut menjadikan Hang Tuah sebagai seorang laksamana dan mendapatkan hadiah berupa keris Taming.

Bertahun-tahun Hang Tuah menjadi kepercayaan raja dan pasti sangat disayang oleh raja, hingga membuat yang lain merasa iri. Suatu hari, Hang Tuah difitnah telah berperilaku tidak sopan kepada dayang istana. Sebagai hukuman, Hang Tuah pergi meninggalkan istana dan menjadi anak angkat Tun Bija Sura di Indrapura. Selang beberapa lama, Hang Tuah ditarik kembali oleh Baginda Raja.

Fitnah kedua muncul dan membuat Baginda Raja sangat marah, hingga menyuruh Hang Tuah untuk dibunuh. Berkat Tuan Bendahara, Hang Tuah diminta mengungsi ke Hulu Melaka. Posisi Hang Tuah digantikan oleh Hang Jebat seorang pemabuk berat.

Raja tidak tahan dengan perilaku Hang Jebat dan meminta Hang Tuah untuk mengalahkan Hang Jebat. Pertarungan dua sahabat tidak bisa dihindarkan hingga akhirnya Hang Jebat meninggal dipangkuan Hang Tuah. Kemudiang Hang Tuah mejabar sebagai laksamana.

Pada suatu kejadian, saat Sang Baginda dan Isteri berlayar, tiba-tiba mahkota Raja jatuh. Hang Tuah telah mencoba berkali-kali, tapi gagal. Akibat serangan dari buaya putih, mahkota dan keris Taming Sari hilang hingga membuat Sang Baginda dan Hang Tuah menjadi sakit-sakitan.

Walaupun masih sakit, Hang Tuah tetap melaksanakan perintah baginda raja untuk memimpin perang. Perang antara Portugis tidak ada kalah dan miskin.

4 dari 5 halaman

Hikayat Malin Kundang

 - Hikayat Malin Kundang merupakan hikayat yang cukup populer di kehidupan masyarakat Indonesia. Dongeng ini diceritakan secara turun-temurun, dan sering kali menjadi contoh teks hikayat yang sering digunakan di sekolah.

Tak hanya itu, cerita tentang Malin Kundang pernah diangkat menjadi sebuah film. Contoh teks Hikayat ini menceritakan tentang seorang anak durhaka yang mendapat karmanya. Berikut cerita selengkapnya:

Pada perkampungan nelayan Pantai Air Manis di Padang, hiduplah seorang janda dengan satu anak lelakinya. Janda itu bernama Mande Rubayah dan anak lelakinya bernama Malin Kundang. Mereka hidup saling menyayangi, dan Malin tumbuh menjadi anak yang rajin. Mande Rubayah bekerja sebagai penjual kue untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Suatu hari ada kapal besar yang merapat di perkampungan Malin Kundang. Ia meminta izin ibunya untuk merantau, tapi Mandeh menolak dan cemas dengan rencana Malin untuk merantau. "Ibu, tidak akan yang terjadi padaku. Ini kesempatan besar bagi kita untuk menguah nasib kita bu," kata Malin sambil menenangkan ibunya.

Dengan berat hati, Mande Rubayah memberikan izin Malin untuk pergi merantau. Setelah kepergian Malin, waktu terasa sangat berat dan lama. Setiap hari ia menanti kedatangan Malin sambil melihat ke arah laut. Ketika ada kapal yang mendarat, Mande selalu menanyakan kabar anaknya kepada nakhoda dan awak kapal. Namun, belum ada kabar tentang Malin Kundang.

Waktu berlalu, Mande Rubayah mendapatkan kabar bahwa Malin telah memiliki istri cantik dan putri seorang bangsawan. Mande Rubayah yang sudah makin tua merasa sangat senang dan berharap Malin segera mengunjunginya. Tibalah saatnya, sebuah kapal mewah merapat di perkampungan Mandeh. Di anjungan kapal berdiri sepasang anak muda dengan pakaian yang berkilau.

Melihat pemuda itu, Mandeh sangat yakin bila itu adalah anak lelakinya. Segeralah Mandeh merangkul anak lelakinya yang sangat dirindukan. Malin sangat terkejut dengan ada wanita tua yang berpakian compang-camping merangkulnya. Isteri Malin juga sangat terkejut dan tidak percaya bahwa wanita tua itu adalah ibunya.

"Apakah wanita jelek ini ibumu?" tanya isteri Malin dengan ekspresi jijik.

"Bukankah dulu kau bilang kepadaku bahwa ibumu juga seorang bangsawan yang sama denganku," kata Isteri Malin keheranan.

Mendengar pertanyaan isterinya yang seperti itu, Malin langsung mendorong ibunya hingga jatuh ke lantai. "Bukan, dia bukanlah ibuku," kata Maling. Mendengar perkataan Malin, Mande segera berkata dan meyakinkan Malin bahwa dia adalah ibunya.

Malin sangat takut dan kacau dengan perkataan isterinya sehingga ia tidak memperdulikan ibunya. Semua orang terkejut melihat kejadian itu, Ibu Malin sangat sedih dan terluka. Ia jatuh pingsan dan ketika sadar sudah tidak ada kapal dan gerombolan orang seperti sediakala. Dengan menatap penuh kesedihan melihat kapal maling pergi menjauh, Ibu Malin berkata, "Ya Tuhan, apabila dia bukan anakku aku maafkan. Namun, jika dia benar anakku aku meminta keadilan dari-Mu".

Seketika itu, terjadi cuaca menjadi buruk hingga badai dan petir menghantam kapal Malin dan rombongan. Akhirnya, kapal itu hancur berkeping-keping dan terseret hingga ke pantai. Keesokan hari, tampak kepingan kapal Malin yang menjadi batu, dan tidak jauh dari situ juga nampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh seorang manusia.

Menurut cerita yang berkembang, batu yang menyerupai tubuh manusia merupakan Malin Kundang. Ikan keci yang berada di sela-sela batu Malin adalah serpihan tubuh isterinya yang mencari keberadaan Malin. Apabila ombak besar menghantam batu itu, terdengar seperti jeritan manusia yang dalam penyesalan dan meminta ampun.

5 dari 5 halaman

Hikayat Telaga Warna

- Contoh teks hikayat ini menceritakan legenda dari telaga warna yang berada di Jawa Barat. Disebut sebagai telaga warna karena danau tersebut dapat berubah warna, kadang hijau, biru atau kuning.

Menurut cerita zaman dahulu, perubahan telaga warna disebabkan akibat tetesan air mata seorang permaisuri. Berikut cerita selengkapnya:

Kerajaan Kutatanggeuhan memiliki seorang raja bijaksana bernama Prabu Suwartalaya dengan permaisurinya yang bernama Ratu Purbamanah. Namun, kebahagiaan mereka belum lengkap karena tak kunjung mendapatkan momongan. Pada suatu hari, Sang Raja bertapa di sebuah gua dan memohon doa akan mendapatkan momongan.

Doa tersebut dikabulkan dan beberapa minggu setelah itu permaisuri hamil. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik bernama Putri Gilang Rukmini. Tidak hanya mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya, semua rakyat di Kerajaan Kutatanggeuhan juga sangat menyayangi sang puteri. Akan tetapi, sikap putri menjadi sangat manja hingga berperilaku kasar.

Pada suatu acara untuk merayakan ulang tahun puteri yang ke-17, Sang Raja mengadakan pesta besar-besaran dan semua rakyat boleh datang. Rakyat sangat antusias dan menyiapkan hadiah istimewa untuk si puteri. Mereka membuat jalung yang sangat indah, terbuat dari emas terbaik dengan batu permata yang beraneka warna.

Tibalah saatnya acara dimulai. Semua rakyat berkumpul dan sangat antusias dengan kehadiran Raja, Permaisuri, dan juga Sang Puteri. Rakyat memberikan kotak berisi kalung kepada Raja. Sang Raja dan Permaisuri memberikan kotak kepada Puteri dan meminta untuk membukanya. Melihat kalung tersebut, puteri enggan untuk membuka dan tidak terlalu tertarik dengan hadiah tersebut.

Di depan rakyat dan kedua orang tuanya, Puteri membanting kalung hingga jatuh berkeping-keping. Ratu menangis melihat kelakuan puterinya. Semua rakyat juga ikut menangis tiada henti, sampai istana basah oleh air mata. Tiba-tiba dalam tanah keluar air yang sangat deras dan makin banyak. Kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan tercipta sebuah danau.

Konon danau tersebut sering berubah warna ketika memantulkan cahaya matahari. Warga percaya perubahan warna pada danau dikarenakan kalung dari Putri Gilang Rukmini. Karena perubahan warna itulah, telaga tersebut dinamai Telaga Warna.

- Contoh teks hikayat di atas dapat membantu kamu untuk lebih paham dengan sebuah hikayat. Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa hikayat dapat dipahami sebagai sebuah dongeng yang kebanyakan berlatar belakang kehidupan kerajaan. Ceritanya sedikit tidak masuk akal, tetapi terkadang menghibur. Setiap teks hikayat memiliki pesan moral yang berbeda ataupun sama.

 

Sumber: Sekolahnesia, Lezgetreal

Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer