Bola.com, Jakarta - SEA Deaf 2022 pertama yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, menempatkan Indonesia di posisi runner-up. Ini tak lepas dari perjuangan timnas futsal tuli Indonesia putra dan putri yang didukung penuh Ortuseight meraih medali perak.
Baca Juga
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Advertisement
Kontingen Indonesia berjumlah 52 atlet, yang terbagi dalam tiga cabang olahraga (cabor), yakni atletik putra-putri, bulu tangkis putra-putri, serta futsal putra dan putri. SEA Deaf 2022 yang diinisiasi oleh ASEAN Deaf Sports Federation atau biasa disingkat ASDF merangkul atlet tunarungu Asia Tenggara.
Dikutip dari laman resmi sosial media SEA Deaf Sports Federation, hasil akhir Indonesia berada di peringkat kedua dengan 34 raihan medali, diiikuti oleh Thailand pada posisi ketiga dengan total 10 medali. Sementara Malaysia yang unggul meraih 49 medali sukses meraih posisi pertama.
Hasil akhir yang cukup membanggakan ini tak luput dari sepak terjang tim Futsal Tuli Indonesia dengan formasi Yongky Kamandi dan Indira Maritha sebagai kapten tim putra dan putri.
"Tujuannya satu, berani bermimpi untuk membuat bangga Indonesia, dan melalui olahraga, kita bisa kasih kesempatan ke banyak orang, dan bisa membuat tim ini melangkah lebih jauh,” kata pelatih Muhammad Triyoga.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Timnas Futsal Tuli Indonesia Bisa Berkembang
Rasa bangga tak henti-hentinya keluar dari bibir Indira dan Yongky. Mereka awalnya ragu bisa mengharumkan nama baik Indonesia di SEA Deaf 2022, namun dengan kekompakkan dan kepercayaan diri, tidak ada yang mustahil.
“Saat bergabung dengan timnas Indonesia, awalnya saya ragu dengan kemampuan saya, tapi kita semua disini saling mendukung, dan itu membuat kita percaya, kalau tim ini bisa berkembang bersama,” gagasnya dengan bahasa isyarat yang fasih.
Sementara menurut Yongky Kamandi, adalah suatu kebanggan untuk dirinya menjadi bagian dari Timnas Futsal Tuli Indonesia. "selama ini kami selalu berlatih keras dan berjuang, karena berada di sini bukan hanya soal juara, tapi juga mimpi kami sebagai kaum tuli bisa terdengar."
Advertisement
Bekal untuk SEA Deaf 2024
Indonesia akan menjadi tuan rumah pada perhelatan SEA Deaf Games 2024. Pelatih Timnas Futsal Tuli Putra, Muhammad Triyoga mempunyai pendapat tersendiri terkait hal ini.
"SEA Deaf 2024 harus dipersiapkan dari sekarang, bukan cuma teknis saja tapi nonteknis juga karena kita akan menjadi tuan rumah, terlebih jangan sampai kekurangan saat ini terjadi kembali, apalagi yang bisa diperbaiki. Seharusnya Indonesia bisa siap walaupun tantangan untuk prepare multievent pastinya lebih berat," ujarnya optimistis.
"Namun untuk strategi kedepan dan komposisi pemain harus dipikirkan ulang, dan perjuangannya karena dengan waktu yang singkat dapat hasil sebaik itu, semua tim harus mendapat apresiasi."
Di lain tempat, Maringan Kumala Kurniawan, Ketua Federasi Futsal Tuli Indonesia menyatakan hal yang senada, yaitu sangat bersyukur dengan pencapaian yang telah diraih Timnas Futsal Tuli.
"Alhamdulilah kami sangat bersyukur bisa menyabet dua juara 2, futsalputra dan futsal putri," ujarnya.
"Intinya percaya diri, dan kalau latihannya lebih lama, pasti bisa lebih kompak, pasti bisa juara pertama," katanya lagi menambahkan..
Semua Elemen Harus Sinergis
Berbicara lebih jauh mengenai sukses Timnas Futsal Tuli Indonesia di ajang SEA Deaf 2022, Yoga, sapaan karib Triyoga, menegaskan bahwa setiap elemen harus bekerja secara sinergis.
"Semua harus tersusun dan harus didukung dengan berbagai banyak pihak, manajerial juga harus diperhatikan, banyak pekerjaan rumah untuk menatap 2024 dan jika diberi kesempatan pastinya harus siap untuk berkontribusi lebih jauh," kata Yoga menegaskan.
Poin penting yang dimaksud Yoga adalah dukungan non-teknis, satu di antaranya mengenai peralatan olahraga (sports gear). Ortuseight yang menemani perjalanan Indonesia di SEA Deaf 2022 pun bangga menjadi apparel resmi.
"Semangat yang mereka miliki dengan segala keterbatasannya, membuat kita ikut merasakan semangat untuk ikut serta dalam perjuangan mereka. Tentunya kita berharap agar timnas ini bisa menjadi juara diberbagai ajang, supaya bangsa Indonesia dapat terus menyaksikan dan terus terinspirasi," kata Yuda Amardika, Brand Manager Ortuseight.
Advertisement