Bola.com, Jakarta - Cerita jenaka adalah satu di antara cerita rakyat yang sudah berkembang dari zaman ke zaman. Sesuai namanya, cerita jenaka mengandung unsur lucu sehingga bisa membuat pembaca atau pendengarnya tertawa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita jenaka merupakan cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau sindiran.
Baca Juga
Advertisement
Cerita jenaka adalah kisah-kisah yang banyak diceritakan orang tua pada anaknya. Cerita ini juga bisa menjadi penghibur semua umur.
Cerita jenaka biasa ditemukan di majalah, koran, atau bahkan buku khusus kumpulan cerita jenaka. Tiap negara, daerah, dan budaya memiliki cerita jenaka.
Cerita jenak akan membawa kesan yang menggembirakan hati para pembaca apabila membaca atau mendengarnya. Cerita jenaka biasanya diklasifikasikan sebagai cerita rakyat yang diturunkan dari satu generasi ke generasi.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang cerita jenaka, disadur dari Liputan6, Senin (12/12/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tujuan Cerita Jenaka
Tujuan cerita jenaka adalah untuk menghibur pembaca atau sebagai penghibur yang membangkitkan tawa dan menimbulkan rasa senang sambil mendidik pembaca.
Untuk mencapai tujuan itu, sebuah cerita jenaka harus memenuhi syarat dilebih-lebihkan dari suatu kewajaran atau dengan kata lain cerita harus aneh, absurd atau tidak masuk akal agar menimbulkan kelucuan, sindiran, dan menggelikan hati.
Cerita jenaka biasanya mempunyai maksud hiburan, petunjuk, sindiran, dan lain-lain. Perwatakan watak dalam cerita jenaka ini menggambarkan tabiat dan sifat manusia yang berlebihan.
Unsur lucu dan jenaka ditimbulkan dengan berbagai-bagai cara seperti sifat watak yang terlalu bodoh atau terlalu pintar, unsur kebetulan dalam cerita, kelucuan yang timbul dari jalan cerita itu sendiri, kata-kata lucu, dan lain-lain.
Advertisement
Contoh Cerita Jenaka
Cerita jenaka berisi sebuah peristiwa atau perwatakan yang dilebih-lebihkan. Misalnya:
- Untuk menceritakan kebodohan atau kedunguan manusia maka terciptalah tokoh yang amat bodoh, yaitu Pak Kaduk dan Pak Pandir.
- Untuk menceritakan kemujuran atau keberuntungan seorang manusia maka terciptalah tokoh yang mujur sekali, yaitu Pak Belalang (versi Melayu) atau Pak Banjir (versi Jawa).
- Untuk mengisahkan kemalangan seseorang maka muncul tokoh yang malang atau sial sekali, yaitu Lebai Malang.
- Untuk menceritakan seorang yang licik, penuh tipu muslihat maka hadirlah tokoh yang amat licin seperti belut, yaitu tokoh Si Luncai.
- Untuk menghadirkan seseorang yang cerdik, penuh berakal, dan tahu ilmu siasat maka dimunculkan tokoh legendaris dari Arab-Persia, yaitu Abu Nawas.
Contoh Cerita Jenaka
Lebai Malang
Konon pada zaman dahulu, seorang Lebai biasa diundang untuk membacakan doa di tempat-tempat orang yang sedang mengadakan hajatan. Sebagai seorang pembaca doa, Lebai biasanya akan mendapatkan hadiah kepala hewan yang disembelih sebagai hidangan hajatan.
Bila si empunya hajat itu menyembelih kambing, si Lebai pun mendapatkan lauk kepala kambing untuk dibawa pulang. Demikian pula, jikalau si empunya hajat menyembelih kerbau atau sapi, si Lebai pun mendapatkan lauk kepala kerbau atau sapi untuk dibawa pulang ke rumah.
Pada suatu ketika, ada dua orang yang mengadakan hajatan, yaitu di hulu dan di hilir sungai. Si Lebai tempat tinggalnya di seputar tengah-tengah sepanjang sungai itu. Orang yang berhajat di hulu sungai itu menyembelih tiga ekor kambing. Sementara orang yang berada di hilir sungai itu menyembelih satu ekor sapi yang gemuk.
Pagi-pagi benar si Lebai telah mengayuh sampannya menuju ke hilir sungai karena orang yang di mhilir menyembelih seekor sapi gemuk. Namun, di tengah perjalanan si Lebai berubah pikiran, kalau hanya mendapatkan seekor kepala sapi, tentu tidak mencukupi untuk lauk makan satu keluarganya yang besar. Sampan kemudian putar haluan menuju ke hulu sungai yang berhajat menyembelih tiga ekor kambing.
Hanya kurang beberapa puluh meter dari tempat hajatan di hulu sungai itu, si Lebai bimbang lagi, meski di hulu menyembelih tiga ekor kambing, kepalanya kan kecil-kecil. Mana cukup untuk lauk makan satu keluarganya yang besar. Si Lebai pun cepat-cepat memutar sampannya lagi menuju ke hilir sungai.
Demikianlah terus-menerus si Lebai merasa bimbang dan ragu antara memilih mendapatkan tiga kepala kambing yang kecil-kecil dan satu kepala sapi yang gemuk. Itu saja seharian kerja Lebai bolak-balik memutar sampannya menuju ke hulu, balik lagi menuju ke hilir, dan seterusnya.
Si empunya hajat pun menunggu-nunggu datangnya si Lebai. Kalau menunggunya terlalu lama makanan pun akan menjadi basi. Akhirnya, tanpa kehadiran Lebai hajatan pun tetap dilaksanakan. Si Lebai tidak mendapatkan apa pun karena ketika ia sampai di hilir, hajatan telah selesai. Kemudian, dikejamya ke hulu sungai, sampai di sana orang-orang pun baru saja bubaran. Begitulah nasib si Lebai. Sejak itu ia kemudian disebut sebagai Lebai Malang.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Anugerah Ayu Sendari, Editor: Rizky Mandasari. Published: 14/2/2021)
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement