Bola.com, Jakarta - Chauvinisme adalah bentuk dari perasaan cinta, bangga, loyalitas yang tinggi, fanatisme atau kesetiaan pada suatu negara tanpa mempertimbangkan pandangan dari orang lain tentang suatu bangsa lain.
Selain itu, chauvinisme bisa dikatakan sebagai sebuah ajaran dan paham tentang fanatisme seseorang terhadap Tanah Air yang berlebihan.
Baca Juga
Advertisement
Orang yang memiliki pandangan chauvinisme akan merendahkan kualitas negara lain atau menganggap bangsa lain sebagai bangsa yang tidak bagus.
Meski bisa memberi dampak positif, beberapa dampak negatif dari chauvinisme adalah konflik yang bisa saja timbul akibat tidak dapat menerima perbedaan pendapat dan selalu merasa lebih baik dari bangsa lain.
Agar lebih paham lagi, berikut rangkuman tentang chauvinisme, disadur dari Merdeka, Kamis (5/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Chauvinisme
Chauvinisme diketahui berasal dari seorang tokoh fiktif bernama Nicholas Chauvin. Nicholas Chauvin ialah tentara setia dari Napoleon Bonaparte.
Nicholas Chauvin dikenal sangat setia, meski kala itu Napoleon Bonaparte kalah dan dibuang. Dari kesetiaannya inilah muncul istilah Chauvinisme.
Chauvinisme mempunyai konsep sama, yakni berupa kesetiaan yang tinggi. Istilah tersebut mulai dikenal pada 1960, dan hingga kini istilah itu masih digunakan, kendati hanya sedikit orang yang paham akan makna dari kata 'chauvinisme'.
Advertisement
Ciri-Ciri Chauvinisme
1. Biasanya senantiasa menganggap rendah bangsa lain.
2. Terbentuknya sikap fanatisme yang berlebihan.
3. Diperlakukan dengan tidak menyenangkan.
4. Pemimpin negara yang revolusionis dan diktatoris.
5. Memperlakukan golongan atau bangsa lain dengan tidak menyenangkan.
6. Digunakan dalam melancarkan tujuan tertentu.
Dampak Chauvinisme
Dampak Positif
Dampak positif dari chauvinisme yakni masyarakat di negara tersebut menjadi satu kesatuan yang tunduk kepada pemerintahan.
Dampak Negatif
1. Dapat memperkeruh atau bahkan dapat merusak perdamaian dunia.
2. Membuat seseorang tak dapat berpikir positif tentang kebaikan bangsa lain.
3. Bisa menjadikan jiwa seseorang lebih tertutup dan akan sulit bersosialisasi dengan orang.
4. Kerap melupakan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaaan seluruh alam ini.
5. Menjadikan seorang pemimpin tanpa ragu mendapatkan kekuasaan dan menyerang bangsa lain.
6. Dapat menjadi racun dalam perdamaian dunia yang berujung pertikaian, dan bahkan dapat memicu peperangan.
Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Addina Zulfa Fa'izah. Published: 18/8/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement