Sukses


Contoh Cerpen Alur Mundur beserta Tahapan Plotnya yang Bisa Dipelajari

Bola.com, Jakarta - Cerpen adalah karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas, dan ringkas.

Nah, saat akan menuliskan sebuah cerpen, kita harus memperhatikan beberapa unsur penting. Satu di antara unsur dalam cerpen ialah alur cerita atau plot.

Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah cerpen. Pada umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan, konflik masalah, lalu penyelesaian.

Namun, ada beberapa cerpen yang menceritakan sebuah cerita dengan alur mundur. Sebagai informasi, alur mundur menceritakan peristiwa dari bagian penyelesaian terlebih dahulu, kemudian berlanjut hingga klimaks, konflik, dan pengantar.

Cerpen alur mundur biasanya lebih banyak digunakan untuk cerita yang memiliki konsep flashback atau untuk menceritakan suatu peristiwa yang latar waktunya adalah masa lalu.

Itulah sedikit penjelasan mengenai cerpen alur mundur. Apabila kamu masih bingung seperti apa cerpen alur mundur tersebut, kamu bisa menyimak contohnya di bawah ini.

Berikut ini contoh cerpen alur mundur beserta tahapan plotnya yang bisa kamu pelajari, dikutip dari laman Dosenbahasa, Selasa (6/12/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Tahapan Plot

- Penyelesaian

"Alhamdulillah," kalimat syukur itu pun diucapkan Laras dengan matanya yang berkaca. Akhirnya, Laras pun terbebas dari tuduhan berbagai pihak bahwa dirinya membawa rokok ke sekolah.

Tuduhan itu terbebas darinya, setelah Rani dengan terbuka mengakui bahwa ia sengaja menaruh sebungkus rokok itu ke meja Laras. Dia mengaku bahwa hal itu dilakukan karena dia cemburu dengan perhatian para siswa kepada Laras.

Normalnya, orang akan marah dan kesal jika kepada orang yang memfitnahnya. Namun, tidak dengan Laras.

"Ras, maaf ya, aku terlalu iri sama kamu. Harusnya aku enggak boleh gitu sama kamu."

"Iya, Ran, enggak apa-apa. Yang penting besok lusa jangan gitu lagi, ya."

Mereka pun berpelukan, dan kembali menjalani kehidupan masing-masing. Laras pun bisa kembali menjalani aktivitas sebagaimana biasa.

Sementara itu, Rani harus menerima konsekuensi atas perbuatannya itu, yaitu diskors selama seminggu oleh pihak sekolah.

Lantas, bagaimana bisa Rani mengakui tindakan tersebut dihadapan semua orang, termasuk Laras?

3 dari 5 halaman

Tahapan Plot

- Antiklimaks

"Rani, mau sampai kapan kamu begitu sama Laras? Sudahlah, akui saja perbuatanmu! Bukan begini caranya untuk bersaing dengan seseorang!" ujar Siska, teman akrab Rani. Rani bergeming; tidak mengucap sepatah kata pun.

Padahal, isi hatinya kini tengah kalut dijejajali oleh rasa sesal. Perasaan senang yang semula memuncak di hatinya, kini semakin surut dan berganti rasa sesal.

Bukan karena perkataan Siska yang dia lontarkan kepadanya, melainkan karena kejadian buruk yang menimpa adiknya, Raisa.

Adik dari Rani itu mendapat tuduhan dari teman-teman sekelasnya, bahwa dia telah mencuri uang salah satu temannya. Dua lembar 50 ribu rupiah pun ditemukan oleh teman-temannya dalam tas Raisa. Berkali-kali Raisa menampik dan membela diri, tapi tuduhan miring kepadanya tidak kunjung surut.

Karena Raisa tidak punya bukti dan saksi kalau ia tidak bersalah, Raisa pun harus rela diskors selama seminggu oleh pihak sekolahnya. Hukuman itu tak hanya membuat Raisa terpukul, tapi Rani sang kakak pun turut merasakan hal yang dirasakan oleh adiknya itu.

Malah, rasa terpukul yang dirasakan Rani dua kali lebih menyakitkan dibanding Raisa. Rasa sakit yang berlipat itu membuat perasaan sesal bertumbuh di dadanya, dan pikirannya pun tiba-tiba melayang ke beberapa waktu yang lalu; waktu di mana dia melakukan rencana jahatnya kepada Laras.

4 dari 5 halaman

Tahapan Plot

- Klimaks

Pada suatu waktu, Rani yang mempunyai niat jahat kepada Laras meminta bantuan Siska untuk melancarkan niat jahatnya itu. Dia meminta Siska untuk memastikan bahwa Laras tidak ada di kelas saat istirahat sekolah.

Setelah Siska memastikan Laras sedang tidak ada dalam kelas, rencana jahat Rani pun dilancarkannya dengan baik. Ada gurat senyum yang jahat di wajah Rani setelah melakukan perbuatan jahatnya itu kepada Laras. "Rasain kamu Ras, habis ini satu kelas dan sekolah akan memusuhimu!" pekik Rani di dalam hati.

"Kamu serius ngelakuin hal itu ke Laras?" tanya Siska ke Rani.

"Apa aku ada tampang main-main?" timpal Rani.

"Aku enggak nyangka kamu bisa sejahat itu sama Laras. Salah dia ke kamu itu apa sih? Jangan-jangan kamu iri ya sama dia karena dia disukai banyak siswa?" tanya Siska lagi.

"Sejak kapan kamu jadi banyak tanya begini? Sudahlah, aku mau kembali ke kelas dulu," ujar Rani agak ketus.

Bel masuk pun berbunyi. Tak lama kemudian satu ruang kelas tempat Laras belajar pun gempar. Bagaimana tidak, sebungkus rokok yang terbuka dan menyisakan beberapa batang lagi itu tiba-tiba tergeletak begitu saja di meja Laras.

"Laras, kamu merokok? Kita enggak nyangka ya," ujar teman-temannya. Sontak, Laras pun menampik hal tersebut. Namun, apa daya, tuduhan negatif pada dirinya kini sudah tidak terbendung lagi.

Muka Laras kian memucat. Dia tak habis pikir, siapa orang yang telah melakukan hal jahat itu kepadanya. Berkali-kali sudah dia menampik bahwa rokok di mejanya itu bukanlah miliknya.

Namun, tetap saja kecurigaan dan tudingan yang dilemparkan kepadanya tidaklah berkurang. Laras panik, dan ia pun menangis sembari berharap kepada-Nya agar dia terbebas dari hujan tuduhan yang begitu deras menghujamnya.

5 dari 5 halaman

Tahapan Plot

- Kemunculan Konflik

Di kelas, Rani masih tersenyum riang setelah rencana jahatnya berhasil. Rencana itu dia buat lantaran dia sangat iri dan cemburu melihat perhatian para siswa kepada Laras.

Ia merasa bahwa perhatian mereka kepada salah satu siswi berprestasi itu terlalu berlebihan. Dia juga merasa, bahwa dia layak untuk mendapat perhatian yang sama.

- Pengenalan

Rani dan Laras adalah dua siswi yang berprestasi di sekolahnya. Rani berprestasi di bidang akademik dan selalu menjadi rangking satu di kelasnya, sedangkan Laras berprestasi di bidang olahraga voli dan berhasil membawa tim voli sekolah juara lomba tingkat daerah.

Maka tak heran jika perhatian para siswa (dan juga para siswi) tertuju kepada Laras. Sikap ramah dan murah senyum yang dimiliki Laras pun menjadi nilai tambah lainnya yang membuat segala perhatian kepada Laras pun tidak pernah berkurang.

 

Sumber: Dosenbahasa

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer