Bola.com, Jakarta - Bronkitis adalah istilah yang tak asing di dunia kesehatan. Bronkitis merupakan saluran udara utama paru-paru (bronkus), kondisi ini bisa menyebabkan iritasi dan peradangan.
Dinding saluran udara utama menghasilkan lendir untuk memerangkap debu dan partikel lain yang dapat menyebabkan iritasi.
Baca Juga
Advertisement
Sebagian besar kasus bronkitis terjadi ketika infeksi mengiritasi dan meradang di saluran udara. Kondisi tersebut yang menyebabkan saluran udara menghasilkan lebih banyak lendir dari biasanya.
Orang yang menderita bronkitis sering batuk dengan lendir yang kental, dan bisa berubah warna. Bronkitis dapat bersifat akut atau kronis.
Bronkitis akut adalah peradangan sementara pada saluran udara yang menyebabkan batuk dan lendir. Kondisi ini biasanya berlangsung hingga tiga minggu.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang bronkitis, disadur dari Merdeka, Rabu (28/12/2022).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gejala Bronkitis
- Batuk
- Produksi lendir (dahak) yang berwarna bening, putih, abu-abu kekuningan atau hijau (terkadang juga ada bercak darah)
- Kelelahan
- Sesak napas
- Demam ringan dan menggigil
- Rasa tidak nyaman di dada
Saat menderita bronkitis akut, seseorang mungkin mengalami gejala flu seperti sakit kepala ringan atau nyeri tubuh.
Meski gejala ini biasanya membaik dalam waktu sekitar satu minggu, batuk kemungkinan akan berlangsung terus-menerus selama beberapa minggu.
Bronkitis kronis didefinisikan sebagai batuk produktif yang berlangsung setidaknya tiga bulan, dengan serangan berulang yang terjadi setidaknya selama dua tahun berturut-turut.
Jika kamu menderita bronkitis kronis, kamu cenderung mengalami periode ketika batuk atau gejala lainnya memburuk.
Pada saat-saat tersebut, kamu mungkin mengalami infeksi akut selain bronkitis kronis. Untuk itu, segera temui dokter jika batukmu:
- Berlangsung lebih dari tiga minggu
- Mencegah atau mengganggu waktu tidur
- Disertai demam lebih tinggi dari 100,4 F (38 C)
- Menghasilkan lendir yang berubah warna
- Menghasilkan darah
- Berhubungan dengan mengi atau sesak napas
Advertisement
Penyebab Bronkitis
Infeksi virus dan bakteri
Bronkitis biasanya disebabkan oleh virus. Namun, bronkitis juga dapat disebabkan oleh bakteri. Dalam kebanyakan kasus, bronkitis disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan pilek atau flu biasa.
Virus itu terkandung dalam jutaan tetesan kecil yang keluar dari hidung dan mulut saat seseorang batuk atau bersin. Tetesan ini biasanya menyebar sekitar 1 m.
Mereka menggantung di udara untuk beberapa saat, kemudian mendarat di permukaan, di mana virus dapat bertahan hingga 24 jam. Siapa pun yang menyentuh permukaan ini dapat menyebarkan virus lebih jauh dengan menyentuh benda lain.
Menghirup zat iritan
Bronkitis juga dapat dipicu dengan menghirup zat iritan seperti kabut asap, bahan kimia dalam produk rumah tangga atau asap tembakau.
Merokok adalah penyebab utama bronkitis kronis. Kondisi ini dapat memengaruhi orang yang menghirup asap rokok orang lain, serta mereka yang merokok sendiri.
Orang dengan bronkitis kronis sering mengembangkan penyakit paru-paru terkait merokok lainnya yang disebut emfisema, di mana kantong udara di dalam paru-paru menjadi rusak, menyebabkan sesak napas.
Untuk itu jika kamu merokok, cobalah segera berhenti karena merokok hanya akan memperburuk bronkitis dan meningkatkan risiko terkena emfisema.
Paparan zat iritan
Kamu juga mungkin berisiko terkena bronkitis kronis dan jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) lainnya jika kamu sering terpapar bahan yang dapat merusak paru-paru, seperti butiran debu, tekstil (serat kain), amonia, asam kuat, dan klorin.
Kondisi ini kadang-kadang dikenal sebagai bronkitis okupasional. Biasanya mereda setelah kamu tidak lagi terpapar zat iritan tersebut.
Faktor Risiko dan Komplikasi
Berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena bronkitis, yaitu:
Asap rokok
Orang yang merokok atau tinggal bersama perokok berisiko lebih tinggi terkena bronkitis akut dan bronkitis kronis.
Resistensi rendah
Ini mungkin disebabkan oleh penyakit akut lainnya, seperti pilek, atau dari kondisi kronis yang mengganggu sistem kekebalanmu.
Orang dewasa yang lebih tua, bayi dan anak kecil memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi.
Paparan bahan iritan saat bekerja
Risiko terkena bronkitis lebih besar jika kamu terpapar asap kimia.
Refluks lambung
Serangan mulas parah yang berulang dapat mengiritasi tenggorokan dan membuatmu lebih rentan terkena bronkitis. Meski satu episode bronkitis biasanya tidak perlu dikhawatirkan, hal ini dapat menyebabkan pneumonia pada beberapa orang.
Namun, serangan bronkitis yang berulang dapat berarti bahwa kamu mengidap penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Advertisement
Cara Mencegah Bronkitis
Hindari asap rokok
Asap rokok meningkatkan risiko bronkitis kronis.
Vaksinasi
Banyak kasus bronkitis akut diakibatkan oleh virus influenza. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungimu dari flu.
Kamu juga dapat mempertimbangkan vaksinasi yang melindungi dari beberapa jenis pneumonia.
Cuci tangan
Untuk mengurangi risiko terkena infeksi virus, sering-sering mencuci tangan dan biasakan menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
Kenakan masker bedah
Jika kamu menderita COPD, kamu dapat mempertimbangkan untuk memakai masker wajah di tempat kerja yang memungkinkan kamu terkena debu atau asap dan saat berada di antara orang banyak.
Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Edelweis Lararenjana. Published: 20/4/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.