Bola.com, Jakarta - Kuisioner atau angket adalah suatu sarana dalam pengumpulan data untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang suatu keadaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, angket adalah bagian dari daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.
Baca Juga
Advertisement
Kuesioner mempunyai peranan penting, sebab di dalamnya mencakup semua tujuan dari survei atau penelitian. Selain itu, kuesioner harus mencakup tiga hal, yaitu mudah ditanyakan, mudah dijawab, dan mudah diproses.
Menurut catatan sejarah, angket kali pertama ditemukan Society Statistik London tahun 1838.
Kuisioner atau angket dinilai efektif untuk mengukur sikap, preferensi, pendapat, hingga perilaku yang diberikan responden. Hanya, kelemahan angket adalah bisa saja responden hanya menjawab secara acak.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang angket disadur dari Liputan6, Rabu (7/12/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Prinsip Pembuatan Angket
1. Angket Harus Jelas
Pada umumnya, masalah yang timbul menyangkut penggunaan kata-kata yang tepat supaya responden memahami benar pertanyaan yang diajukan. Adakalanya hanya karena satu kata yang ganjil maka jawabannya berbeda dan jauh dari yang diharapkan.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa seorang peneliti dalam pertanyaannya jangan sampai menggabungkan beberapa pertanyaan dalam satu pertanyaan dan jangan sampai pertanyaan tersebut terlalu luas batasannya.
2. Membantu Ingatan Responden
Pertanyaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden untuk mengingat-ingat kembali hal-hal yang diperlukan untuk menjawab suatu pertanyaan.
Cara yang sering dipakai ialah menggunakan "time line" dengan mengambil suatu peristiwa penting yang mudah diingat oleh responden. Setelah menggunakan cara tersebut, lalu masuk pada pertanyaan yang betul-betul diinginkan.
3. Membuat Responden Mau Menjawab
Bagaimanapun baiknya, suatu kuesioner akan tidak ada artinya kalau responden tidak mau atau menolak untuk memberikan jawaban. Hal ini bisa terjadi karena susunan pertanyaan ataupun kata-katanya kurang tepat, atau bahkan kurang berkenan pada responden.
Maka itu, diusahakan seorang peneliti hendaknya tidak menanyakan hal yang sulit atau hal-hal yang bersifat pribadi dalam wawancara.
Advertisement
Prinsip Pembuatan Angket
4. Menghindari bias
Sering kali para responden mengetahui jawaban yang sebenarnya dari suatu pertanyaan dari peneliti, tetapi dia menolak untuk memberikan jawaban atau malah memberikan jawaban yang lain.
Paling sering terjadi adalah munculnya pertanyaan soal income dan pengeluaran. Untuk menghindari bias, dipilih kalimat atau kata-kata yang tepat, misalnya dalam bentuk perkiraan atau rata-rata.
5. Mudah mengutarakan
Kadang kala seorang peneliti menemui hambatan karena responden tidak bisa mengutarakan jawabannya dengan jelas.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, peneliti hendaknya harus sudah mempersiapkan hal-hal yang bisa menunjang keberhasilan wawancara. Misalnya adalah membawa contoh gambar atau suatu benda yang bisa membuat responden untuk memberikan jawabannya.
6. Dapat menyaring responden
Peneliti harus menyaring responden dalam kuesioner yang digunakan untuk penelitian. Hal yang sering terjadi adalah pertanyaan-pertanyaan tidak terjawab karena ditanyakan pada responden yang salah. Oleh karena itu, seorang peneliti harus menyeleksi responden yang dipilih.
Cara Membuat Angket atau Kuisioner
1. Tentukan Informasi
Langkah pertama adalah memutuskan hal-hal apa yang perlu diketahui dari responden untuk memenuhi tujuan riset.
2. Tentukan Target Responden
Setelah menentukan informasi apa yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah menentukan populasi yang ingin digeneralisasikan dari data sampel yang akan dikumpulkan.
Misalnya, dalam riset pemasaran, peneliti sering kali harus memutuskan apakah mereka harus mencakup hanya pengguna yang sudah ada dari jenis produk generik atau apakah juga menyertakan non-pengguna.
Peneliti harus menyusun kerangka sampling. Selain itu, dalam merancang kuesioner peneliti harus memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, pendidikan dari responden sasaran.
3. Pilih Metode Tepat
Metode kontak akan memengaruhi tidak hanya pertanyaan yang dapat diajukan oleh peneliti, tetapi juga ungkapan dari pertanyaan tersebut.
Metode utama yang biasa digunakan untuk menyebar kuesioner adalah wawancara pribadi atau kelompok, pemberian kuesioner, hingga wawancara telepon.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Aturan umumnya adalah bahwa makin sensitif atau pribadi suatu informasi, makin bersifat pribadi bentuk pengumpulan datanya.
4. Tentukan Konten Pertanyaan
Peneliti harus selalu siap untuk bertanya, "Apakah pertanyaan ini benar-benar dibutuhkan?" Godaan untuk memasukkan pertanyaan tanpa mengevaluasi secara kritis kontribusinya terhadap pencapaian tujuan penelitian, seperti yang ditentukan dalam proposal penelitian.
Tidak ada pertanyaan yang bisa dimasukkan kecuali data yang ditimbulkannya langsung digunakan dalam menguji satu atau lebih hipotesis yang ditetapkan selama desain penelitian.
Advertisement
Cara Membuat Angket atau Kuisioner
5. Kembangkan Pertanyaan
Pertanyaan kuesioner dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu pertanyaan tertutup, terbuka, dan pilihan jawaban terbuka. Jenis pertanyaan tertutup memiliki sejumlah keuntungan penting.
Pertanyaan tertutup memberi responden metode yang mudah untuk menunjukkan jawabannya, pertanyaan tertutup juga mendorong responden sehingga responden tidak terlalu mengandalkan memori dalam menjawab pertanyaan.
Pilih kata-kata pertanyaan yang jelas, lugas, dan mudah dimengerti responden.
6. Periksa Panjang Kuesioner
Tampilan fisik kuesioner dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kuantitas dan kualitas data pemasaran yang diperoleh. Kuantitas data adalah fungsi dari tingkat respons.
Pastikan membuat format kuesioner yang sederhana dan jelas. Secara umum yang terbaik adalah membuat kuesioner sesingkat mungkin.
7. Pra-Tes Kuesioner
Biasanya sejumlah kecil responden dipilih untuk pre-test. Responden yang dipilih untuk survei percontohan harus secara luas mewakili jenis responden yang akan diwawancarai dalam survei utama.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Laudia Tysara, Editor: Fadila Adelin. Published: 1/10/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.