Bola.com, Jakarta - Cerpen atau cerita pendek merupakan istilah yang sering didengar saat belajar di sekolah. Selain dipelajari di bangku sekolah, kamu akan dengan mudah menjumpai cerpen, baik di majalah, tabloid, maupun surat kabar.
Cerpen adalah sebuah karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas, dan ringkas.
Baca Juga
Advertisement
Biasanya cerpen hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja dan permasalahan yang dikisahkan tidak terlalu rumit.
Dalam penyajiannya, jumlah kata pada cerpen dibatasi atau terbatas. Penulisan cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata atau batas panjang maksimal 20 halaman.
Pembatasan penulisan cerpen tersebut bertujuan agar pembaca bisa menyelesaikannya dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 30 menit hingga dua jam.
Seiring berkembangnya zaman, ada banyak tema yang bisa ditulis dan dikembangkan menjadi sebuah cerpen. Satu di antara yang menarik dibaca ialah cerpen anak.
Bagi para orang tua yang sedang mencari cerpen anak sebagai bahan bacaan untuk mengisi waktu luang bersama si kecil, bisa menyimak artikel ini.
Berikut ini beberapa contoh cerpen anak yang bisa dibacakan untuk si kecil, inspiratif dan menghibur, dikutip dari laman Made-blog, Rabu (4/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kembalinya Putra Durhaka
Pada suatu hari, hiduplah seorang petani kaya di daerahnya. Petani tersebut memiliki perkebunan yang luas. Sang petani memiliki dua orang anak yang selalu dimanjakan dengan harta kekayaannya. Dengan kekayaan yang berlimpah disertai pelayan yang banyak, sang petani hidup bahagia dengan istri dan anak-anaknya.
Hingga pada suatu ketika anak yang lebih muda telah beranjak dewasa. Ia menjadi berani melawan ayah dan ibunya. Bahkan, ia meminta bagian dari kekayaan ayahnya. Sang ayah dan ibu selalu menasihati anaknya agar tidak berbuat demikian karena tidak baik.
Namun, bukannya mengerti, sang anak malah marah dan emosi. Ia tidak mau mendengarkan nasihat dari ayah dan ibunya. Karena terus memaksa, akhirnya sang anak mendapatkan bagian tanah yang inginkan. Setelah mendapatkan bagian, tidak menunggu waktu lama, sang anak langsung menjadikan tanah tersebut uang, dengan cara menjualnya.
Ia menjadi kaya dan memiliki banyak uang dari hasil penjualan tanahnya. Karena banyak uang, ia memiliki banyak teman. Sayangnya, seluruh temannya buruk dan hanya ingin memanfaatkan kekayaannya saja.
Temannya yang jahat memengaruhi dia untuk pergi ke negara lain dan hidup bersenang-senang di sana. Karena pengaruh buruk dari temannya, ia menjadi anak yang buruk dan jahat.
Ia menjadi bangkrut dari perusahaannya dan kehabisan seluruh uang yang dimilikinya. Ia menjadi gelandangan yang memiliki banyak utang. Karena utang yang dimilikinya, ia menjadi sangat kesulitan hidup di negara tersebut.
Dalam keterpurukannya, ia menyesali segala perbuatannya dan ingin kembali menemui kedua orang tuanya untuk meminta maaf. Kemudian ia pulang kembali ke desa tempat ia berasal dan ia bertemu dengan kedua orang tuanya.
Ia meminta maaf, dan orang tuanya memaafkannya. Akhirnya ia menjadi pemuda yang berbakti kepada orang tuanya, dan turut bekerja membantu kedua orang tuanya. Ia pun hidup dengan bahagia.
Advertisement
Keledai dan Penjual Garam
Alkisah, hiduplah seorang penjual garam yang menggunakan keledai untuk membawa garamnya. Garam diwadahi dalam sebuah kantong tas, yang kemudian diletakkan di atas punggung si keledai.
Banyaknya garam yang dibawa membuat keledai merasa keberatan. Hingga pada suatu ketika keledai membawa banyak garam pada punggungnya dengan cuaca yang panas.
Keledai membawa garam dengan melewati sungai, tanpa sengaja, tas garam yang dibawanya jatuh ke sungai, sehingga hampir setengah garam menjadi larut ke air sungai. Kemudian sang keledai mengambil dan meletakkan tas pada punggungnya kembali. Si keledai, kaget merasakan tasnya menjadi sangat ringan.
Akhirnya keledai melakukan trik tersebut ketika disuruh oleh si penjual garam. Penjual garam yang mengerti hal tersebut merasa rugi karena garam yang dibawanya menjadi berkurang dalam jumlah yang banyak dan menjadi tersisa sedikit.
Karena merasa dirugikan akhirnya penjual garam memainkan trik agar keledai tidak lagi menipunya.
Keesokan harinya, penjual garam memasukkan tas katun yang tebal ke dalam kantong yang dibawa oleh keledai. Tanpa merasa curiga, keledai pun berjalan melewati sungai. Saat itu keledai juga melakukan hal yang sama, ia kembali masuk ke dalam air untuk memperingan beban yang ia bawa.
Karena di dalam kantongnya berupa tas katun, akhirnya air pun terserap oleh tas katun yang dibawanya. Bukannya bertambah ringan, beban yang dibawa oleh keledai malah bertambah berat, dan keledai merasa sangat lelah.
Akhirnya untuk hari berikutnya karena takut menjadi berat, akhirnya keledai tidak pernah memainkan trik yang sama. Penjual garam pun menjadi senang karena ia tidak lagi mengalami kerugian garam.
Kisah Dua Sahabat dan Beruang
Toni dan Leo merupakan dua orang yang telah bersahabat sejak lama. Karena hari libur, mereka berdua berencana untuk berjalan-jalan menyusuri keindahan alam yang ada di hutan. Saking senangnya ketika di hutan, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah berjalan jauh ke dalam hutan.
Hingga mereka melewati batas yang telah ditentukan untuk dilalui. Karena terlalu masuk ke dalam hutan, mereka berdua tidak sengaja bertemu dengan seekor beruang lapar yang sedari tadi mengincar mereka. Karena takut, Toni pun langsung naik ke atas pohon dan meninggalkan Leo di bawah begitu saja.
Leo yang mengetahui hal tersebut berusaha keras mencari ide. Leo tidak memanjat karena ia tidak bisa memanjat pohon. Setelah berpikir keras, Leo akhirnya ingat ia pernah mendengar bahwa hewan akan meninggalkan dan tidak menyukai orang yang telah mati. Akhirnya Leo berbaring di tanah dan menahan napas dalam-dalam.
Melihat hal tersebut si beruang pun langsung menghampiri Leo yang terbaring di tanah seraya mengenduskan hidungnya. Tak lama kemudian beruang pergi meninggalkan Leo yang tengah berbaring.
Toni dari atas pohon melihat hal tersebut merasa penasaran, akhirnya setelah beruang pergi, ia pun langsung turun menghampiri Leo dan bertanya dengan penasaran.
"Apa yang dibisikkan beruang kepadamu? Mengapa ia langsung pergi?" tanya Toni
"Katanya aku disuruh menjauhi teman yang mementingkan diri sendiri sepertimu", jawab Leo
Merasa bersalah, Toni meminta maaf pada Leo.
Â
Sumber: Made-blog
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement