Sukses


Arti Konservatif beserta Ciri, Dampak, dan Prinsipnya

Bola.com, Jakarta - Konservatif adalah satu di antara bentuk sikap yang berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi. Konservatif juga bisa diartikan sebagai sebuah konsep di mana seseorang selalu menjaga tradisi lama/hal tradisional dan menentang modernitas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, sikap konservatif adalah sering dianggap kolot karena tidak bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman atau hanya menyesuaikan dengan tradisi yang ada.

Pemikiran konservatif memiliki makna banyak mempertahankan kebiasaan lamanya. Aliran konservatif dijuluki sebagai konservatisme.

Istilah konservatif secara etimologi berasal dari bahasa Latin, "conservare", yang artinya menjaga, melestarikan, dan memelihara.

Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang konservatif, disadur dari Liputan6, Rabu (23/11/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Ciri-Ciri dan Dampak Konservatif

Ciri-Ciri Konservatif

1. Memiliki kecenderungan tidak modern atau kuno.

2. Lebih keras kepala dan sulit diajak kompromi.

3. Selalu memegang teguh pendapat sesuai yang dipercaya saja.

4. Populer dengan istilah kolot.

5. Akan merasa kesulitan bila berada di tempat baru.

6. Memiliki kecenderungan sulit mengubah perubahan karena hanya ingin mempertahankan hal-hal yang dipercaya.

Dampak Konservatif

1. Tradisi dapat terus dilestarikan.

2. Tidak mudah mendapat pengaruh buruk dari pemikiran baru.

3. Sulit mendapat kemajuan karena sulit menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru.

4. Menjalani hidup yang monoton.

5. Dipandang kolot oleh orang-orang di sekitarnya.

6. Sulit diajak kompromi.

7. Sulit mendapat kepercayaan dari orang lain.

8. Hanya bisa hidup dengan mengandalkan apa saja yang dipercaya di masa lalu. Padahal, perkembangan zaman di masa sekarang sudah lebih mempermudah hidup dengan keberadaan teknologi yang terbarukan.

9. Tidak mudah menerima ideologi baru, meski zaman sudah berganti.

10. Pemikiran yang dianut akan dianggap tidak mampu memberikan solusi yang tepat bagi orang lain.

3 dari 3 halaman

Prinsip Konservatif

1. Manusia memiliki dorongan untuk diarahkan menjadi sosok yang baik maupun buruk. Realitasnya, manusia hanya mampu berkembang dengan adanya ikatan organisasi sosial.

2. Masyarakat memiliki struktur organik berdasarkan hierarki yang terbentuk secara alami. Tanpa hierarki tersebut, setiap orang menjadi homogen. Pembentukan pribadi masing-masing orang juga akan tersendat.

3. Pemerintah bertujuan menjaga dan memelihara keperluan dasar masyarakat. Tidak hanya perihal menegakkan hukum dalam melindungi hak milik seseorang. Namun, juga membina lembaga keluarga serta lingkungan di mana seseorang berkembang dalam konteks sosialnya.

4. Eksistensi moralitas tidak bergantung pada opini masing-masing yang benar maupun salah. Oleh sebab itu, semua individu harus berprioritas untuk mencari kebajikan dalam hidupnya daripada keinginan duniawi.

Nilai-nilai moral yang dimaksud termasuk juga loyalitas, patriotisme, ksatria, keberanian, ketaatan, ramah, menghormati otoritas, dan lain-lain.

5. Kebebasan muncul saat individu tidak bersikap sewenang-wenang oleh karena nafsunya. Kebebasan tetap bersyaratkan otoritas, tradisi, serta masyarakat yang stabil.

6. Wewenang menjadi sah saat ada di antara individu yang memiliki kepemimpinan tradisional dan mempunyai pemahaman terhadap kebajikan dan kebenaran.

7. Masyarakat dapat disebut setara dalam statusnya sebagai warga negara.

8. Keadilan dapat terwujud saat tata tertib stabil, hukum seimbang, serta kedudukan individu sesuai hierarki sosialnya.

9. Maksud dari efisiensi adalah masyarakat berfungsi sebagaimana mestinya menuju keberhasilan. Tidak hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam pencapaian nonmaterial, seperti menjaga tata tertib, kesatuan masyarakat, serta kebaikan individu.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Laudia Tysara, Editor: Fadila Adelin. Published: 7/10/2021)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer