Sukses


5 Contoh Puisi yang Bisa Diberikan saat Hari Ibu, Bikin Bunda Tersenyum

Berikut ini beberapa contoh puisi yang cocok diberikan di peringatan Hari Ibu.

Bola.com, Jakarta - Hari Ibu secara nasional diperingati setiap tanggal 22 Desember. Penetapan 22 Desember mengacu pada pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I yang dihelat pada 22-25 Desember 1928.

Ketika itu, Hari Ibu tidak hanya dimaknai sebagai memperingati peran ibu, tetapi juga merupakan upaya mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.

Di masa kini, pada momen Hari Ibu, kamu bisa memberi sedikit kebahagiaan kepada ibu tercinta. Satu di antara kamu bisa menuliskan dan membacakan puisi-puisi tentang ibu.

Seperti diketahui, seorang ibu merupakan sosok wanita paling berjasa bagi semua manusia di dunia. Kita akan selalu membutuhkan sosok ibu, sepanjang hayat kita.

Maka itu, para suami maupun anak-anak sebaiknya jangan melewatkan momen spesial Hari Ibu ini.

Bagi yang sedang mencari referensi puisi tentang ibu, bisa mencermati contoh-contohnya di bawah ini.

Berikut ini beberapa contoh puisi yang cocok diberikan di peringatan Hari Ibu, dikutip dari laman Kozio dan Saintif, Jumat (16/12/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Untuk Ibuku Tercinta

Oleh: Agus Suarsono

 

Ku ingin,

Menghirup hawa yang kau hirup

Melangkah,

Di tempatmu melangkah

Berteduh,

Di tempatmu berteduh

Dan terlelap di atas pangkuanmu

 

Ibu...

Ku cuma inginkan selalu bersamamu

Sepanjang waktuku...

3 dari 6 halaman

Maafkan Anakmu, Ibu

Hingga hari ini

Belum bisa membalas jasamu

 

Engkau yang bersusah payah

Berjuang demi anakmu ini

 

Engkau rela berletih-letih

Bekerja di setiap hari

Demi melihat diriku tak kekurangan apa pun

 

Ibu

Maafkan diriku

Yang bisa memberimu

4 dari 6 halaman

Tangisan Air Mata Bunda

Oleh: Monika Sebentina

 

Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu

Derita siang dan malam menimpamu

Tak sedetik pun menghentikan caramu

Untuk bisa memberi harapan baru bagiku

 

Seonggok cacian selalu menghampirimu

Secerah hinaan tak peduli bagimu

Selalu kau teruskan cara untuk masa depanku

Mencari harapan baru kembali bagi anakmu

 

Bukan setumpuk emas yang kau inginkan dalam kesuksesanku

Bukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesanku

Bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenanganku

Tapi permohonan hatimu membahagiakan aku

 

Dan yang selalu kau berkata terhadapku

Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu

Aku menyayangimu ibuku bersama dengan ketulusan hatiku

5 dari 6 halaman

Kehebatanmu Ibu

Karya: Rifka Nurul Aulia

 

Ketika ku tak bisa berjalan

Ketika ku tidak bisa berbicara

Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu

 

Yang selalu tersedia saat kau sedih, senang, dan susah

Ketika anda mulai membesar

Kau bisa sadar hidup

Betapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmu

 

Keringat bercucuran mulai jatuh

Dan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani ibu

Dan ayahmu berkata "Yang kuat"

Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normal

 

Masih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normal

Tapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normal

Sebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolong

Maka, kita perlu berteri makasih ke ibu sebab sembilan bulan dia mengandung

 

Tiada lelah yang dirasakannya

Maka saat ini kita perlu balas budi kepada ibu

Ibu i love you

You are my everything

 

Because you're forever in my heart mother

Thank you Allah and thanks mother

Selamanya kau selau di hatiku

6 dari 6 halaman

Ibu Yang Tak Terganti

Ketika kupandang lekat pada sudut matamu

Tersimpan derita yang begitu mendalam

Aku tahu di sana banyak tersimpan air mata untuk kami anakmu

 

Air mata yang telah kami lakukan

Ibu

Engkau selalu berharap kami anakmu yang akan jadi nomor satu

Namun, sering kali kami melawan dan melalaikan perintahmu

 

Kami selalu membuatmu bersedih

Mulai sekarang aku bertekad untuk menghapus air matamu…

Dan menggantinya dengan canda dan tawa

 

Terima kasih Ibu

Kau takkan pernah tergantikan di dalam hati kami anakmu

 

Sumber: Kozio, Saintif

Dapatkan artikel puisi dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer