Bola.com, Jakarta - Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti).
Sederhananya, fabel dapat diartikan sebuah cerita yang para tokohnya diperankan oleh hewan dengan perilaku yang menyerupai manusia.
Baca Juga
Advertisement
Cerita fabel disukai oleh anak-anak karena ada hewan-hewan yang digambarkan sesuai karakter mereka masing-masing. Ditambah lagi, cerita fabel juga mengandung pesan moral sederhana bagi anak-anak.
Alhasil, berguna untuk membimbing si kecil tentang bagaimana menjalani kehidupan yang bermoral di masa depannya kelak. Selain itu, bermanfaat juga merangsang kinerja otak dan imajinasi anak untuk lebih berkembang dengan baik.
Bagi Anda, orang tua yang tertarik membaca fabel untuk si kecil, di bawah ini ada beberapa contoh fabel singkat yang memiliki pesan moral di dalamnya.
Berikut ini empat contoh fabel yang singkat dan sarat pesan moral, pastinya cocok untuk diceritakan kepada anak, dikutip dari laman Antotunggal dan Belajargiat, Kamis (5/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kelinci dan Siput
Pada zaman dahulu hiduplah dua binatang di hutan yang luas. Binatang itu ialah kelinci dan siput. Kelinci memiliki sifat sangat sombong dan pemarah. Bahkan, sang kelinci sering meremehkan hewan-hewan lainnya.
Ketika ia berjalan jalan di sekitar hutan, kelinci itu bertemu sang siput yang berjalan dengan lambatnya. Kelinci pun berkata, "Siput, apa yang kamu lakukan di sini?" Siput menjawab, "Aku sedang mencari penghidupan".
Kelinci tersebut malah marah karena ia berpikir sang siput hanya berlagak mencari penghidupan. Si siput berusaha menjelaskan maksud jawabannya tadi, tapi kelinci tetap saja marah bahkan ia mengancam akan menginjak tubuh siput.
Akhirnya siput menantang adu kecepatan dengan kelinci. Mendengar tantangan tersebut sang kelinci marah besar. Ia menerima tawaran siput dan berkata dengan keras agar hewan-hewan lain menjadi saksi perlombaan lari antara kelinci dengan siput.
Hari perlombaan tiba, kelinci dan siput pun berlomba lari untuk sampai ke finis. Namun, sebelumnya si siput memiliki akal untuk meminta siput-siput lainnya berada di titik titik jalur lomba lari sampai ke finis.
Hal ini dikarenakan cangkang semua siput memiiliki kesamaan, dengan begitu hewan-hewan lain tidak akan curiga. Kelinci pun melompat dan berlari meninggalkan siput di jalur start.
Akhirnya rencana siput berjalan lancar dan akhirnya siput tadi menjadi pemenang, walau sebenarnya yang memasuki finis ialah temannya. Dengan kemenangan siput membuat kelinci menjadi tidak sombong dan tidak pemarah lagi.
Pesan moral: Jangan suka meremehkan orang lain dengan kesombongan kita. Kesombongan tersebut akan membuat kita rugi dan menyesal di kemudian hari.
Advertisement
Burung Gagak
Siang itu, ada seorang penggembala yang sedang membiarkan domba-dombanya memakan rumput di lapangan. Karena letih, ia pun bersandar di bawah pohon hingga tertidur.
Tak lama kemudian datanglah seekor elang besar dan membawa terbang seekor domba yang tengah makan. Dari kejauhan, tampak seekor burung gagak yang sedang mengamati si elang.
"Aku pasti juga bisa seperti elang itu."
Akhirnya ia menghampiri domba dan berdiri di atas domba untuk mengangkatnya seperti yang dilakukan elang. Namun, ternyata ia tidak mampu melakukannya.
Domba hanya tertawa dan mengejek si gagak yang tidak setara dengan si elang.
Mendengar ada kegaduhan, pengembara terbangun dan mengetahui bahwa dombanya telah hilang dan ia tahu itu pasti ulah si elang. Lalu, ia melihat ada seekor gagak yang sedang terjebak di bulu domba.
"Kau juga mau ikut-ikutan seperti elang? Sangat penuh halusinasi." Akhirnya pengembara membawa si gagak ke rumah dan memberikannya kepada anaknya.
Pemburu mengatakan bahwa gagak itu telah berusaha menyamai elang yang tidak setara dengannya.
Sejak saat itu, si gagak pun tinggal di sangkar burung pengembara.
Pesan moral: Bermimpilah setinggi langit, tetapi jangan sampai keluar dari jati dirimu sendiri.
Gajah, Kerbau dan Harimau
Suatu hari ada seekor kerbau mencari gajah di dalam hutan. Kerbau tersebut mencari gajah untuk menemaninya mencari makanan di hutan. Setelah lama mencari, akhirnya kerbau melihat gajah yang sedang berjalan.
Gajah tersebut mau menemani kerbau untuk mencari makanan, tetapi sebelum bertemu gajah, sang kerbau menemui harimau terlebih dahulu.
Sang kerbau juga meminta harimau untuk menemaninya mencari makanan di hutan, dan harimau menerima ajakannya. Setelah kerbau mengumpulkan gajah dan harimau, kemudian mereka berusaha melakukan perburuan makanan bersama. Mereka berusaha menangkap hewan-hewan lain dan merebut makanannya. Ketiga hewan itu bekerja sama untuk memburu makanan di hutan.
Hewan-hewan tersebut mulai pagi sampai sore mencari makanan. Mereka berhasil menangkap hewan lain dan merebut makanannya. Berbagai jenis makanan dikumpulkan, mulai buah buahan sampai hewan hidup.
Harimau menunjuk kerbau untuk membagi makanannya. Kerbau tersebut menghitung banyaknya makanan dan membagi tiga dengan adil.
Sang harimau merasa tidak adil dan marah, akhirnya ia menerkam kerbau dan tumpukan makanannya menjadi bertambah. Setelah itu harimau menunjuk gajah untuk membagi makanannya.
Akhirnya karena harimau merasa masih kurang akhirnya ia juga menerkam gajah. Harimau tersebut serakah karena merasa kekurangan makanan dan menerkam kedua temannya tadi.
Pesan moral: Jangan memiliki sifat serakah dan kurang agar tidak dijauhi oleh orang lain karena pada suatu hari kita akan membutuhkan bantuan orang lain juga. Namun, pada akhirnya orang lain tidak mau untuk membantu kita.
Advertisement
Iri Hati sang Merpati
Pada suatu hari, ada seekor merpati yang merasa iri hati dengan tekukur. Merpati merasa jatah makanannya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan tekukur. Sang merpati menganggap bahwa sang pemiliknya sudah tak menyayanginya lagi.
"Pemilikku ternyata lebih sayang dengan tekukur dibandingkan aku," gumam merpati sambil memperhatikan pemiliknya yang sedang memberikan makanan kepada tekukur. Merpati merasa sedih karena merasa sudah tidak disayang oleh pemiliknya tersebut.
Bahkan ia memiliki keinginan untuk kabur dari sangkar, tapi ia tak ingin melakukannya. Besok lusa ia akan melakukan perlombaan balap merpati dan ia bertekad untuk memenangkan perlombaan tersebut agar dianggap oleh pemiliknya.
Tiba-tiba saat ia sedang merenung, merpati mendengar suara di kebun mentimun yang ada di belakang rumah. Ia melihat seekor kancil yang sedang mengambil buah mentimun dengan gesitnya.
"Kancil..." panggil Merpati.
"Maaf aku lapar, nanti aku akan bawa bijinya sebagai ganti," kata kancil pelan karena sedikit takut.
"Bukan, aku sedang butuh saranmu sekarang," kata merpati.
Kemudian, kancil mendekati sangkar merpati dan mendengarkan kegundahan yang sedang disampaikan oleh merpati. Dengan saksama, kancil berusaha untuk mendengarkan keluh kesah dari merpati.
Setelah bercerita, kancil memberikan saran agar tidak berprasangka buruk kepada pemiliknya. Namun, saran yang diberikan oleh kancil justru ditampik oleh merpati dengan nada yang sombong.
Kancil hanya tersenyum dan mulai meninggalkan sangkar merpati. Merpati pun memiliki rencana untuk bertukar tempat dengan tekukur. Ia ingin makan jagung lebih banyak seperti apa yang dilakukan oleh tekukur.
Awalnya, tekukur tidak bersedia untuk memberikan sangkarnya kepada merpati. Namun, karena merpati terus memaksanya, tekukur akhirnya menuruti permintaan merpati. Dan benar, keesokan harinya saat pemilik sudah memberikan makanan pada masing-masing sangkat merpati mulai melakukan rencananya.
Di sangkar tekukur, merpati lahap karena terlalu banyak makan jagung yang diberikan. Merpati menjadi kekenyangan dan dengan susah payah kembali ke sangkarnya. Tak lama kemudian sang pemilik mengeluarkan merpati dari sangkarnya untuk mengikuti perlombaan.
Karena kekenyangan, merpati tidak bisa terbang cepat sehingga ia kalah. Sang pemilik pun pulang ke rumah dengan keadaan sedih.
Merpati dikembalikan langsung ke dalam sangkarnya. Dan ia pun tampak menyesal tak menuruti saran yang diberikan oleh kancil. Ia menceritakan kekalahannya pada tekukur.
"Merpati tidak sepatutnya kamu iri hati. Pemilik kita sengaja memberikanmu sedikit jagung agar bisa terbang cepat dan menang," ungkap tekukur. Merpati pun malu dan sedih mendengarnya. Ia pun menyesali perbuatan yang ia lakukan tersebut.
Pesan moral: Jangan iri dengan apa yang dimiliki orang lain karena belum tentu kita bisa melakukan yang dilakukan oleh orang lain. Selain itu jangan sombong dan dengarkan saran dari orang di sekitar kita agar tidak menyesal di kemudian hari.
Sumber: Antotunggal, Belajargiat
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.