Bola.com, Jakarta - Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang berisikan rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya. Maka itu, puisi memiliki banyak penggemar karena indah dan sifatnya imajinatif.
Bahasa dalam puisi juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa. Puisi biasanya dibuat berdasarkan pengalaman hidup atau ide-ide kreatif yang bermakna.
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut yang membuat banyak orang menyukai puisi. Akan tetapi, dalam membuat tentunya tidak mudah. Ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat atau menyusun puisi.
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, puisi yang dihasilkan akan lebih mengena.
Berikut contoh puisi bebas dengan berbagai tema, dinukil dari laman Puisipendek, Rabu (7/12/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Melankolia
Tatkala hati risau akan keras nya dentuman cobaan, pair jantungku terisak.
Kukuh aku menyakini diri akan teguhnya hati.
Namun, lontaran konyol selaksa, hingga muak dibuatnya.
Kalimat-kalimat bohong untuk berteguh hanya akan menikam perlahan demi waktu.
Dapatkah risau terobati oleh lelap abadi?
Menghilang seolah-olah agar terhindar oleh pikiran yang selalu meracau merisak.
Menghilang seolah-olah memenangkan melankolia.
Jika suatu saat cahaya temaram akan bersinar,
Jalan pasti terbuka.
Namun bila akan sirna,
Halai-balai aku terjatuh.
Advertisement
Bendera Berdarah
Dua bulan tampaknya telah berbeda
Setelah manisnya kebebasan kita genggam,
di atas tiang penghormatan Bapak proklamator berpidato
di atas dunia,
kita bangga melihat berita
Hingga serdadu mengepung simpang lima,
dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih Lima hari terasa lumpuh,
pertempuran masih belum usai Nihon membawa obor dari pabrik tua,
kita masih disandera
Merdeka atau mati!!!
Seruan yang sering terdengar dari radio usang pengisi sunyi
Mereka sudah dipukul mundur, merah putih kembali berkibar
Jangan biarkan api itu kembali padam!
Bapak beruban korban nyawa, tertembak dada kirinya
Semua sudah berakhir, bendera itu sudah dua warna lagi
Bendera itu sudah berdarah lagi
Kita hanya mengingat dalam sejarah, yang diceritakan sampai kantuk mendera
Nama-nama yang selalu kekal, mereka belum mati
Keping-keping Luka
Senja berlukiskan kelabu
Awan bertuliskan sendu
Mengingatkan semua kenangan ini
Rintihan tangis menyayat hati
Inilah keping-keping luka
Telah menjadi cahaya lara
Berhiaskan kerlip rembulan Merasakan tetes kepahitan
Kutumpahkan setiap tetes mutiara Kutahan setiap perih siksa
Meronta dalam dekapan doa
Merintih dengan cinta
Salahnya diriku memandang
Kenangan pagi yang telah hilang
Bagai pelangi dimakan hujan
Hilang tanpa goresan
Sumber: Puisipendek
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement