Bola.com, Jakarta - Haul adalah peringatan atas kematian seseorang yang biasanya diadakan selama setahun sekali. Tujuan haul yakni mendoakan ahli kubur agar semua amal beserta ibadah yang dilakukannya dapat diterima oleh Allah Swt.
Tradisi haul diadakan dengan berdasarkan hadis dari Rasulullah saw. Diriwayatkan, Rasulullah berziarah ke makam Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dalam perang Uhud dan makam keluarga Baqi’.
Baca Juga
Advertisement
Beliau mengucap salam dan mendoakan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan. (HR. Muslim)
Ada pula hadis lain yang diriwatkan oleh Al-Wakidi bahwa Rasulullah saw. mengunjungi makam para pahlawan perang Uhud setiap tahun.
Jika telah sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rasulullah agak keras berucap: Assalâmu’alaikum bimâ shabartum fani’ma uqbâ ad-dâr. (Semoga kalian selalu mendapat kesejahteraan atas kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh akhirat adalah tempat yang paling nikmat). Abu Bakar, Umar dan Utsman juga malakukan hal yang serupa. (Dalam Najh al-Balâghah, hlm. 394-396).
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan terkait haul, disadur dari Merdeka, Senin (2/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hukum Melaksanakan Haul
Dalam pelaksanaannya, para ulama telah menyatakan bahwa dalam peringatan haul tidak dilarang oleh agama, bahkan dianjurkan.
Ibnu Hajar dalam Fatâwa al-Kubrâ Juz II hlm. 18 menjelaskan, para sahabat dan ulama tidak ada yang melarang peringatan haul sepanjang tidak ada yang meratapi mayit atau ahli kubur sambil menangis.
Peringatan haul sedianya diisi dengan menuturkan biografi orang-orang yang alim dan saleh guna mendorong orang lain untuk meniru perbuatan mereka.
Peringatan haul yang biasa diadakan secara bersama-sama akan menjadi penting bagi umat Islam untuk sekadar bersilaturahmi satu sama lain, lalu berdoa sembari memantapkan diri untuk mencontoh segala teladan dari para pendahulu kita, serta juga menjadi forum penting untuk menyampaikan nasihat-nasihat keagamaan.
Advertisement
Tuntunan dalam Melaksanakan Haul
Hingga saat ini, masih ada sebagian kecil masyarakat yang belum meyakini diperbolehkannya melaksanakan peringatan haul bagi orang yang telah wafat.
Peringatan haul memang telah sudah lazim dilakukan baik oleh organisasi ataupun perorangan. Ada juga yang sederhana dengan mengundang saudara dan tetangga dengan membaca tahlil atau khatmil Qur'an.
Ada pula haul yang telah dilaksanakan dengan gebyar pengajuan umum dengan forum terbuka dan mengundang dai serta ulama. Pada intinya adalah bagaimana dakwah atau syi'ar agama tersebut akan terbuka untuk masyarakat umum.
Haul adalah peringatan yang dibenarkan dan tidak dilarang. Sebabnya kegiatan semacam ini akan berdampak positif bagi umat.
Status dari haul tak bisa lepas dari bentuk kegiatan serta rangkaian acaranya. Berarti, hukum dari haul sama dengan menghukumi perbuatan yang terdapat di dalam perhelatan ini.
Kata haul secara etimologis dalam istilah literatur fiqih terdapat dalam bab zakat. Haul bermakna sebagai syarat wajibnya zakat hewan ternak, emas, perak, serta harta dagangan. Jadi, haul berarti kekayaan harus dizakati bila berumur satu tahun.
Ada tiga muatan penting dalam peringatan haul. Pertama, tahlilan dirangkai doa kepada seseorang yang telah meninggal. Kedua, pengajian umum yang terkadang dibacakan sejarah singkat orang yang dihauli, mencakup nasab, tanggal lahir/wafat, jasa-jasa serta keistimewaan yang patut diteladani.
ketiga, sedekah kepada orang yang hadir atau diantar langsung ke rumah-rumah.
Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Rakha Fahreza Widyananda. Published: 11/1/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.