Sukses


Arti Gaslighting beserta Ciri-cirinya

Bola.com, Jakarta - Gaslighting adalah satu di antara perilaku manipulasi psikologis. Istilah ini mulai dikenal tahun 1940, kala sutradara Inggris, Thorold Dickinson, merilis film berjudul Gaslight.

Gaslighting adalah teknik manipulasi psikologis agar pelaku tampak berkuasa dan mampu mengontrol korbannya. Caranya adalah dengan membuat korban tak yakin dengan penilaiannya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, perasaan ragu dan tak percaya diri ini akan melemahkan kondisi kejiwaan sehingga korban tak mampu lagi membedakan kebenaran dan kebohongan. Alhasil, korban jadi tergantung kepada pelaku, baik dalam hal pemikiran maupun perasaan.

Perilaku seperti ini bisa terjadi dalam hubungan asmara, profesional, pertemanan, antara orang tua dan anak, hingga relasi figur publik dengan orang biasa.

Hal ini berarti, pelaku gaslighting bisa siapa saja baik keluarga, teman, pasangan, atasan, figur publik, maupun orang yang tidak dikenal di media sosial.

Manipulasi psikologis melalui gaslighting pada awalnya tampak sebagai masalah kecil. Namun, jika terjadi terus-menerus, perilaku tersebut dapat menyebabkan stres psikologis dan trauma emosional pada korban.

Berikut rangkuman tentang ciri-ciri gaslighting, disadur dari Klikdokter, Rabu (7/12/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Gaslighting

1. Kebohongannya Tampak Jujur

Gaslighter lihai berbohong. Kebohongan yang keluar dari mulutnya disampaikan dengan cerdas, sebab pelaku pandai berkelit.

Meski kamu tahu gaslighter sedang berbohong, karena ekspresinya innocent plus adanya sentuhan manipulasi, kamu jadi ragu. Padahal, ini adalah taktik awalnya.

Ketika pelaku berbohong tentang hal-hal yang lebih besar, kamu menjadi tak yakin apakah yang dikatakannya benar atau bohong belaka.

2. Terus Membantah, meski Terbukti Bersalah

Korban yakin 100 persen bahwa gaslighter pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak benar, bahkan ada buktinya.

Ketika dikonfrontasi, ia akan membantahnya mati-matian sampai akhirnya korban mulai ragu, "Jangan-jangan saya yang salah paham atau salah lihat," pikirnya.

3. Sikap dan Perbuatan Tidak Sesuai dengan Perkataan

Singkatnya, munafik. Gaslighter banyak bicara, tetapi perbuatannya tak selaras dengan perkataannya. Oleh sebab itu, ketika berhadapan dengan  gaslighter, yang terpenting adalah apa yang dilakukannya, bukan yang dikatakannya.

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Gaslighting

4. Pintar Memanfaatkan Kebaikan Orang Lain

Gaslighter selalu sedia taktik yang mulus dan rapi sehingga korbannya menjadi tak sadar kalau ia sedang dimanfaatkan untuk kepentingan pelaku gaslighter.

5. Kamu Dibuat Bingung dengan Sisi Positifnya

Kamu mungkin telah menyadari perasaan mengganjal yang dirasakan terhadap gaslighter, tetapi itu sulit untuk dijelaskan.

Kenyataannya, memang seorang gaslighter cenderung bisa membingungkan para korbannya dengan menunjukkan sisi positif dirinya. Ini dapat membuat korbannya berpikir ulang bahwa orang tersebut tak sepenuhnya buruk.

6. Menyebut Semua Orang Berbohong

Gaslighter akan berusaha meyakinkan semua orang di sekitar korbannya adalah pembohong, termasuk keluarga, sahabat, dan orang-orang tepercaya.

Korban pun menjadi gamang pada kenyataan yang sebenarnya, sampai-sampai tidak tahu lagi siapa yang bisa dipercaya. Pada akhirnya, korban akan termanipulasi dan hanya percaya si pelaku gaslighting.

4 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Gaslighting

7. Memosisikan Diri sebagai Korban

Seorang gaslighter akan jarang mengakui kekurangannya. Saat disalahkan, justru ia merancang kebohongan dan memosisikan diri sebagai korban (playing victim) untuk menutupi kelemahannya. Akhirnya, korban jadi memandang rendah dirinya sendiri.

8. Menggunakan Hal-Hal Berharga Korban sebagai Senjata

Keluarga, sahabat, hobi, atau karier bisa dijadikan senjata saat gaslighter melakukan konfrontasi. Ia akan menyerang kepercayaan dan harga diri korban, lalu mengatakan bahwa korbannya tak pantas memiliki hal-hal berharga tersebut karena kekurangan yang dimiliki.

Ujung-ujungnya, hal tersebut dapat merusak karier dan hubungan interpersonal korban.

9. Mengajak Orang Lain untuk Menyerang Korban

Lantaran jago memanipulasi, pelaku gaslighting bisa dengan mudahnya menemukan orang-orang yang akan membelanya mati-matian, lalu memanfaatkannya untuk menyerang korbannya.

Ini banyak dilakukan oleh figur publik atau influencer yang punya banyak penggemar fanatik.

5 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Gaslighting

10. Menimpakan Kesalahan kepada Diri Korban

Gaslighter adalah pembohong, penipu, perundung (tukang bully), tetapi ia bisa berbalik menuduh korbannya seperti itu. Korban akan dibuat merasa bersalah sampai mulai membela diri, dan akhirnya teralihkan dari kesalahan pelaku.

11. Menyebarkan Cerita Bahwa Korban Tak Bisa Dipercaya

Ini adalah taktik paling efektif dari gaslighting karena sifatnya merendahkan. Pelaku akan membuat orang lain mempertanyakan kewarasan korban.

Dengan begitu, mereka tak akan percaya ketika korban mengatakan perilaku gaslighter yang sebenarnya, yakni kejam (abusive) dan manipulatif.

12. Seolah-olah Bersahabat

Di balik semua perilaku yang sudah disebutkan di atas, gaslighter bisa berpura-pura menjadi orang baik, yang seakan-akan berpihak kepada korban. Tujuan sebenarnya adalah supaya pelaku bisa mencari tahu kelemahan korban.

Jika sudah tercapai, kesalahan dan kelemahan korban akan terus diingat dan disebut-sebut. Pada akhirnya, korban akan dibuat merasa serbasalah tanpa memberi solusi.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 24/1/2020)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer