Sukses


5 Contoh Puisi untuk Memeriahkan Peringatan Hari Anak Sedunia 20 November

Bola.com, Jakarta - Hari Anak Sedunia diperingati pada 20 November setiap tahunnya. Berdasarkan sejarah, Hari Anak Sedunia kali pertama ditetapkan pada 1954.

Dilansir dari laman resmi UNICEF, Hari Anak Sedunia diperingati dalam rangka menghormati hak-hak anak di seluruh dunia.

Peringatan Hari Anak Sedunia juga bertujuan sebagai satu di antara upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anak di seluruh dunia.

Ada berbagai cara bisa dilakukan untuk memperingati Hari Anak Sedunia 20 November. Satu di antara caranya adalah membuat dan membaca puisi dengan topik anak.

Apabila kamu tertarik membuat puisi bertema anak, bisa menyimak beberapa contohnya di bawah ini.

Berikut ini beberapa contoh puisi untuk memeriahkan peringatan Hari Anak Sedunia 20 November, dikutip dari laman Puisipendek dan Ruangseni, Kamis (17/11/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Anak Lelaki Kecil dan Kopiah Putih

Hidup adalah keajaiban

Yang setiap saat menebar racun mematikan

Teriakan dan suara pecahan kaca

Menyambut telinga dan disaksikan oleh mata

Anak lelaki kecil itu berhadapan dengan ketakutan

Melupakan rasa ingin bermain dan menggerakkan keduda kakinya menuju lapangan

 

Sang malaikat tak bersayap pun menghampiri dengan peluh

Menggenggam tangan kecilnya dengan tubuh menahan pilu

Terdengar azan berkumandang menenggelamkan kalimat sendu

Dengan irama yang mengalir sejuk dan menyentuh kalbu

 

Anak lelaki kecil itu berlari mengenakan kopiah putih

Menuju masjid untuk bersujud dan mengadu kepada Ilahi

Bukan mainan atau nilai sempurna di sekolah nanti

Tapi sosok pahlawan impiannya yang diimpikan untuk kembali

 

Yang dipinta tak kunjung datang

Pahlawannya hanyalah sosok perundung dan keserakahan

Anak lelaki kecil itu meringkuk menahan pukul merambang

Hingga tubuhnya bertanda corak merah dan kebiruan

 

Tidak ada malaikat tak bersayap

Dia menghilang dan ruangan penuh dengan kepulan asap

Mencari mengelilingi beton dan mengintip atap

Anak lelaki kecil pun kembali menangis dan meratap

 

Waktu berjalan dan berubah

Tapi siksa fisik dan psikis tidak pernah sudah

Kapankah semua berhenti? Tidak pernah

Dengan kopiah putih, sujudlah anak lelaki kecil

Di atas sajadah berdoa hening mengharap hasil

Tidak ada harapan, tidak ada impian kata terukir

Hanya kening berpeluh dan getar di bibir

 

Saksikanlah wahai engkau pahlawan pandir

Itulah sujud terakhir anak lelaki kecil

3 dari 6 halaman

Sudah Semestinya

Dunia anak...

Di mana dunia telah dihadirkan

Bagi mereka yang merasakan

Begitupun kebahagiaan mereka

Suatu kebahagiaan utama yang diidamkan

 

Terlihat jelas tak hanya mereka saja

Namun beberapa dari mereka

Sedikitpun tak merasakannya

Di manakah dunia mereka

Apa yang dirasakan?

 

Baikkah

Atau burukkah

Perjalanan dilalui oleh mereka

Kasih sayang diinginkan

Namun bertolak belakang

 

Luapan amarah mereka dapatkan

Di manakah hati kalian

Pahamkah kalian

Bukan untuk didengar

Tapi laksanakanlah

 

Mereka menjerit

Menuntut kebebasan

Ketahuilah itu yang diinginkan

Penderitaan mereka tidakkah cukup

Coba lihatlah

 

Lihatlah di negeri kita ini

Banyak dari mereka terlantar

Mereka perlu perhatian

Perlu nasihat

Perlu canda tawa

 

Bukan untuk dipukuli

Ataupun dicaci maki

Bebaskanlah anak dari ancaman

Dari kekerasan

Tidakkah hatimu luluh

 

Ibu...

Kau telah melahirkan mereka

Ayah...

Kau telah menafkai mereka

Bukankah kalian telah merencanakan semua

 

Apa yang kalian perbuat

Kalian terlantarkan mereka

Tanpa dibawah lindungan kalian

4 dari 6 halaman

Andai Aku Rajin Belajar

Andai saja aku rajin belajar

Aku tidak akan mengecewakan ibu bapak guru ku

Dan juga orang tua ku

Andai saja aku rajin belajar

 

Aku tak akan kalah dengan teman sebaya ku

Aku sering sekali membuat alasan jika di suruh untuk mengulas pelajaran

Jarang sekali aku dengarkan akan perintah itu

Kini aku menyadarinya, jika aku membutuhkan akan tuntunan itu

Sering sekali aku membentak jika di suruh belajar

Dan kini aku merasakan betapa aku butuh untuk belajar

Dan kini aku menyesalinya

5 dari 6 halaman

Kami Punya Mimpi

Perkenalkanlah

Aku ini seorang anak kecil

Badanku memang tidak besar

Apalagi tenagaku yang belum begitu kuat

 

Tapi aku berani

Punya cita-cita yang tinggi

Semangatku seperti api

Dan jangan rusak kami

 

Ayah dan bundaku

Bukannya ku tak mau

Tapi aku punya pilihanku

 

Kakak-kakakku di luar sana

Tolong jaga aku

Aku tak mau diperlakukan seperi itu

Wariskan bumi ini kepada kami

Dengan mimpi yang kami miliki

6 dari 6 halaman

Anak Hebat Sepanjang Zaman

Dalam gerak ada diam

Dalam diam ada gerak

Seperti kehidupan ini berjalan

Anak hebat sepanjang zaman

Anak hebat peduli zaman

 

Zaman sudah berubah

Sekarang zaman kids now

Tingkah laku berubah

Sopan santun sudah berubah

Tak ada yang di anggap hebat

 

Anak hebat sepanjang zaman

Itu mitos belaka

Bukan fakta, namun opini semata

Oh anak bangsa...

Apa nasibmu?

Apa cita-citamu?

Semoga kau jadi orang baik dan sukses.

 

Sumber: Puisipendek, Ruangseni

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer