Bola.com, Jakarta - Tantrum adalah reaksi yang sering terjadi pada anak, terutama balita. Tiap orang tua pasti pernah menyaksikan anak mereka mengamuk pada satu waktu.
Namun, kamu tak perlu khawatir, tantrum merupakan kondisi yang normal pada anak dan bagian dari perkembangannya.
Baca Juga
Advertisement
Tantrum pada anak bisa melibatkan teriakan, menginjak, menendang, atau melemparkan diri ke tanah. Biasanya, tantrum akan hilang seiring bertumbuhnya anak.
Tantrum bisa juga menandakan beragam emosi yang tak terjelaskan oleh anak. Hanya, ada beberapa orang tua yang kewalahan ketika mengatasi tantrum.
Kewalahan tersebut disebabkan sang orang tua belum menemukan cara yang tepat untuk menghadapinya.
Berikut rangkuman tentang tantrum beserta cara menghadapi, disadur dari Liputan6, Jumat (9/12/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengenal Apa Itu Tantrum
Menurut APA Dictionary of Psychology, tantrum adalah ledakan kemarahan yang hebat yang biasanya terjadi pada bayi antara usia 2-4 tahun.
Tantrum atau temper tantrum akan melibatkan perilaku seperti berteriak, menendang, menggigit, memukul, dan membenturkan kepala.
Tantrum kadang-kadang dianggap sebagai ekspresi dari akumulasi ketegangan dan frustrasi.
Melansir Healthline, temper tantrum adalah ledakan emosi dari kemarahan dan frustrasi. Tantrum biasanya akan hilang seiring waktu ketika seorang anak belajar cara yang lebih tepat secara sosial untuk menangani emosi mereka.
Melansir Verywellfamily, dalam kebanyakan kasus, amukan berhenti dalam beberapa menit dan seorang anak menjadi tenang dan dapat melanjutkan hari mereka.
Tantrum yang berasal dari ketaknyamanan fisik biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Advertisement
Penyebab tantrum
Melansir Mayo Clinic, anak kecil tidak berencana membuat frustrasi atau mempermalukan orang tua mereka. Bagi kebanyakan balita, tantrum adalah cara untuk mengekspresikan frustrasi.
Untuk anak yang lebih besar, tantrum mungkin merupakan perilaku yang dipelajari.
Balita dan anak-anak prasekolah yang masih belajar mengelola emosi mereka akan sering menunjukkan amukan yang dramatis ketika marah.
Tantrum terjadi ketika anak tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Hal itu juga bisa terjadi ketika anak mengalami kesulitan mencari tahu sesuatu atau menyelesaikan tugas.
Penyebab tantrum lainnya juga bisa karena anak tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya. Alasan umum anak-anak berperilaku tantrum ialah lapar, merasa lelah, atau tidak enak badan. Segala jenis frustrasi pada anak dapat memicu ledakan, menghasilkan amarah.
Tanda-Tanda Tantrum
Ada tanda-tanda anak sedang mengalami tantrum. Anak mungkin menunjukkan satu atau lebih dari perilaku berikut selama tantrum. Tanda tantrum adalah:
- Merengek
- Menangis, menjerit, dan berteriak
- Menendang dan memukul
- Menahan napas
- Menggigit
- Mencubit
- Melempar atau menggulingkan tubuh
Advertisement
Cara Menghadapi Tantrum
Tetap tenang
Kunci dari menghadapi anak tantrum adalah tetap tenang. Jika memungkinkan, jangan biarkan amukan anak mengganggu apa yang Anda lakukan, dan jangan bereaksi dengan ancaman atau kemarahan.
Ini membuat anak tahu bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian atau mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tunggu waktu tenang setelah tantrum mereda untuk mendiskusikan perilaku anak.
Abaikan tantrumnya
Jika memungkinkan, berpura-puralah tidak terjadi apa-apa. Namun, perilaku tertentu tidak boleh diabaikan, seperti menendang atau memukul orang lain, melempar benda yang dapat menyebabkan kerusakan atau cedera, atau berteriak dalam waktu lama.
Dalam situasi ini, jauhkan anak dari lingkungan, bersama dengan benda apa pun yang membahayakan. Perkuat secara verbal bahwa perilaku seperti itu tidak dapat diterima.
Pindahkan anak
Jika di rumah anak tidak mau tenang, bawa mereka ke ruangan lain. Jika Anda berada di tempat umum, abaikan amukan kecuali anak dalam bahaya melukai diri sendiri atau orang lain.
Cara Menghadapi Tantrum
Alihkan perhatian
Mengalihkan perhatian pada saat tantrum ialah dengan cara menawarkan aktivitas atau objek lain kepada anak. Misalnya seperti buku atau mainan, atau membuat wajah konyol.
Validasi perasaan anak
Memberi tahu anak bahwa Anda memahami emosinya terkadang dapat membantunya menjadi tenang, terutama jika ia sedang mencari perhatian. Mencerminkan kembali pikiran atau perasaan mereka adalah cara lain untuk memvalidasi.
Akui perilaku baiknya
Tunjukkan persetujuan ketika anak berperilaku baik. Ini akan memperkuat perilaku yang baik. Tawarkan perhatian ekstra ketika anak berperilaku baik. Beri anak pelukan atau beri tahu anak betapa bangganya Anda ketika dia berbagi atau mengikuti arahan.
Advertisement
Cara Mencegah Tantrum
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendorong perilaku baik sekaligus mencegah tantrum. Berikut caranya:
- Tetapkan rutinitas
Rutinitas atau jadwal yang konsisten membuat anak tahu apa yang diharapkan dan memberi mereka rasa aman.
- Beri anak pilihan
Bila perlu, beri anak beberapa pilihan dan biarkan mereka membuat pilihan. Ini akan memberi mereka perasaan bahwa mereka memiliki kendali atas keadaan mereka.
- Pastikan makan dan cukup tidur
Pastikan anak makan dengan benar dan cukup tidur. Ini akan membantu mencegah amukan yang disebabkan oleh kelelahan dan lekas marah.
- Perhatikan nada suara
Jika ingin anak melakukan sesuatu, buat itu terdengar seperti ajakan atau undangan, bukan permintaan.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Anugerah Ayu Sendari, Editor: Nanang Fahrudin. Published: 5/2/2022)
Yuk,baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.